TANGERANGNEWS.com-Warga Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, mengaku terganggu oleh bau tajam yang diduga berasal dari asap pembakaran biji plastik milik PT Tiraplas Inti Kreasi.
Asap tersebut dinilai mengganggu kenyamanan dan dikhawatirkan berdampak buruk pada kesehatan warga sekitar.
Warga melaporkan bahwa bau menyengat dari pabrik tersebut membuat beberapa orang mengalami sesak napas.
Bahkan, ada bayi yang dikabarkan harus menjalani perawatan di rumah sakit setelah diduga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat paparan asap pabrik.
“Bau asapnya menyengat sekali, terutama saat malam. Anak saya sampai batuk dan sesak napas karena menghirup bau kuat dari pabrik itu,” tutur seorang warga yang namanya enggan disebutkan.
Hasil pantauan di lokasi menunjukkan, pabrik dengan pintu gerbang besi berwarna biru tersebut terletak di pinggir Jalan KH. Moch Ahyar, Desa Sodong.
Letaknya berdekatan dengan tempat ibadah Vihara serta dapur umum program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain itu, di area pabrik tidak tampak adanya papan nama perusahaan. Bangunan pabrik yang berdinding seng sederhana tersebut juga tidak memiliki cerobong asap, sehingga asap hasil pembakaran biji plastik langsung menyebar ke permukiman warga di sekitarnya.
Nendi, Sekretaris Desa Sodong mengatakan bahwa pihak desa telah melakukan inspeksi mendadak ke pabrik tersebut sekitar dua minggu lalu, usai menerima aduan dari masyarakat.
"Sudah kami sidak sekitar dua minggu lalu, kami datangi setelah ada keluhan dari warga karena yang terdampak ini kan warga kami," imbuhnya.
Nendi menuturkan, pihak desa telah meminta perusahaan tersebut untuk memperlihatkan dokumen izin operasional, namun sampai saat ini belum mendapatkan tanggapan.
"Pihak perusahaan memang mengatakan akan membuat cerobong asap dan akan menunjukan izinnya, tapi sampai sekarang belum ada," tuturnya.
Ketika dikonfirmasi ke pihak pabrik, Lius selaku kepala produksi menjelaskan pabrik tersebut telah beroperasi selama kurang lebih satu tahun dan mempekerjakan sekitar 20 orang karyawan.
“Kami memproduksi plastik untuk komponen pemberat kipas angin. Prosesnya memang melibatkan pemanasan dan peleburan biji plastik,” jelasnya.
Menanggapi keluhan warga terkait asap yang mengganggu, Lius mengaku tidak mengetahui hal tersebut dan menyebut bahwa urusan perizinan merupakan tanggung jawab pihak manajemen di atasnya.
"Soal izin juga itu bos saya yang tahu, saya cuma pekerja dan sekarang bos saya sedang tidak ada di tempat. Jika ingin bertemu, silakan bersurat dulu," ucapnya.