TANGERANGNEWS.com- Rinara Batik Cilegon binaan PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten melakukan pemberdayaan ibu rumah tangga hingga anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk menciptakan batik khas Kota Cilegon.
Tak ketinggalan, Senior Manager Perencanaan sekaligus Pembina Srikandi PLN UID Banten Luky Artanti ikut mencoba proses membatik bersama komunitas Rinara di momen Hari Pelanggan Nasional 2025.
Kata Luky, membatik bukan hanya keterampilan, melainkan sarana melatih kesabaran dan keberanian.
“Sama halnya dengan kami di PLN, setiap inovasi harus lahir dari semangat melayani pelanggan dan memberi manfaat yang lebih luas,” ujar Luky, Jumat 5 September 2025.
PLN UID Banten melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) mendampingi komunitas ini untuk meningkatkan kapasitas para perajin.
Menurut Luky, kegiatan membatik dapat menjadi terapi, wadah ekspresi, sekaligus jalan menuju kemandirian.
“Di Rinara Batik, kami ingin membuktikan bahwa siapa pun bisa berkarya, termasuk anak-anak istimewa,” tambahnya.
Dukungan PLN juga diwujudkan melalui peralatan berbasis electrifying lifestyle. Dengan canting listrik dan peralatan lain yang lebih efisien, proses produksi kini jauh lebih cepat.
Jika sebelumnya 100 lembar kain batik membutuhkan waktu tiga bulan, kini hanya perlu satu bulan.
General Manager PLN UID Banten Muhammad Joharifin menambahkan, Rinara Batik menjadi bukti nyata listrik tidak hanya menggerakkan mesin, tetapi juga kehidupan.
“Listrik menghidupkan mesin jahit, canting listrik, hingga kompor induksi. Tapi yang lebih penting, listrik menggerakkan semangat. Melalui tangan-tangan terampil para perajin Rinara, energi itu berubah menjadi karya dan harapan,” jelas Joharifin.
Rinara Batik juga berperan sebagai ruang belajar. Anak-anak berkebutuhan khusus diajarkan teknik membatik sekaligus nilai kemandirian. Beberapa di antaranya bahkan sudah meraih prestasi dalam lomba membatik tingkat provinsi hingga nasional.