Hari Perhubungan Nasional, Naik Bus Tayo dan Si Benteng di Tangerang Gratis
Selasa, 16 September 2025 | 18:36
Ada kabar gembira untuk seluruh masyarakat, dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harbunas).
TANGERANGNEWS.com-Sebanyak 112 anak dikhitan masal di Aula Kecamatan Kronjo, Jumat (11/9/2015). Khitanan masal ini diselenggarakan oleh Muspika Kecamatan Kronjo bersama PT Mitra Bisnis Keluarga Venetura salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha simpan pinjam.
Kegiatan Khitan massal ini di ikuti oleh 122 anak dari seluruh Desa yang ada di Kecamatan Kronjo, Mekar Baru dan Kecamatan Gunung Kaler. Peserta tidak dibatasi, karena tingginya animo masyarakat sehingga petugas kedokteran dari puskesmas Kronjo terlihat kewalahan.
Salah satu peserta khitan Muhamad (10) didampingi kakeknya Hasanudin (45) mengaku senang karena sudah dikhitan. "Besok nggak mau lagi dikhitan," ujar Muhamad.
Muhamad adalah salah satu peserta khitan yang menangis pada saat dikhitan. Sang ayah pun, Hasanudin mengaku merasa senang dapat mengikutsertakan anaknya. Ia menilai kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dan diminati oleh masyarakat.
Kapolsek Kronjo AKP Bambang Hermanto berharap agar Baksos Khitanan Massal yang digelar hari ini bisa bermanfaat bagi warga Kronjo. Terlebih kegiatan ini tidak dipungut biaya alias gratis.
"Semoga sinergitas antara Muspika Kecamatan dengan warga terus terjaga, melalui momen sunatan masaal ini," katanya. (RAZ)
Ada kabar gembira untuk seluruh masyarakat, dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harbunas).
Di tengah perjuangan untuk pulih dari trauma, para korban tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) di Kabupaten Tangerang sering kali menghadapi tantangan berat lainnya yakni pengucilan dan perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar
Kabar duka datang dari keluarga besar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten. Ketua Umum KONI Banten, Edi Ariadi, yang juga mantan Wali Kota Cilegon periode 2016-2021, meninggal dunia pada Senin, 8 September 2025, pagi.
Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.