Connect With Us

Edo : Wiliardi Tak Perintahkan Habisi Nasrudin

| Rabu, 25 November 2009 | 18:04

Kombes Pol Wiliardi Wizar seusai memberikan keterangan sebagai saksi pada terdakwa Edoardo Noe Ndopo Mbete alias Edo yang diduga membunuh Direktur PT Putera Rajawali Banjaran. (dira / dira)

 TANGERANGNEWS- Eduardus Ndopo Mbete alias Edo, yang berperan sebagai perekrut eksekutor pembunuh Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, diketahui sempat meminta perlindungan kepada mantan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wiliardi Wizar setelah melakukan pembunuhan pada 14 Maret 2009 lalu. Itu terungkap saat jaksa penuntut umum (JPU) Fauzan membacakan berita acara pemberkasan (BAP) milik Edo saat persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, siang ini.
 
“Pada tanggal 25 Maret 2009 saya pulang dari kampung.. Lalu saya mengetahui dari media kalau Nasrudin terbunuh dan banyak polisi yang mencari pembunuhnya. Karena itu saya langsung mendatangi Wiliardi dan meminta bantuan untuk diberikan perlindungan. Lalu Wiliardi mengatakan agar saya tenang sambil menepuk bahu saya,” ungkap Fauzan membacakan keterangan Edo.
 
Namun, Edo tidak mengakui keterangan tersebut. Edo menjelaskan kalau sebenarnya dirinya tidak pernah bertemu Wiliardi. Malah dia meminta keterangan itu dicabut. “Memang saat itu saya mau ketemu, tapi Wiliardi mengatakan tidak bisa karena ada kerjaan yang harus diselesaikan. Jadi keterangan itu tidak benar dan BAP saya cabut,” ungkapnya kepada Ketua Majelis Hakim Arthur Hangewa.
 
Tak Pernah Memerintahkan Membunuh
 
Dalam keterangan sebelumnya, Edo diminta membantu Wiliardi Wizard untuk menjalankan tugas negara. Bentuknya, kata dia, mengawasi Nasrudin karena membahayakan negara dan akan mengacaukan Pemilu.
 
Lalu Wiliardi memberi Edo uang Rp500 juta berupa pecahan Rp100 ribu. Uang tersebut digunakan untuk biaya operasional Hendrikus dan tiga orang lainnya sejumlah Rp100 juta. Kemudian Edo pun meminta bantuan Hendrikus untuk menjalankan tugas itu.
 
Sedangkan terkait perintah membunuh, Edo menegaskan tak pernah memerintahkan  kepada tiga rekannya untuk menghabisi Nasrudin. Alasannya, Wiliardi juga hanya menugaskan untuk mengawasi Nasrudin. “Saya tidak pernah memerintahkan membunuh, hanya melakukan pengawasan selama 24 jam sesuai perintah Wiliardi.” katanya.(rangga/dira)

WISATA
Festival Peh Cun Kota Tangerang 2025 Segera Digelar, Catat Jadwal dan Rangkaian Acaranya

Festival Peh Cun Kota Tangerang 2025 Segera Digelar, Catat Jadwal dan Rangkaian Acaranya

Rabu, 7 Mei 2025 | 19:39

Perkumpulan Boen Tek Bio kembali menghadirkan festival tahunan yang menjadi salah satu ciri khas Kota Tangerang yaitu Festival Peh Cun.

OPINI
Kepemimpinan Otentik Kepala Daerah

Kepemimpinan Otentik Kepala Daerah

Senin, 28 April 2025 | 17:39

Pilkada Serentak 2024 melahirkan Banyak Kepala daerah Terpilih sebagai Pemimpin Politik di daerah. Dampaknya adalah budaya retreat atau Pembekalan Yang dilaksanakan oleh Presiden RI melalui kementerian Dalam Negri kepada kepala daerah terpilih

TEKNO
Kantor Polisi Tidak Dapat Diulas dan Diberi Bintang di Google Maps, Ada Apa?

Kantor Polisi Tidak Dapat Diulas dan Diberi Bintang di Google Maps, Ada Apa?

Selasa, 6 Mei 2025 | 13:12

Belakangan, sejumlah kantor polisi di Indonesia, termasuk Kota Tangerang ternyata tak lagi bisa diulas atau diberi bintang oleh pengguna di Google Maps.

NASIONAL
100 Ribu Wartawan Kesulitan Miliki Rumah Layak

100 Ribu Wartawan Kesulitan Miliki Rumah Layak

Rabu, 7 Mei 2025 | 19:49

Meskipun menjadi ujung tombak dalam mengawal demokrasi dan menyampaikan kebenaran kepada publik, kenyataan pahit harus dihadapi oleh banyak wartawan di Indonesia.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill