Connect With Us

Viral Balap Lari Liar, ini Kisah Joki Asal Pamulang

Rachman Deniansyah | Selasa, 15 September 2020 | 17:19

Jarwi, 19, pemuda Pamulang. (TangerangNews.com / Rachman Deniansyah)

 

TANGERANGNEWS.com-Fenomena balapan liar yang dilakukan dengan adu kecepatan lari telah menyedot perhatian publik. Sejumlah aksi balapan itu pun viral di media sosial. 

Bahkan, aksi balap liar yang dilakukan dengan cara tak biasa itu kini marak di sejumlah wilayah, termasuk di Kota Tangerang Selatan.

Umumnya aksi yang mempertontonkan adu kecepatan itu dilakukan di jalan raya pada malam hari saat suasana sepi.

Jarwi, 19, pemuda asal Pamulang yang pernah menjadi joki balap lari liar mengaku, awalnya ia hanya coba-coba lantaran merasa tertantang oleh aksi tersebut.

Terlebih, ia juga dikenal di lingkungannya memiliki kemampuan berlari cepat.

"Karena lagi marak, lagi viral. Jadi mungkin tertantang untuk memacu adrenalin," ujar Jarwi saat ditemui di Jalan Bulak Wangi, Kedaung, Pamulang, Tangsel, Selasa (15/9/2020). 

Pada awal debutnya, Jarwi yang telah mempersiapkan diri dalam lomba itu pun langsung meraih kemenangan. 

Bahkan kemenangan itu terus berlanjut hingga aksi balap lari kedua kalinya. Biasanya perlombaan dilakukan dengan jarak tempuh 50 hingga 100 meter. 

"Baru dua kali ikut balap lari. Alhamdulillah menang dua-duanya. Keduanya balapan di jalan baru dekat kampus UPJ (Universitas Pembangunan Jaya) dan di wilayah Bintaro, Pondok Aren, Tangsel," katanya. 

Jarwi menuturkan selain hobi, motivasi awal dirinya ikut balap lari tersebut adalah untuk pembuktian diri. 

"Ya motivasinya sih ingin orang-orang tahu saja siapa saya, yang tercepat. Pembuktian, gagah-gagahan. Ingin menunjukkan speed (kecepatan). Memang dari kecil kan mainnya lari-larian," jelasnya. 

Berkat dua kali kemenangan itu, ia bersama komunitasnya Block4speed pun mulai diperhitungkan oleh kelompok lainnya.

Dalam aksi adu kecepatan itu, Jarwi tak menampik jika terdapat unsur taruhan atau perjudian. Ketika dirinya menang, Jarwi mengaku mendapatkan uang yang ditaruhkan kelompoknya. 

"Jadi satu kelompok masang (bertaruh) dua sampai empat orang. Bayar Rp10 ribu tiap peserta yang mau ikut lari. Yang menang dapat uang Rp30 ribu dan rokok sebungkus per orang," ucap Jarwi. 

"Terus yang nonton juga itu pada taruhan. Ada yang Rp100 ribu ada yang Rp150 ribu. Misalnya dia masang saya atau lawan saya. Itu namanya pinggiran," imbuhnya. 

Aksi balap liar ini justru marak saat tengah terjadi pandemi COVID-19. Jarwi sendiri mengaku merasa khawatir menyaksikan kerumunan penonton.

"Sebenarnya kalau soal rasa khawatir, ya khawatir sih. Cuma ya gimana gitu. Ada plus minusnya. Kalau dibilang seru, ya seru. Tapi kalau dipikir ya salah juga sih. Kan enggak boleh kerumunan," tuturnya. 

Namun sisi positif dari aksi tersebut munculnya talenta-talenta baru olahraga cabang atletik, khususnya cabang lari. Potensi itu diharapkannya segera diperhatikan oleh pemerintah. Bahkan ia pun berharap suatu saat menjadi atlet lari profesional. 

"Mau, mau banget (jadi atlet lari)," pungkasnya.(RMI/HRU)

MANCANEGARA
Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Senin, 20 Oktober 2025 | 12:07

Perusahaan makanan laut asal Seattle, Amerika Serikat (AS), Aquastar, melakukan penarikan sukarela (voluntary recall) terhadap sejumlah produk udang beku yang dijual di berbagai toko ritel besar di seluruh negeri.

HIBURAN
Tak Lagi Saling Cocok, Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier di PA Tigaraksa

Tak Lagi Saling Cocok, Sabrina Chairunnisa Gugat Cerai Deddy Corbuzier di PA Tigaraksa

Rabu, 29 Oktober 2025 | 20:06

Influencer Sabrina Chairunnisa resmi mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya, Deddy Corbuzier ke Pengadilan Agama (PA) Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill