Connect With Us

Gugat Izin PT PRS, Puluhan Warga Pasir Bolang Geruduk Kantor Bupati

Mohamad Romli | Senin, 5 Maret 2018 | 18:00

Warga Kampung Cogreg, Desa Pasir Bolang, Tigaraksa melakukan aksi demontrasi di Kantor Bupati Tangerang, Senin (5/3/2018). (@TangerangNews / Mohamad Romli)


TANGERANGNEWS.com-Puluhan warga Kampung Cogreg, Desa Pasir Bolang, Tigaraksa melakukan aksi demontrasi di Kantor Bupati Tangerang, Senin (5/3/2018).

Aksi yang dikomandoi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gerak) Indonesia itu menggugat izin lingkungan pembangunan gedung baru PT Prima Rajawali Sukses yang berlokasi di desa tersebut.

Dalam orasinya, Yudianto, koordinator aksi itu mengatakan bahwa warga didua RT, yakni RT 03/01 dan RT 04/01 yang lokasinya berdekatan dengan lokasi bangunan pabrik tidak pernah menandatangani izin lingkungan atau izin warga terkait pembangunan gedung baru pabrik itu.

"Sehingga ketika pembangunan berlangsung, puluhan warga terdampak secara langsung," ujarnya.

Dampak yang ditimbulkan, lanjutnya, terjadinya kerusakan tembok rumah akibat getaran saat pemasangan tiang pancang sehingga menyebabkan tembok rumah warga retak. Sementara, dampak lainnya, terjadinya kebisingan sehingga kenyamanan warga pun terganggu.

Setelah satu tahun beroperasi, ternyata dampak kehadiran pabrik itu masih terjadi, diantaranya tercemarnya sumur warga, banjir serta kebisingan.

"Air sumur warga airnya tercemar, padahal mereka masih menggunakannya," tambahnya.

Ditambahkan Nuraeni, salah satu warga yang ikut aksi tersebut, buangan gas dari pabrik juga mengganggu pernafasan warga, karena jarak antara pabrik dengan pemukiman terlalu dekat.

"Kadang dada kami sesak dan sulit bernafas," katanya.

Persoalan ini, lanjutnya, karena sedari awal warga tidak dilibatkan dalam proses perizinan. Hal itu dikatakan oleh Siti Arah, warga yang juga merasa turut terdampak.

"Proses perizinan diserahkan ke pihak desa, sehingga kami tidak dilibatkan," ungkapnya.

Selain itu, warga juga tidak pernah mendapatkan sosialisasi terkait dokumen amdal pabrik, baik sebelum dan sesudah pabrik itu berdiri.

Masih kata Siti, warga sudah sering melontarkan protes ke pihak pabrik, namun sampai saat ini belum ada solusi atas tuntutan warga yang menginginkan hak-haknya dipenuhi.

"Selain itu, sejak beroperasi, warga sekitar tidak ada yang bisa bekerja di situ, kami hanya kena dampaknya," tukasnya.

Sebelumnya mereka juga menggelar aksi di kantor Desa Pasir Bolang, kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, kantor Kejaksaan Kabupaten Tangerang. Mereka juga menyerahkan berkas kepada pihak Sekretariat Daerah Kabupaten Tangerang.(RAZ/HRU)

NASIONAL
Biaya Haji 2026 Disepakati Turun Jadi Rp54 Juta per Jamaah

Biaya Haji 2026 Disepakati Turun Jadi Rp54 Juta per Jamaah

Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:58

Pemerintah bersama Komisi VIII DPR RI akhirnya menyetujui besaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi sebesar Rp54.193.807 per jamaah.

KOTA TANGERANG
Tangerang Dihantam Badai, Pohon Tumbang dan Banjir Lumpuhkan Sejumlah Wilayah

Tangerang Dihantam Badai, Pohon Tumbang dan Banjir Lumpuhkan Sejumlah Wilayah

Jumat, 31 Oktober 2025 | 22:20

Hujan deras yang disertai angin kencang menerjang Kota Tangerang pada Jumat 31 Oktober 2025, sore. Badai yang berlangsung lebih dari satu jam ini mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan genangan air tinggi, memicu kemacetan lalu lintas

MANCANEGARA
Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Senin, 20 Oktober 2025 | 12:07

Perusahaan makanan laut asal Seattle, Amerika Serikat (AS), Aquastar, melakukan penarikan sukarela (voluntary recall) terhadap sejumlah produk udang beku yang dijual di berbagai toko ritel besar di seluruh negeri.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill