TANGERANGNEWS-Puluhan pedagang kaki lima yang biasa berdagang di Perumahan Graha Raya mendatangi kantor pemasaran peruahan tersebut yang terletak di Ruko Orlin Arcade Blok JA 38-39, Jl Boulevar Graha Raya, Kelurahan Sudimara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Jumat (14/1) siang.
Mereka mendemo pihak pengembang Perumahan Graha Raya karena telah menggusur lapak dagangan mereka dan melarang untuk berjualan lagi. Para pendemo yang tediri dari laki-laki dan perempuan ini melakukan aksi protes sambil membentangkan spanduk berisi tuntutan mereka di depan kantor pemasaran.
Dalam aski tersebut, salah satu pedagang sempat mengamuk karena perintaannya untuk bertemu pihak pengembang tidak ditanggapi. Penjual jajanan bernama Nani ini memaksa masuk ke dalam kantor pemasaran dan mengancam akan menghacurkannya jika permintaaannya tidak ditanggapi. Namun aksinya itu berhasil dicegah oleh pendemo lain yang berusaha menenangkannya.
Menurut Nani, para pedagang yang sudah lama perjualan di Perumahan Graha Raya digusur karena lahan yang ditepati mereka akan dibangun tempat tandon air. Namun, pihak pengembang tidak memberikan lahan yang baru untuk mereka, sehingga mereka tidak bisa berjualan kembali.
“Dagangan kami ini sumber satu-satunya penghasilan. Kalau tidak berjualan, keluarga kami tidak bisa makan. Kami ingin diberikan tempat baru untuk berjualan,” paparnya.
Nani menjelaskan, keberadaan pedagang di perumahan tersebut sangat bermanfaat karena membuat jalan di peruhaman menjadi ramai. Karena sebelumnya, kata Nani, ketika jalan di sekitar perumahan masih sepi, banyak wanita malam yang menjajakan diri.
“Waktu beluma ada pedagang di sini, jalan tuh sepi dan gelap, jadi dijadikan tempat mangkal wanita malam, sering terjadi transaksi prostitusi,” tegas Nani.
Dengan demikian, lanjut Nani, pihaknya menginginkan agar pihak pengembang mengizinkan mereka kembali berdagang di tempat yang baru. Jika tidak, mereka mengancam akan tersu melakukan aksi demo.
Sementara itu, Humas Pengambang Perum Graha Raya Jajang Mulyaman membenarkan bahwa lahan yang sebelumnya ditempati para pedagang itu akan dijadikan tandon air. Selain itu, penertiban dilakukan dalam rangka membantu pemerintah agar wilayah perumahan tidak terlihat semerawut.
“Kita memang berencana membuat tendon air, untuk mencegah terjadinya bajir. Sekaligus menjalankan program ketertiban lingkungan,” jelas Jajang.(rangga)