Connect With Us

Airnav Indonesia akui kalah dengan Singapura

Denny Bagus Irawan | Jumat, 2 Januari 2015 | 18:32

Radar Bandara Soekarno-Hatta. (Dira Derby / TangerangNews)

 
TANGERANG- Budi Hendro Setiyono , General Manager Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC) atau Airnav Indonesia membenarkan kalau alat radar yang dimilikinya kalah dengan yang dimiliki Singapuira. Namun, menurut dia, meski kalah alat radar yang dimilikinya itu dalam kondisi baik.
 
Hal itu dikatakannya saat ditanya mengenai perlengkapan radar milik JATCS yang dinilai kalah dengan yang dimiliki Singapura.
 
“Radar boleh lama, tetapi kalau kita rawat terus kan tak ada masalah. Saat ini dalam kondisi bagus. Kita memang kalah dengan Singapura. Seperti mobil anda, kalau baru tetapi tak dirawat kan sama saja, kondisi alat kita baik, karena kita rawat terus, jadi tak ada masalah,” ujar Budi, Jumat (2/1) saat ditemui di ruang kerjanya.  
 
Tetapi dirinya sepakat jika harus diperbaharui alat-alat tersebut. “Sewajarnya memang diganti. Menteri baru juga,” tuturnya.
 
Sedangkan saat ditanya peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 bahwa petugas lamban menerima kontak dari Pilot pesawat tersebut, Budi membatah.

“Tidak benar itu, kita justru ketika itu terus memanggil berkali-kali. Itu pun kita duluan yang memanggil kok,” ujarnya.

Dia juga membantah adanya warna merah pada radar pesawat yang seharus diteruskan pilot dengan memutar balik.

 “Tidak ada warna merah, hijau dan sebagainya.  Kata siapa itu ada warna merah?” tanya dia.

Mengenai adanya informasi bahwa petugas JATSC ketika peristiwa itu terjadi sedang merokok, nonton bola dan sedang tiduran di kasur dalam ruangan, Budi mengaku, memang ada televise dan kasur tetapi itu terdapat di ruang istirahat. “Ada TV dan kasur tetapi tidak di ruangan itu. Itu ada di ruang istirahat. Jangan katanya terus lihat sendiri.  Kalau soal rokok, sudah dua tahun tak sudah tak ada yang merokok di sini,” jelasnya.

Sedangkan soal adanya enam pesawat yang berjauhan pada saat peristiwa itu, dia mengatakan bukan enam tetapi Sembilan. “Dan itu dalam kondisi biasa, karena kita biasanya kita menangani belasan. Ada sembilan bukan enam,” katanya.

Ditanya kondisi cuaca saat itu di lokasi pesawat, Budi mengaku alat yang dimiliki tidak dapat mengetahui kondisi cuaca ketika sudah berada di 32.000 kaki. “Kta belum punya alat untuk memantau cuaca di 32.000 kaki. Saya harapkan semua tunggu dari hasil penyelidikan dari KNKT , apakah ada petugas kami yang salah. Bisa nanti cek hasilnya dari KNKT,” tutupnya.
 
 
MANCANEGARA
Zohran Mamdani Diproyeksikan Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York 

Zohran Mamdani Diproyeksikan Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York 

Rabu, 5 November 2025 | 12:34

Nama Zohran Mamdani menjadi sorotan dunia usai hasil proyeksi pemilu menunjukkan dirinya unggul jauh dalam pemilihan Wali Kota New York.

OPINI
Makan Bergizi Gratis Dibayar Risiko Mahal

Makan Bergizi Gratis Dibayar Risiko Mahal

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36

Dalam perspektif Islam, pemenuhan kebutuhan anak termasuk makanan yang aman dan bergizi bukan sekadar program kampanye, melainkan amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

HIBURAN
5 Alasan Angka Perceraian di Indonesia Makin Tinggi, Sebagian Dipengaruhi Sosmed

5 Alasan Angka Perceraian di Indonesia Makin Tinggi, Sebagian Dipengaruhi Sosmed

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:20

Belakangan ini media sosial ramai diwarnai isu perceraian artis dan influencer. Alasannya beragam, mulai dari dugaan penipuan dan penggelapan uang, perselingkuhan, persoalan ekonomi, hingga konflik keluarga yang tak kunjung selesai.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill