Connect With Us

Proyek PDAM Tangerang dan Perusahaan Asal Bahrain Mandek

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 7 Januari 2016 | 19:36

Penyulingan Air bersih di PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang. Warga Neglasari sangat membutuhkan air bersih. (tangerangnews / rangga)

TANGERANG-Proyek pengembangan air bersih yang dilakukan PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang bekerja sama dengan PT Moya, perusahaan asal Bahrain, jalan di tempat. Berbagai kendala menyebabkan proyek pengembangan tak berjalan sebagaimana mestinya.

Kerja sama PDAM dengan perusahaan asal Bahrain tersebut dimulai sejak 18 Februari 2012. Proyek kemitraan berupa peningkatan kapasitas produksi melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru dengan kapasitas 3x500 liter per detik dan rehabilitasi IPA lama sebesar 420 liter per detik dengan nilai investasi sebesar Rp1,06 triliun.

Dengan kerja sama itu PDAM diharapkan bisa mempercepat pelayanan air minum masyarakat Kota Tangerang di tiga zona wilayah yaitu Zona-1 (Cipondoh, Neglasari, Benda dan Batu Ceper), Zona-2 (Karawaci, Cibodas, Jatiuwung, Priuk), dan Zona-3 (Karang Tengah, Pinang, Larangan, Ciledug).

Anggota Dewan Pengawas PDAM TB Kota Tangerang Dodi Effendi mengatakan, salah satu penyebab mandeknya proyek pengembangan tersebut adalah masalah tarif.

Pada awal perjanjian PT Moya meminta tarif air sebesar Rp3.750 per kubik air bersih yang harus dibayar PDAM untuk disalurkan kepada masyarakat. Besar tarif tersebut menjadi temuan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) karena dinilai berpotensi merugikan PDAM.

“Atas temuan itu, BPKP mengeluarkan rekomendasi agar PDAM mengkaji ulang kerja sama dengan PT Moya, yakni mengubah tarif agar lebih rendah dari Rp3.750 per kubik dan memfokuskan pengembangan di zona 1 saja. Intinya agar tidak merugi,” katanya, Kamis (7/1/2016).

Dodi menambahkan, temuan tersebut mengakibatkan terhentinya pengerjaan proyek kerja sama tersebut untuk sementara waktu. Pihaknya sebagai Dewan Pengawas terus mendorong PDAM melakukan kerja sama ulang dengan Moya. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan. Dia menilai satu tahun kinerja Direktur PDAM TB Suyanto belum ada hasil yang signifikan.

“Dia (Suyanto) kan dipilih untuk memperbaiki kinerja PDAM serta menindaklanjuti kerja sama dengan PT Moya. Tapi belum terlihat kemajuan seperti apa yang diharapkan dewan pengawas. Kita berharap persoalan tersebut segera diselesaikan agar proyek pengembangan kembali berjalan karena banyak masyarakat menunggu disalurkan air bersih,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM TB Edi Kurniadi beralasan kendala lain kerja sama pengembangan air bersih dengan PT Moya adalah penghapusan UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air oleh Mahkamah Konstitusi.

“Karena undang-undang dihapus, kerja sama penyediaan air bersih dengan perusahaan swasta dan asing harus dikaji ulang. Mereka (PT Moya) pasti juga tidak mau terlibat masalah hukum,” jelasnya.

Menurut Edi, sejak awal kerjasama, PT Moya telah membangun satu IPA berkapasasitas 500 liter per detik di atas tanah seluas 1 hektar di zona satu. Intake dan tempat pengolahan juga sudah selesai dibangun, tetapi jaringan pipa baru dibangun untuk ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta saja.

“Pengembangan zona 1 ini nantinya untuk melayanani 25.800 sambungan langganan. Untuk melanjutkan pengerjaannya, kita masih menunggu kesepakatan review kerja sama dengan PT Moya,” kata Edi.

TEKNO
Rekomendasi 15 Aplikasi Kasir Android Terbaik di Indonesia

Rekomendasi 15 Aplikasi Kasir Android Terbaik di Indonesia

Minggu, 27 April 2025 | 21:20

Kemajuan teknologi telah merubah aktivitas manusia. Berkat teknologi semua kegiatan menjadi lebih mudah. Begitu juga dalam transaksi atau bisnis. Saat ini kamu bisa mengelola manajemen perusahaan hanya dengan aplikasi kasir.

AYO! TANGERANG CERDAS
Kebijakan Baru, Guru Wajib Belajar Sehari dalam Seminggu 

Kebijakan Baru, Guru Wajib Belajar Sehari dalam Seminggu 

Jumat, 25 April 2025 | 13:22

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Dirjen GTK) menerbitkan kebijakan baru yang mewajibkan guru dari seluruh jenjang pendidikan

MANCANEGARA
Jepang Butuh Ratusan Ribu Tenaga Kerja, Warga Negara Indonesia Lebih Disukai 

Jepang Butuh Ratusan Ribu Tenaga Kerja, Warga Negara Indonesia Lebih Disukai 

Rabu, 23 April 2025 | 12:03

Di tengah sulitnya mencari pekerjaan di dalam negeri, Jepang justru membuka peluang kerja yang sangat besar bagi tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill