Connect With Us

Agar Tak Digusur, Warga Cina Benteng Jadi Korban Pungli

| Minggu, 3 Juni 2012 | 18:24

Bentrok antara warga dengan Satpol PP. (tangerangnews / rangga)

 
TANGERANG-Sejumlah warga Cina Benteng (Ciben) yang tinggal dan berusaha di sepanjang bantAran Sungai Cisadane, Kota Tangerang  yang belakangan resah karena akan menjadi korban penggusuran membuka mulut. Mereka resah dengan tindakan oknum Pemkot Tangerang karena harus mengeluarkan sejumlah uang kepada oknum Pemkot Tangerang, apabila tempat tingggalnya tidak  ingin di gusur.

"Beberapa hari setelah kami menerima surat edaran yang di tanda tangan oleh Asisten Daerah (Asda)  I, Kota Tangerang, Racmat Hadis pada 20 April lalu, kami diminta datang ke Pemkot  Tangerang. Disana  kami di minta menyiapkan dana sebesar Rp3 juta jika tempat usaha kami di bantaran Sungai Cisadane tidak ingin digusur," kata Heru,  salah satu pemilik usaha dan tempat tinggal di bantaran Sungai Cisadane. Kelurahan Negalasri, Kota Tangerang, Banten.

Namun, setelah permintaan tersebut di negoisasikan melalui Yanto, salah satu pemilik usaha di bantaran Sungai Cisadane yang cukup dekat dengan Asda 1, pembayaran itu dilakukan secara variasi yaitu Rp 1- 2 juta. "Ya meskipun pengusaha-pengusaha ini bingung uang itu untuk apa,  sebagian besar dari mereka tetap membayar," katanya.

Bila tidak, khawatir tempat usahanya yang sudah lama ditempati di gusur. "Pokoknya, sebanyak 22 orang yang memiliki usaha seperti ternak dan limbah akhirnya membayar karena tempat usahanya khawatir digusur," tandas Heru yang diamini pula oleh Anto, pengusaha lainnya.

Karena merasa tidak terima dijadikan sapi perahan, akhirnya beberapa orang pengusaha itu bergabung dengan masyarakat lainnya yang juga menerima surat edaran penggusuran tersebut untuk mempertanyakan masalah ini ke bagian hukum Pemkot Tangerang.

Namun Kepala Bagian Hukum Kota  Tangerang, Ivan Yudianto ketika didatangi warga Ciben merasa kaget. Pasalnya  setelah rencana penggusuran warga chinben itu di bekukan 2010 lalu, pihaknya tidak pernah lagi mengeluarkan surat tersebut. " Itu tidak benar dan abaikan saja," katanya.

Plt Kabag Humas Kota Tangerang,  Amal Heryawan yang mewakili Wali Kota Tangerang Wahidin halim  mengatakan, surat edaran penggusuran  itu tidak ditujukan kepada masyarakat  Ciben yang tinggal di bantaran Sungai Cisadane. Melainkan kepada masyarakat yang ada di sepanjang kali Mookervart.

"Kami juga bingung kenapa surat itu bisa sampai ke warga  di bantaran Sungai Cisadane," kata Amal sembari menambahkan bila terbukti ada oknum yang melakukan Pungli terhadap warga di bataran sungai Cisafane, tentu akan ditindak tegas.

"Pak Walikota tidak akan main-main soal ini. Beliau mengatakan kalau memang ada pungli harus ditindak tegas," kata Amal. (SUM/DRA)

OPINI
Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Selasa, 16 September 2025 | 15:19

Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.

KOTA TANGERANG
Hari Perhubungan Nasional, Naik Bus Tayo dan Si Benteng di Tangerang Gratis

Hari Perhubungan Nasional, Naik Bus Tayo dan Si Benteng di Tangerang Gratis

Selasa, 16 September 2025 | 18:36

Ada kabar gembira untuk seluruh masyarakat, dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harbunas).

BISNIS
Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Senin, 15 September 2025 | 16:06

Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.

KAB. TANGERANG
Korban Kekerasan Seksual di Kabupaten Tangerang Kerap Dikucilkan, Pemkab Fokus Bangun Rumah Aman

Korban Kekerasan Seksual di Kabupaten Tangerang Kerap Dikucilkan, Pemkab Fokus Bangun Rumah Aman

Selasa, 16 September 2025 | 20:07

Di tengah perjuangan untuk pulih dari trauma, para korban tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) di Kabupaten Tangerang sering kali menghadapi tantangan berat lainnya yakni pengucilan dan perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill