Connect With Us

Pedagang Cabai Diminta Tak Manfaatkan Situasi

| Kamis, 6 Januari 2011 | 16:57

Sekretaris Dirjen Kementerian Perdangangan Gunaryo (tangerangnews / rangga)


TANGERANGNEWS-Lonjakan harga cabai diduga masih akan terus terulang kembali. Sebab, hingga saat ini belum ada yang mengatur harga cabai.  Sekretaris Dirjen Kementerian Perdangangan Gunaryo menghimbau kepada para pedagang menyatakan, untuk tidak memanfaatkan situasi untuk menaikan harga cabai di pasaran.
 
 Hal tersebut dinilai dapat merugikan para pembeli terutama masyarakat yang ekonominya kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan.

“Memang kemungkinan ada pemanfaatan oleh spekulan akibat bencana alam di beberapa wilayah pemasok cabai seperti bajir di Gorontalo dan gunung meletus yang menimpa Magelang, sehingga mengurangi hasil panen. Para pedangan jadi mematok harga dengan seenaknya,” ungkap Gunaryo saat melakukan sidak di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kota Tangerang, hari ini. 

Mengatasi gejolak harga cabe, menurutnya memang berbeda dengan beras. Cabe  tidak bisa disimpan, karena cepat busuk. Maka tidak ada regulasi untuk mengaturnya.  Menurut Gunaryo, penetapan harga tergantung pada mekanisme pasar. Jika pasokan melimpah, dalam sekejap harga bisa anjlok. Begitu pula sebaliknya. Karena itu, kata Gunaryo, yang perlu dipikirkan ke depan adalah pola konsumsi masyarakat.

Terkait perbedaan harga cabai merah seperti di Pasar Induk Tanah Tinggi yang mencapai Rp 35 ribu per kilogram dengan Pasar Anyar  Tangerang, Banten yang mencapai Rp 60 – 80 ribu per kilogram, Gunaryo menilai hal tersebut dikarenakan perbedaan kualitas cabai.
“Jika kualitasnya berbeda pasti harganya beda. Mungkin kalau kita melihat cabai ini sama saja, tapi bagi pedagang beda,” ungkapnya.

Untuk menekan kenaikan harga cabai ini, pihaknya akan terus melakukan pembinaan dengan mengontrol ke pasar-pasar. “Kita juga menghimbau kepada para pedagang agar tidak memanfaatkan situasi,” papar Gunaryo.

Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Hudaya yang juga ikut dalam sidak tersebut mengatakan, untuk harga cabai di Pasar Induk Tanah Tinggi cenderung menurun. Naiknya harga jutru terjadi di tingkat pengecer seperti di Pasar Anyar. “Harga cabai di Pasar Induk dengan pengecer selisihnya besar sekali, ini yang jadi pertanyaan. Nanti kita akan lakukan sidak sampai ke pengecer,” ungkapnya.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Induk Tanah Tinggi,  Rustandi mengungkapkan, naik turunnya harga cabai di tempatnya itu tergantung dari pasokan distributor. Untuk di Kota Tangerang, kebutuhan cabai per harinya mencapai 30-40 ton. Jika pemasokan kurang dari angka kebutuhan tersebut, kata dia, harga cabai bisa meningkat tiga kali lipat dari normalnya yang seharga Rp 15 ribu per kilogram.

“Kenaikan ini dikarenakan kebutuhan yang besar dari pada daya produksi. Sementara baru-baru ini pemasukan kurang akibat musim penghujan, gunung merapi yang merusak tanaman cabai. Namun kenaikan di kita paling tinggi cuma mencapai Rp 55 ribu,” paparnya.
Dijelaskannya, cabai-cabai di Pasar Induk Tanah Tinggi dipasok dari beberapa daerah, untuk Jawa Barat seperti Tasikmalaya, Sukabumi, Sumedang dan Bandung. Jawa Tengah yakni Wonosobo, Dieng, Muntilan dan Magelang. Jawa Timur seperti Blitar dan Malang. Sedangkan yang di luar Jawa yakni dari Gorontalo, Sulawesi.(rangga zuliansyah)

HIBURAN
Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Selasa, 16 September 2025 | 18:19

Mal Ciputra Tangerang membuat gebrakan baru dengan menghadirkan atraksi motor ekstrem "Globe of Death" yang siap memacu adrenalin para pengunjung.

BISNIS
Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Senin, 15 September 2025 | 16:06

Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.

WISATA
10 Rekomendasi Kuliner Pesisir Timur Indonesia yang Wajib Dicoba di FKS 2025

10 Rekomendasi Kuliner Pesisir Timur Indonesia yang Wajib Dicoba di FKS 2025

Selasa, 16 September 2025 | 19:15

Festival Kuliner Serpong (FKS) 2025 kembali hadir memanjakan lidah para penggemar kuliner yang berlangsung di Area Parkir Selatan Summarecon Mall Serpong (SMS) Tangerang, selama 28 Agustus hingga 28 September 2025.

OPINI
Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Selasa, 16 September 2025 | 15:19

Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill