TANGERANG-Isu krisis air yang diperkirakan terjadi pada tahun 2025 di seluruh dunia, salah satunya di wilayah Jabodetabek, menjadi perhatian khusus PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang. Pada kondisi ini, sekitar 50 persen kabupaten/kota di Indonesia mengalami defisit air dan diperkirakan meningkat menjadi 100 persen.
Menyikapi hal itu, Dirut PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang Ahmad Mardju Kodri mengaku khawatir akan krisis air 13 tahun mendatang tersebut. Menurutnya kondisi tersebut perlu upaya penanganan segera dalam jangka pendek.
"Pastinya semua orang akan khawatir akan krisis air ini. untuk terhindar dari krisis air maka masyarakat harus mampu menghemat air dan melestarikan lingkungan," ujar Kodri usai acara diskusi PDAM TB menuju peningkatan mutu pelayanan prima "refleksi pelayanan 2011, resolusi pelayanan 2012" di gedung Cisadane, Rabu (17/1).
Kodri mengakui meningkatnya kebutuhan air ini juga diakibatkan perluasan kota dan pertumbuhan industri ."Sehingga, air bukan hanya menjadi kebutuhan masyarakat, tapi juga sektor lain," tandasnya.
PDAM sendiri telah melakukan sosialisasi kepada masyasrakat untuk menghemat air. Selain itu, upaya penyediaan air melalui pemanenan air hujan saat musim penghujan dan konservasi tanah juga dilakukan.
“Karenya saya menghimbau kepada masyarakat untuk berhemat dan tidak segan segan melestarikan lingkungan hidup sekitar kita,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Ketua DPRD Kota Tangerang Heri Rumawatine. Menurutnya Isu krisis air di tahun 2025 cukup menghkahawtirkan. "Air sangat penting untuk kehidupan manusia. Bagaimana jika 13 tahun mendatang Kota Tangerang kekurangan air, akan sangat tidak terbayang. Maka upaya penyediaan air melalui pemanenan air hujan saat musim penghujan dan konservasi tanah perlu dilakukan guna mengantisipasi krisis air yang akan terjadi," pungkasnya.(RAZ)