TANGERANGNEWS.com-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan mengenai perubahan pola iklim yang signifikan.
Ketua Tim Kerja Meteorologi dan Klimatologi BMKG Wilayah II Ana Oktavia Sejawati menjelaskan bahwa pola iklim tahun ini berbeda drastis.
"Musim kemarau 2025 berlangsung singkat, dan hujan sudah mulai datang lebih awal, khususnya di wilayah selatan Kabupaten Tangerang," katanya saat Rapat Koordinasi Darurat (Rakor) bersama seluruh Forkopimda dan instansi terkait, Selasa 18 November 2025.
Ia menegaskan bahwa periode fase peralihan seperti saat ini justru menjadi masa paling rawan.
Potensi cuaca ekstrem, mulai dari hujan intensitas tinggi, angin kencang, hingga genangan, lebih mungkin terjadi sebelum musim hujan penuh berlangsung.
"Kami memproyeksikan puncak musim hujan akan terjadi pada Februari 2026, dengan kemungkinan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, khususnya di wilayah rawan bencana," jelasnya.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau Pemkab Tangerang untuk menjadikan informasi prakiraan cuaca ini sebagai dasar utama dalam penyusunan kebijakan dan langkah-langkah mitigasi bencana.
19 Kecamatan Rawan Banjir dan Longsor
Menanggapi prediksi BMKG, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid meminta seluruh perangkat daerah untuk meningkatkan kesiagaan.
Tercatat, sebanyak 19 kecamatan di Kabupaten Tangerang masuk kategori rawan banjir saat hujan lebat berdurasi panjang.
"Semua wilayah harus siap. Para camat dan OPD terkait sudah kami minta meningkatkan kesiagaan," tegasnya.
Sebagai langkah preventif di tingkat komunitas, Bupati meminta para camat untuk menggerakkan kerja bakti rutin setiap hari Jumat guna membersihkan saluran air.
"Selain banjir, Pemkab Tangerang juga melakukan pemetaan titik rawan longsor dan bencana hidrometeorologi lainnya," tutupnya.