TANGERANGNEWS-Kasus Dayang Cantika ,15, siswi Kelas 1 SMK PGRI Jelupang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang yang dianiyaya oleh lima orang seniornya hingga saat ini masih mandek.
Bahkan, surat penyelidikannya ditarik lagi oleh Polsek Tigaraksa, dengan alasan belum lengkap. “Surat penyelidikannya diminta kembali oleh polisi kemarin malam, padahal baru diberikan pada pagi hari kemarin. Sepertinya kasus ini akan mandek, karena mereka yang mukul orang berada,” ujar Sulaiman ayah Dayang Cantika, Selasa (8/3).
Ditanya kondisi Dayang Cantika, Sulaiman mengatakan, hingga hari ini anaknya belum bisa bersekolah lagi, karena kondisinya masih memprihatinkan. “Hanya saja sudah mulai belajar jalan. Jumat (4/3) Dayang sudah pulang dari RSUD Kabupaten Tangerang, kini di rawat di rumah,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Tigaraksa AKP Amien memebenarkan, surat penyelidikan ditarik kembali karena ada salah ketik. Namun, dia berjanjia, akan memberikan kembali kepada pelapor secepatnya.
Selain itu, dia juga mengatakan, pihaknya sudah memeriksa 9 saksi yang diperiksa. Namun, tersangkanya belum ada. “Karena para saksi mengaku tidak melihat pemukulan atau tendangan kepada Dayang. Hanya melihat Dayang disuruh push-up, dan kaki seniornya yang menyentuh dada Dayang,” katanya.
Rencananya, Kamis (10/03) dua orang kakak pembina Paskibra yang memukuli Dayang, yakni Lingga dan Anisa akan diperiksa pihaknya. “Saya akan panggil Kamis besok,” tegasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, hari pelantikan menjadi anggota Paskibra menjadi hari buruk bagi Dayang Cantika. Pasalnya, dia dianiaya oleh 5 orang seniornya hingga harus dirawat di rumah sakit.
Peristiwa nahas ini menimpa Dayang pada tanggal 19 Februari 2011. Saat itu seniornya, cowok maupun cewek menganiayanya hanya karena ia disuruh push-up 100 kali, namun ia tak mampu melakukannya. Dia dinjak-injak oleh kakak pembina Paskibra-nya di SD Bantar Panjang, Tigaraksa.
Karena tidak kuat, celana Dayang diangkat kemudian dia dibanting ke tanah, kemudian dipukuli dan digampar, seraya diinjak-injak.
Kejadian itu disaksikan langsung oleh 2 teman Dayang, yakni Ayu Taradipa dan Sayeti. Akibat penganiayaan itu, ulu hati Dayang terasa sakit, serta tangannya yang susah digerakkan. Bahkan saat hendak pulang ke rumah, Dayang harus diantar oleh teman-temannya.
Keesokan harinya, Jumiati membawa Dayang ke RS Mulya Insani Cikupa, Kabupaten Tangerang. Karena melihat kondisi korban, pihak RS meminta keluarga agar korban di rawat inap. Namun, Jumiati enggan anaknya di rawat inap karena belum berunding dengan ayah Dayang, Sulaiman. Hingga akhirnya korban dirujuk pada 1 Maret 2011 ke RSUD Kabupaten Tangerang. (DIRA DERBY)