TANGERANG- Puluhan penyalur ayam potong (Boiler) se-Jabodetabek berunjukrasa di di Jalan Raya Techno, Serpong, Tangsel, Selasa (10/7). Aksi tersebut sebagai protes atas melonjaknya harga ayam potong dipasaran akibat ulah dari pihak broker ayam potong.
Aksi mereka dengan memarkir sekitar 20 kendaraan pengangkut ayam lengkap dengan kandangnya diatas jembatan tol BSD-Serpong. Para penyalur ayam menuding, kenaikan harga ayam tersebut karena permainan dari pihak broker ayam, menyusul bertambahnya permintaan pasar menjelang bulan puasa.
"Kenaikan harga ayam saat ini sudah diluar batas. Hingga 25 persen sampai 30 persen. Kondisi ini tentunya mengakibatkan pedagang merugi," kata koordinator aksi Mulyadi.
Menurut Mulyadi, sudah dua pekan ini harga ayam naik dari broker ke penyalur, yaitu dari Rp 18.000 menjadi Rp 23.000. "Mereka (broker) menaikan harga dengan alasan harga pakan naik. Namun, kenaikan yang mereka lakukan tidak terlalu tinggi," lanjutnya.
Mulyadi menjelaskan, dalam satu hari usahanya merugi hingga Rp 2 juta, karena belum bisa menyesuaikan harga ke pedagang.
"Karena naiknya harga ayam dari broker kami harus merugi hingga Rp 2 juta. Kami bisa saja ikut menaikan harga, namun bagaimana dengan pedagang, pelanggannya bisa-bisa pergi,"ungkapnya.
Dengan adanya ulah broker ayam seperti itu, Mulyadi berharap pemerintah secepatnya melakukan tindakan. "Nanti kami akan melaporkan hal ini ke permerintah. Namun jika pemerintah tidak merespons, kami akan menggelar aksi yang lebih besar lagi besok," kata Mulyadi.
(TMN)