Connect With Us

Petugas Bea Cukai Bandara Soetta Pukul Pengacara

| Rabu, 28 Maret 2012 | 18:19

Penumpang Bandara Soekarno-Hatta. (tangerangnews / dira)


TANGERANG
-Petugas Bea Cukai Bandara Soekarno - Hatta, Darmadi, memukul seorang pengacara, Ramdan Alamsyah, Selasa (27/3) malam. Akibat pemukulan itu, Ramdan mengalami luka memar di bagian pelipis kiri.

Menurut Ramdan Alamsyah, yang dihubungi kejadian bermula saat dirinya baru saja tiba di Terminal 2E Bandara Soekarno - Hatta, Selasa (27/3), sekitar pukul 18.20 WIB, setelah terbang dari Singapura.

Setibanya di bandara, Ramdan dan istrinya lalu mengambil koper dan segera antri di pintu keluar. Tiba giliran Ramdan istrinya, untuk melalui pintu X ray. Setelah melalui pintu X ray, petugas Bea Cukai Bandara Soekarno - Hatta, yang kala itu dijaga Darmadi, meminta Ramdan, untuk mengulangi pemeriksaan kopernya melalui pintu X ray.

"Dua kali melalui pintu X ray, koper saya lolos. Tapi kemudian petugas Bea Cukai itu minta saya agar membuka koper. Saya tidak mau karena semua orang di depan saya juga tidak diperiksa dengan membuka koper," ucap Ramdan.

Tapi Darmadi, dengan tegas menyatakan bahwa itu adalah kewenangan dan tugasnya memeriksa setiap koper yang melalui pintu X ray. Akhirnya Ramdan mengalah, dan menuruti permintaan Darmadi.

"Koper saya buka, lalu petugas itu memeriksa isi tas saya, hingga akhirnya dia menemukan kantong plastik yang berisi sepatu dan sandal saya," ucap Ramdan.

Setelah kantong plastik dibuka, dan dijumpai sepatu dan sandal, Darmadi justru memerintahkan Ramdan lagi untuk melalui pintu X ray hingga dua kali. "Saya protes, ada apa dia mencurigai saya seperti itu. Kami berdebat panjang, hingga akhirnya dia memukul pelipis kiri saya, yang mengakibatkan luka memar dan bengkak dengan ukuran 2 X 8 cm," ucapnya.

Selanjutnya kata Ramdan dirinya langsung lapor ke Polres Bandara Soekarno - Hatta sekitar pukul 22.00. "Saya diminta untuk visum dahulu di RSU Tangerang, sekitar pukul 23.00," ujarnya.

Sebelum melapor ke Polres Bandara Soekarno - Hatta, pihak Bea Cukai sempat minta berdamai. "Saya tidak mau, mereka minta saya agar tidak lapor ke polisi. Saya ingin pelaku ditindak secara hukum, jangan bersikap arogan begitu dong," ucapnya.

Menurut Ramdan, kopernya diperiksa dengan teliti, karena oleh petugas Bea Cukai telah ditandai dengan kapur. Hal itulah yang membuat Darmadi melakukan pemeriksaan detil. "Kata Darmadi, koper itu sudah ditandai kapur, yang ditengarai berisi barang mencurigakan. Jadi dia berhak melakukan pemeriksaan," ucapnya.

Sementara itu, menurut Iptu Agustri, Kasubag Humas Polres Bandara Soekarno - Hatta, setelah Ramdan Alamsyah melapor ke polres, selang beberapa saat, Darmadi juga melakukan pelaporan. "Dua belah pihak saling lapor. Kalau Ramdan lapor karena tindak pemukulan yang dilakukan Darmadi, sedangkan Darmadi lapor atas perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan Ramdan," ucapnya.

Menurut Agustri, kepolisian akan memproses kasus hukum tersebut. "Kami tidak melihat siapa yang berbuat. Yang kami proses adalah perbuatan hukum itu. Siapa yang salah, nanti akan ketahuan," ucapnya.

Kapan akan dipanggil kedua belah pihak, kata Agustri, dalamn waktu dekat ini akan diperiksa. "Jadi tunggu saja. Kami sedang siapkan waktunya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Penyidikan dan Penindakan  Bea Cukai Bandara Soekarno - Hatta, Gatot Sugeng Wibowo mengatakan,

Petugas Bea dan Cukai mencurigai ada image yang aneh dalam koper.  Sesuai dengan prosedur petugas meminta yang bersangkutan untuk membuka koper tersebut guna dilakukan pemeriksaan fisik atas barang yang dicurigai.

" Permintaan Petugas Bea dan Cukai tersebut tidak dilaksanakan oleh penumpang tersebut, sebaliknya malah yang bersangkutan marah dan meludahi petugas. Petugas kami lalu memukul, dibalas lagi oleh dia (Ramdan) memukul petugas kami," ujarnya. (DRA)

OPINI
Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Selasa, 16 September 2025 | 15:19

Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.

TOKOH
Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Senin, 8 September 2025 | 08:52

Kabar duka datang dari keluarga besar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten. Ketua Umum KONI Banten, Edi Ariadi, yang juga mantan Wali Kota Cilegon periode 2016-2021, meninggal dunia pada Senin, 8 September 2025, pagi.

MANCANEGARA
142 Negara Dukung Deklarasi New York, Dorong Solusi Konflik Israel-Palestina

142 Negara Dukung Deklarasi New York, Dorong Solusi Konflik Israel-Palestina

Senin, 15 September 2025 | 12:47

Sebanyak 142 negara mendukung resolusi yang dikenal sebagai Deklarasi New York, yang digelar oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi resolusi terkait konflik Israel-Palestina dalam sidang di Markas Besar PBB,

NASIONAL
Tak Cukup dengan Iklan, Inilah Jurus Media Lokal Bertahan di Era Disrupsi Digital

Tak Cukup dengan Iklan, Inilah Jurus Media Lokal Bertahan di Era Disrupsi Digital

Sabtu, 13 September 2025 | 09:52

Industri media tengah berada pada persimpangan jalan. Ketergantungan pada iklan sebagai sumber utama pendapatan tidak lagi mencukupi untuk menopang biaya produksi jurnalistik.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill