Connect With Us

Kondisi Migas Kritis, Pemerintah Di Desak Reformasi Perizinan

Yudi Adiyatna | Sabtu, 3 November 2018 | 12:58

Pospera Banten menggelar seminar migas nasional dengan tema 'Dampak Percepatan Perizinan Hulu Migas Bagi Peningkatan Investasi Migas' di Resto Saung Serpong BSD, Tangsel, Jumat,(2/11/2018). (TangerangNews.com/2018 / Yudi Adiyatna)

 

TANGERANGNEWS.com-Era tahun 80an, Indonesia terkenal sebagai salah satu negera pengekspor minyak bumi dan tergabung dalam keanggotaan OPEC.

Namun, seiring berjalannya waktu kebutuhan minyak dan gas di Indonesia semakin meningkat. Sehingga tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan total produksi yang dihasilkan tidaklah seimbang.

Akibat kebutuhan yang tinggi akan minyak itulah yang menyebabkan pemerintah terpaksa harus mengimpor minyak dari luar negeri sehingga berdampak terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah.

“Ada caranya, yakni dengan mencari sumber minyak baru. Di Indonesia ditemukan ladang baru, yakni di Banten. Kalau itu bisa segera dieksplorasi, kemungkinan Indonesia menambah cadangan minyaknya akan terwujud,” jelas Akhmad Yuslizar, Ketua Pospera Banten saat seminar migas nasional dengan tema 'Dampak Percepatan Perizinan Hulu Migas Bagi Peningkatan Investasi Migas' di Resto Saung Serpong BSD, Tangsel, Jumat, (2/11/2018).

Akhmad menyebut pengadaan sumber ladang minyak baru di Indonesia, seringkali terganjal masalah perizinan. Pemerintah harus bisa memangkas proses perizinan eksplorasi migas. Dengan harapan membuat investor migas mau berinvestasi di Indonesia. 

Pihaknya bekerja keras agar target investasi migas bisa tercapai. Sehingga nantinya akan ada temuan-temuan migas di tanah air yang membantu cadangan migas.

“Kondisi migas kita kritis, hanya saja kita meyakini dengan regulasi dan peraturan perijinan yang membaik maka akan berdampak bagi temuan migas baru,” ucapnya.

Sementara itu, Mashuri, pengamat Forum Kajian Energi menambahkan, keputusan pemerintah Jokowi untuk memangkas perizinan adalah kebijakan yang luar biasa. Karena itu, kata dia marilah untuk efesiensi dan efektif dalam menggunakan migas. Masyarakat juga harus sadar dan jangan sampai gagal paham tentang kondisi migas terkini.

“Kita bukan lagi penghasil migas. Kita sudah impor dan cadangan kita hanya 3.3 miliar barel,  itu akan habis dalam 10 tahun mendatang,” pungkasnya.(RAZ/HRU)

MANCANEGARA
 Banjir Tangerang Masuk Berita Malaysia, Netizen: Go Internasional

Banjir Tangerang Masuk Berita Malaysia, Netizen: Go Internasional

Senin, 7 Juli 2025 | 22:19

Hujan yang mengguyur wilayah Kota Tangerang dan sekitarnya menyebabkan banjir di sejumlah titik, sejak Minggu 6 Juni 2025, malam. Bahkan peristiwa ini menjadi pemberitaan di media Malaysia.

TANGSEL
Pembangunan Gedung Serba Guna di Serpong Berlanjut Meski Sudah Disegel, Ini Penjelasan Satpol PP Tangsel

Pembangunan Gedung Serba Guna di Serpong Berlanjut Meski Sudah Disegel, Ini Penjelasan Satpol PP Tangsel

Jumat, 1 Agustus 2025 | 13:37

Satpol PP Kota Tangerang Selatan membantah adanya pembiaran pada proyek pembangunan Gedung Serba Guna (GSG) milik Yayasan Shekinah Glory di kawasan BSD Sektor 12-1, yang terus berjalan meski telah disegel, 01 Agustus 2025.

TOKOH
Dari Manajer Artis ke Pebisnis Kopi, Kiprah Firmansyah di Balik Kopi Tanggar

Dari Manajer Artis ke Pebisnis Kopi, Kiprah Firmansyah di Balik Kopi Tanggar

Selasa, 17 Juni 2025 | 12:05

Berbekal pengalaman panjang di industri hiburan sebagai manajer artis, Firmansyah kini menapaki dunia bisnis dengan membawa cita rasa kampung halamannya ke Kota Tangerang.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill