Connect With Us

Peminat Trompet Menurun, Pedagang di Tangerang Jual Stok Lama

Achmad Irfan Fauzi | Senin, 31 Desember 2018 | 19:00

Seno, 53, salah satu pedagang trompet di samping Stasiun Tangerang. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)

TANGERANGNEWS.com-Pergantian tahun baru 2018 ke 2019 tinggal menghitung jam. Masyarakat biasanya memeriahkan detik-detik pergantian tahun dengan meniup trompet bersama-sama, juga menyalakan kembang api.

Pada saat menjelang pergantian tahun pula, biasanya pedagang trompet terlihat marak di kawasan Kota Tangerang. Namun saat menjelang pergantian tahun ke 2019 ini, pedagang musiman itu semakin  sedikit.

Berdasarkan pantauan TangerangNews di kawasan Pasar Anyar dan Pasar Lama pada Senin (31/12/2018), pedagang trompet bisa dihitung jari.

Menurut Seno, 53, salah satu pedagang trompet di samping Stasiun Tangerang, peminat mainan yang dibuat dengan kardus dan cara memainkannya dengan ditiup ini sangat minim.

Semakin tahun, malahan semakin sepi. Omzet penjualan pun semakin turun drastis, tak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Sekarang mah sudah sepi, semakin ke sini malah sepi. Lihat saja jarang kan yang jualan, di sini saja cuma saya doang," ungkap warga Buaran Indah ini.

Bahkan saking sepinya, pria yang telah berjualan trompet selama 25 tahun ini mengaku barang dagangan yang dijajakannya merupakan stok lama atau stok tahun lalu yang masih tersisa.

"Kalau pun ada yang jualan kayak saya gini jualnya pakai stok kemarin yang enggak laku, cuma diganti tiupannya saja," kata pria yang kesehariannya berjualan mainan bila tidak sedang momen tahun baru.

Seno mengatakan, minimnya pembeli trompet ini berlangsung paska bencana alam tsunami Aceh pada tahun 2004 lalu. Kendati begitu, terasanya sejak dua tahun terakhir. Alasan dirinya tetap bertahan berjualan trompet, karena faktor ekonomi.

"Pas dua tahun ke belakang sudah kerasa tuh sepi. Sejak ini juga omzet terus turun. Siang tadi saja sepi dan sekarang jualan cuma buat makan saja," ucap pria kelahiran Wonogiri ini.

Menurutnya pula, sepinya peminat lantaran bermain trompet merupakan aktivitas yang terkesan hura-hura. Apalagi, imbauan untuk tidak hura-hura juga telah disampaikan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah lewat surat edaran dengan nomor 149/5731 - Kesra/2018.

"Saya denger-denger kan ada imbauan pemerintah biar pada enggak hura-hura, ini ada efeknya. Kalau larangan mah tidak ada," tuturnya.

Selain itu, Seno juga mengaku trompet tidak menular penyakit apabila ditiup secara bergantian baik oleh orang dewasa maupun anak-anak. "Enggak, ini mah enggak nular, aman," ucapnya.

Pada momen pergantian tahun 2018 ke 2019 ini, Seno menaruh harapan agar malam ini tidak turun hujan sehingga barang dagangannya bisa laris manis.

Trompet yang diobral Seno terdapat dua varian yakni trompet bermodif Naga seharga Rp 15 ribu dan motif biasa Rp 10 ribu. Dari penglihatan TangerangNews pun, barang dagangannya ini masih tersusun rapi.

"Semoga malam ini enggak hujan, biar habis dagangannya," harapnya.(MRI/RGI)

TANGSEL
Mantan Penyanyi Cilik Leony Heran Lihat APBD Tangsel, Konsumsi Rapat Rp60 Miliar Tapi Bansos Cuma Rp136 Juta

Mantan Penyanyi Cilik Leony Heran Lihat APBD Tangsel, Konsumsi Rapat Rp60 Miliar Tapi Bansos Cuma Rp136 Juta

Minggu, 21 September 2025 | 18:22

Mantan penyanyi cilik, Leony Vitria, kini menjadi sorotan publik setelah secara kritis mengulas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tahun 2024 di media sosialnya.

HIBURAN
Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Selasa, 16 September 2025 | 18:19

Mal Ciputra Tangerang membuat gebrakan baru dengan menghadirkan atraksi motor ekstrem "Globe of Death" yang siap memacu adrenalin para pengunjung.

NASIONAL
Bantuan Beras Dikucurkan Lagi untuk 18,22 Juta Keluarga Selama Oktober-November

Bantuan Beras Dikucurkan Lagi untuk 18,22 Juta Keluarga Selama Oktober-November

Kamis, 18 September 2025 | 20:25

Sebanyak 18,22 juta keluarga penerima manfaat akan mendapatkan jatah masing-masing 10 kilogram bantuan pangan berupa beras kembali berjalan pada Oktober hingga November 2025.

BANTEN
Krisis BBM Shell Menguak Rapuhnya Sistem Pengelolaan Energi Kita

Krisis BBM Shell Menguak Rapuhnya Sistem Pengelolaan Energi Kita

Minggu, 21 September 2025 | 08:00

Isu SPBU Shell disebut – sebut melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawan Shell akibat kelangkaan BBM memunculkan pertanyaan serius: “Siapa sebenarnya yang punya tanggung jawab atas hal ini?”

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill