TANGERANG-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang akan menarik Tenaga Kerja Sukarela (TKS) disetiap kelurahan untuk menjadi tenaga non paramedis di RSUD Kota Tangerang. Hal itu dinilai sebagai solusi terkait kurangnya sumber daya alam (SDM) yang berakibat keterbatasan tempat tidur rawat inap di RSUD.
"SDM harusnya bisa mencukupi untuk mengelola, tapi ternyata tidak. Jadi saya sudah minta kepada BKPP (Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan) untuk menambah tenaga yang kurang dari pegawai TKS di kelurahan," ujar Wali Kota Tangerang Arief R Wismasnyah, Kamis (27/3).
Menurut Arief, ada banyak TKS disetiap kelurahan sehingga dipilih tenaga mereka agar kinerja RSUD bisa optimal. "Di Kelurahan ada sekitar 12 sampai 17 TKS, itu mau dikemanain? lebih baik ditempatkan di RSUD," paparnya.
Selain itu, dia juga sudah meminta kepada Dirut RSUD agar mengoptimalisasi tenaga pegawai dan kamar yang ada, seperti mengumpulkan pasien dalam satu lantai.
"Kemarin kan lantainya dipisah-pisah. Ada yang satu lantai cuma dua kamar. Jadi kita minta agar ada optimalisasi dan utilisasi pegawai," kata Arief.
Untuk diketahui, RSUD Kota Tangerang membatasi tempat tidur untuk rawat inap dari 300 unit menjadi 60 unit. Pasalnya, SDM RSUD terutama pegawai non paramedis belum lengkap. Sehingga perawat yang ada terpaksa diberdayakan untuk menjalani tugas non paramedis seperti kasir dan adminitrasi.
Hal itu pun menyebabkan seorang pasien suspect DBD, Olman Simanjuntak, 32, warga Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, terlantar selama delapan jam.
Dia tidak mendapatkan pelayanan maksimal di RSUD Kota Tangerang dan dibiarkan begitu saja tanpa mendapat kamar. Bahkan setelah delapan jam menunggu, dia dirujuk ke rumah sakit lain karena kamar penuh.