Connect With Us

Warga Rawa Rengas Kembali Tolak Harga Perluasan Terminal 3 Bandara

Sayuti Tan Malik | Jumat, 21 Juli 2017 | 13:00

Tampak Sepanduk Protes, hal ini dari masyarakat yang memprotes menolak harga pembebasan lahan oleh pihak Bandara Soekarno Hatta, Jumat (21/07/17). (@TangerangNews2017 / Sayuti Tan Malik)

TANGERANGNEWS.com-Warga Rawa Rengas kembali menolak harga pembebasan lahan yang diberikan oleh pihak Bandara Soekarno Hatta untuk perluasan Terminal 3, Jumat (21/07/17).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, rencana perluasan Terminal Soekarno-Hatta ini akan memakan 3 Desa di 2 Kelurahan yaitu Desa Selapajang, Rawa Rengas dan Rawa Burung. Beberapa waktu lalu masyarakat sudah sepakat dengan harga yang ditawarkan.

Namun saat pembayaran, masyarakat memprotes karena dianggap warga tidak sesuai dengan kesepakatan. Sehingga warga memasang Sepanduk protes sepanjang 4 meter di Jalan Raya Bojong Rengek, RT05/15.

"Pembebasan lahan ini untuk perluasan Bandara Terminal 3, warga sebenarnya bukan menolak tetapi sangat setuju dengan rencana pemerintah. Namun persoalan di sini adalah harga yang tidak sesuai," ujar Asep Juanda, warga RT03/15, Desa Rawa Rengas, Kecamatan Kosambi.

Asep mengatakan, karena harganya murah maka warga menolak dan lebih baik tidak menjual tanahnya, karena pembebasan lahan tersebut sangat merugikan bagi warga.

"Sebelumnya warga melakukan demo untuk menuntut keseusaian harga yang dirasa cukup murah, lalu pada pertemuan kedua antara pihak warga dan pihak Bandara Soekarno  Hatta, disetujui dengan nominal Rp 7,9 juta per meter," katanya.

Asep melanjutkan, namun pada saat pencairan warga kecewa dengan harga yang diberikan yaitu sebesar Rp5,5 juta per meter. Tentu ini berbanding terbalik dengan kesepatan sebelumnya. Untuk itu warga menolak dengan penurunan harga yang sudah disepakati karena dianggap sangat merugikan.

Abi, warga lainnya menuturkan, harga yang ditawarakan tidak pantas dan tidak sesuai dengan kesepakatan. "Dalam hal ini seolah-olah harga untuk perluasan Bandara Terminal 3 itu pemerintah yang mengatur, bukan masyarakat. Memangnya tanah ini punya pemerintah," ungkapnya dengan nada tegas.

Abi melanjutkan, awalnya tanah miliknya diitawar Rp 6,42 juta per meter. Lalu warga demo karena tidak sesuai, kemudian naik jadi Rp 7,9 juta per meter. Namun begiti akan mau dicairkan turun menjasi Rp 5,5 juta per meter. "Pemerintah kasih harga enggak jelas" ujar Abi.(RAZ)

SPORT
Shin Tae-yong Sedih Lihat Kondisi Timnas Indonesia Usai Gagal ke Piala Dunia 2026

Shin Tae-yong Sedih Lihat Kondisi Timnas Indonesia Usai Gagal ke Piala Dunia 2026

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:31

Shin Tae-yong mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi timnas Indonesia yang sedang berada dalam periode kurang baik setelah gagal melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.

WISATA
Tingkat Keterisian Hotel di Kabupaten Tangerang Diprediksi Meningkat 52 Persen saat Nataru

Tingkat Keterisian Hotel di Kabupaten Tangerang Diprediksi Meningkat 52 Persen saat Nataru

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:40

Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Diporabudpar) Kabupaten Tangerang, memperkirakan tingkat keterisian hotel di wilayahnya meningkat hingga 52 persen dibandingkan saat hari-hari normal saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.

PROPERTI
Paramount Gading Serpong Punya Logo Baru, Makna Bentuk dan Warnanya Penuh Filosofi 

Paramount Gading Serpong Punya Logo Baru, Makna Bentuk dan Warnanya Penuh Filosofi 

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:03

Paramount Gading Serpong resmi memperkenalkan identitas visual terbaru yang menegaskan arah pengembangan kawasan sebagai kota modern yang tumbuh berkelanjutan.

KOTA TANGERANG
Cegah Siswa Terpapar Konten Negatif, Pemkot Tangerang Bentuk KIS di 198 SMP

Cegah Siswa Terpapar Konten Negatif, Pemkot Tangerang Bentuk KIS di 198 SMP

Jumat, 12 Desember 2025 | 20:28

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang mengambil langkah progresif dengan meluncurkan terobosan baru di dunia pendidikan, yakni pembentukan Kelompok Informasi Sekolah (KIS).

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill