Connect With Us

Puluhan Hewan Asal Philipina Dimusnahkan

| Selasa, 14 Desember 2010 | 16:29

Pemusnahan. (tangerangnews / rangga)


TANGRANGNEWS-Puluhan jenis media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantinan (OPTK) hasil sitaan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta (SH) dimusnahka pada Selasa (14/12) siang. Pemusnahan dilakukan untuk mengentikan penyebaran penyakit yang berasal dari media tersebut dari luar negeri ke Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta.
 
Jenis media pembawa HPHK tersebut berupa ayam Philipina, malu-malu dan ular pyton yang diawetkan. Selain itu juga makanan olahan berupa daging babi olahan, telur, abon, sosis babi dan produk hewan lainnya. Sedangkan Jenis media pembawa OPTK berupa berbagai bibit tanaman dan benih sayuran seperti pohon jeruk, anggrek, sawi, buncis, padi dan tomat.
 
“Semua ada 32 jenis media yang merupakan hasil sitaan Balai Karantina selama dua bulan terakhir. Nilai keseluruhan barang bukti ini senilai 5.350 USD setara dengan Rp 482 juta,” ungkap Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan balai Besar Karantina Pertanian SH drh. Wawan Sutian.
 
Wawan menjelaskan, selain syarat importas ke wilayah RI tidak memenuhi persyaratan karantina, media seperti tumbuhan dan benih sayuran ini dimusnahkan karena berdasarkan hasil pemeriksaan labolatorium, terbukti terpapar penyakit berupa bakteri pseudomonas syringae yang masuk kategori penyakit golongan A1 berdasarkan PP No 14/2002 tentang Karantina Tumbuhan.
 
“Penyakit tumbuhan ini dapat mengakibatkan kerusakan tanaman pangan hingga merugikan 40 persen produksi sayuran dan buah. Penyakit ini terapat pada pada sawi, jagung dan buncis asal Jepang yang berhasil kita sita. Kalau penyakit ini masuk ke Indonesia, sangat susah untuk dimusnahkan,” ungkapnya.
Selain pemusnahan, Balai Karantina juga turut mengamankan beberapa hewan hidup yang dilindungi, diantaranya 2 Malu-malu dan 8 ular phyton. Lalu beberapa hewan yang diawetkan seperti 2 kucing hutan, 2 kepala rusa, 2 kulit harimau, dan satu tengkorak kepala harimau.
 
Menurut Wawan, hewan-hewantersebut berasal dari Kalimantan dan akan di ekspor ke Malaysia, Singapur, Hongkong dan Arab Saudi. Dikatakannya, untuk Malu-malu di Indonesia di jual dengan harga Rp 400 ribu dnamun jika di luar negeri harganya bisa mencapai Rp 14 Juta.
 
“Penjualan hewa-hewan ini dianggap melanggar UU no 5/1990 tentang Konservasi dan Keaneka Ragaman Hayati dan PP No 7/299 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa,” katanya.(rangga zulainsyah)
 

HIBURAN
5 Alasan Angka Perceraian di Indonesia Makin Tinggi, Sebagian Dipengaruhi Sosmed

5 Alasan Angka Perceraian di Indonesia Makin Tinggi, Sebagian Dipengaruhi Sosmed

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:20

Belakangan ini media sosial ramai diwarnai isu perceraian artis dan influencer. Alasannya beragam, mulai dari dugaan penipuan dan penggelapan uang, perselingkuhan, persoalan ekonomi, hingga konflik keluarga yang tak kunjung selesai.

SPORT
Pengumuman Pelatih Timnas Indonesia Sekaligus U-23, PSSI Kerucutkan Dua Nama

Pengumuman Pelatih Timnas Indonesia Sekaligus U-23, PSSI Kerucutkan Dua Nama

Rabu, 17 Desember 2025 | 13:35

Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sumardjibmemastikan pengumuman pelatih Timnas Indonesia akan dilakukan bersamaan dengan pelatih Timnas Indonesia U-23.

TOKOH
Innalillahi, Epy Kusnandar ”Kang Mus” Meninggal Dunia

Innalillahi, Epy Kusnandar ”Kang Mus” Meninggal Dunia

Rabu, 3 Desember 2025 | 18:21

Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Aktor senior Epy Kusnandar meninggal dunia pada Rabu, 3 Desember 2025.Informasi tersebut pertama kali dibagikan melalui unggahan akun Instagram istrinya, Karina Ranau.

MANCANEGARA
Zohran Mamdani Diproyeksikan Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York 

Zohran Mamdani Diproyeksikan Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York 

Rabu, 5 November 2025 | 12:34

Nama Zohran Mamdani menjadi sorotan dunia usai hasil proyeksi pemilu menunjukkan dirinya unggul jauh dalam pemilihan Wali Kota New York.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill