Connect With Us

TKI Asal Kresek Meninggal di Qatar

Rangga Agung Zuliansyah | Rabu, 27 Juni 2012 | 17:19

Keluarga Tarlem. (tangerangnews / rangga)


TANGERANGNEWS.com-Muhammad Syaifuddin ,56, TKI asal Kampung Sukasari, RT 02/02, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, meninggal di Qatar, pada 15 Mei lalu. Namun kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Qatar baru mengabarkan keluarga Syaifudin, Selasa (26/6) .
 
KBRI juga enggan memulangkan jenazah Syaifuddin dengan alasan belum ada konfirmasi dari Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkan Syaifuddin ke Qatar.
“KBRI mengabari berita duka ini siang tadi. Kami heran kenapa baru dikabari, padahal beliau meninggal sejak bulan lalu,” kata putera Syaifuddin, Yasser Arafat ,23, Rabu (27/06).

Yasser juga heran dengan keengganan KBRI untuk memulangkan jenazah ayahnya, yang telah bekerja di Qatar sejak 1 Januari 2012 lalu. “KBRI bilang mau menguburkan ayah kami di sana. Kami tentu menolak. Keluarga meminta agar jenazah beliau dipulangkan, biar kami urus di sini,” ujarnya.

KBRI, kata Yasser juga terkesan menutup-nutupi penyebab meninggalnya Syaifuddin. Ia curiga, Syaifuddin meninggal akibat dianiaya. Sebab menurut kabar para mantan TKI di Kresek, para majikan di Qatar cenderung kejam terhadap pekerjanya.
 
“Saat ditanya soal penyebab meninggalnya ayah kami, KBRI bilang beliau meninggal karena kecelakaan, tapi kemudian juga bilang meninggal akibat penyakit jantung. Padahal ayah kami tak punya riwayat penyakit jantung,” papar Yasser.
 
Sebelum bekerja sebagai supir pribadi di Qatar, Syaifuddin pernah menjadi TKI di Riyadh selama hampir sepuluh tahun. Dan sejak awal tahun lalu, Syaifuddin kembali mengadu nasib sebagai TKI dengan biaya pengurusan di PJTKI sebesar Rp20 Juta.
 
“Biasanya, sebulan sekali ayah kasih kabar. Tapi sejak Mei lalu, tak ada kabar dari beliau. Dihubungi via ponselnya pun tak pernah aktif. Sejak awal Mei juga kiriman dari Ayah mandeg,” ujar Yasser.
 
Ia berharap, KBRI dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNPTKI) bertanggung jawab dan mengusut penyebab kematian Syaifuddin.
 
Kepala BNP2TKI Serang Sumardik saat dihubungi via ponselnya mengaku baru mengetahui kabar duka tersebut, dan berjanji akan mengusut kasus tersebut. “Ini kasus yang ke sekian di Banten. Dalam tiga bulan ini saja sudah ada tiga orang TKI meninggal. Kami akan usut ini. Hak-haknya sebagai pekerja, seperti asuransi dan sebagainya juga harus diperoleh keluarga,” tandas Sumardik. (YAN)
AYO! TANGERANG CERDAS
15 Siswa Siswi Kota Tangerang Dikirim ke Sekolah Rakyat

15 Siswa Siswi Kota Tangerang Dikirim ke Sekolah Rakyat

Senin, 7 Juli 2025 | 16:23

Program Sekolah Rakyat (SR) yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia (RI) mulai berjalan dan akan dimanfaatkan di berbagai wilayah, termasuk Kota Tangerang.

OPINI
Semester Delapan Ujian Terberat Mahasiswa Bernama “Skripsi”

Semester Delapan Ujian Terberat Mahasiswa Bernama “Skripsi”

Kamis, 10 Juli 2025 | 12:57

Semester delapan dalam jenjang pendidikan tinggi tidak sekadar menjadi fase penutup dari sebuah perjalanan akademik. Ia adalah titik kulminasi dari seluruh proses pembelajaran yang telah dilalui mahasiswa selama bertahun-tahun

WISATA
Liburan Sekolah, Ini Rekomendasi Tempat Wisata Super Murah di Tangerang dan Tangsel

Liburan Sekolah, Ini Rekomendasi Tempat Wisata Super Murah di Tangerang dan Tangsel

Minggu, 6 Juli 2025 | 14:51

Bingung memilih tempat jalan-jalan bersama sama keluarga saat momen liburan sekolah? Kota Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel) menyimpan banyak destinasi wisata menarik tanpa perlu merogoh kocek mahal.

KOTA TANGERANG
5 Orang Luka Bakar Akibat Truk Tangki BBM Terbakar di Pinang Tangerang

5 Orang Luka Bakar Akibat Truk Tangki BBM Terbakar di Pinang Tangerang

Sabtu, 12 Juli 2025 | 12:41

Satu unit gudang yang diduga menjadi tempat penyimpanan sementara bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ilegal di Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, terbakar.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill