Connect With Us

Pengamen di Tangerang, Sudah Dibina Turun Lagi ke Jalanan

Achmad Irfan Fauzi | Kamis, 29 November 2018 | 19:33

Pengamen wanita saat bernyanyi dengan gitar ukulele di hadapan para pengendara yang sedang menunggu lampu merah di Jalan Veteran, Kota Tangerang. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )

 

TANGERANGNEWS.com-Pengamen dan anak jalanan (anjal) menjadi salah satu masalah perkotaan yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemkot Tangerang. Problem sosial yang dipicu oleh faktor ekonomi itu mesti segera didapatkan solusinya.

Pemkot Tangerang melalui Dinas Sosial pun telah berupaya memberikan pembinaan dengan memberikan pelatihan keterampilan agar para pengamen dan anjal tersebut tidak kembali turun ke jalan.

Namun, meski telah mendapatkan pembinaan, ternyata para pengamen itu masih tetap mengais rejeki di jalanan, sehingga upaya Pemkot Tangerang belum membuahkan hasil.

Menurut Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Tangerang Gufron Falfeli, yang menyebabkan pengamen kembali turun ke jalan adalah karena tidak diterima oleh masyarakat.

"Sudah sering beberapa kali kita amankan. Diserahkan ke Dinsos. Tapi mereka turun lagi ke jalanan. Masyarakat tidak menerimanya," ujarnya, Kamis (29/11/2018).

Selain keberadaannya tidak diterima masyarakat, penghasilan para pengamen di jalanan cukup menggiurkan. Karena dari profesi mengamen, mereka bisa mengantongi penghasilan hingga Rp150 ribu perhari.

"Dari pengakuan mereka, sehari dapat Rp150 ribu. Jadi mereka lebih memilih mengamen daripada melakukan pekerjaan lain," tambah Gufron.

Sejumlah titik di Kota Tangerang seperti lampu merah Tugu Adipura, PLN dan lampu merah Tanah Tinggi jadi tempat mata pencaharian mereka. Dengan peralatan sederhana seperti ukulele, mereka mengais rejeki dari pengendara atau pun penumpang angkutan kota yang melintas.

Saputra Rully, warga Komplek Kehakiman Kota Tangerang mengeluhkan keberadaan mereka. Karena menurutnya, selain tidak sedap dipandang mata, eksistensi anjal juga dianggapnya mengganggu kegiatan masyarakat. 

"Pada maksa-maksa (minta uang). Masa kalau tidak dikasih mintanya rokok. Apa bedanya dengan pemalak?," keluhnya.

Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Masyati sempat mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang membuat pengamen maupun anak jalanan merasa senang berada di Kota Tangerang adalah karena masyarakat selalu mengasihinya.

Padahal, billboard terkait Peraturan Daerah Kota Tangerang No 5/2012 tentang pembinaan anjal, gelandang, pengemis dan pengamen telah terpampang jelas di kawasan yang marak digunakan untuk aktivitas para pengamen.

Bunyi salah satunya Perda tersebut bahwa masyarakat dilarang memberi uang dan barang kepada anjal dan sekelompoknya.

"Yang paling utama masyarakat Kota Tangerang masih belum sadar untuk tidak memberikan kepada pengamen, pengemis yang ada di jalanan sedangkan Perdanya sudah ada," katanya.(RMI/HRU)

OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

TOKOH
Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Senin, 8 September 2025 | 08:52

Kabar duka datang dari keluarga besar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten. Ketua Umum KONI Banten, Edi Ariadi, yang juga mantan Wali Kota Cilegon periode 2016-2021, meninggal dunia pada Senin, 8 September 2025, pagi.

TEKNO
Panduan Lengkap Cara Membaca Candlestick untuk Trader Futures

Panduan Lengkap Cara Membaca Candlestick untuk Trader Futures

Senin, 27 Oktober 2025 | 19:00

Memahami cara membaca candlestick adalah keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap trader, terutama mereka yang terjun ke dalam dunia trading futures.

BISNIS
Jangan Lewatkan Festival Gawai Dayak 2025 di Hampton Square, Ada Tari, Kuliner, dan Pawai Budaya

Jangan Lewatkan Festival Gawai Dayak 2025 di Hampton Square, Ada Tari, Kuliner, dan Pawai Budaya

Minggu, 2 November 2025 | 16:29

Suasana Borneo kini hadir di Gading Serpong. Festival Budaya Gawai Forum Dayak Kalimantan Barat Jakarta (FDKJ) 2025 resmi digelar di Hampton Square Paramount Gading Serpong mulai 31 Oktober hingga 9 November 2025.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill