Connect With Us

Pemerintah Genjot Infrastruktur, Pengamat : Harusnya Bukan itu..

Achmad Irfan Fauzi | Minggu, 10 Maret 2019 | 09:00

Kegiatan diskusi Cerdas dan Kreatif bertema 'Manajemen dan Tata Kelola Pembangunan Saat ini, Menguntungkan atau Merugikan Rakyat, yang digelar di Rumah Makan kawasan Neglasari, Kota Tangerang, Sabtu (9/3/2019). (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)

TANGERANGNEWS.com-Direktur Sabang Marauke Circle Syahganda Nainggolan menilai, pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak diiringi dengan pembangunan industri dan regional.

Hal itu diungkapkan dia dalam diskusi Cerdas dan Kreatif bertema 'Manajemen dan Tata Kelola Pembangunan Saat ini, Menguntungkan atau Merugikan Rakyat'. 

Diskusi tersebut berlangsung di Rumah Makan kawasan Neglasari, Kota Tangerang, Sabtu (9/3/2019).

Menurut pengamat politik, ekonomi, dan pembangunan ini, pemerintah terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur.  Sehingga daya beli masyarakat kian melemah dan sektor industri tidak berkembang.

"Harusnya Indonesia ini pembangunannya dua. Satu arahnya industrialisasi terutama manufaktur, kedua pembangunan regional. Ini yang belum kelihatan selama ini," jelasnya.

Syahganda tak memungkiri jika Indonesia merupakan negara berkembang sehingga pembangunan infrastruktur sangat bermanfaat. Namun, keseimbangan pembangunan sangat penting agar pembangunan itu sangat dirasakan rakyat. 

Sebab, angkatan kerja di Indonesia setiap tahun tumbuh 2,5 juta. Sedangkan sektor formal hanya mampu menyerap 500 ribu tenaga kerja.

"Jadi kita selalu punya 2 juta yang pengangguran baru terus dalam pengertian sektor formal, akhirnya mereka tersisih ke sektor informal. Ini akan membludak kalau kita tidak fokus pada pembangunan industri," ucapnya.

Ia menambahkan, model pembangunan di Indonesia harus dirubah terutama mesti mempercepat pembangunan yang berhubungan dengan agrikultur dan agroindustri. 

Hal paling penting yang harus menjadi fokus pemerintah, kata dia, adalah mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi.

"Jadi enggak bisa lagi ada orang yang misalnya menguasai 5 juta hektare lahan sawit. Tapi semestinya 5 juta itu harus dibagi kepada sejuta rakyat, jadi masing-masing rakyat punya 5 hektare. Dengan 5 hektare itu rakyat bisa tumbuh menjadi orang yang survive. Dan, itu harus masif sifatnya," paparnya.(DBI/RGI)

TEKNO
Bos OpenAI Wanti-wanti Masyarakat Jangan Curhat Hal Pribadi ke ChatGPT

Bos OpenAI Wanti-wanti Masyarakat Jangan Curhat Hal Pribadi ke ChatGPT

Jumat, 1 Agustus 2025 | 07:29

CEO OpenAI Sam Altman memperingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan membagikan informasi pribadi kepada chatbot ChatGPT.

OPINI
Pengampunan Politik, Tarian Menuju Stabilitas Elite

Pengampunan Politik, Tarian Menuju Stabilitas Elite

Jumat, 1 Agustus 2025 | 20:51

Setiap kali pemilihan umum usai, ketegangan politik seringkali membekas, membelah masyarakat dan elite ke dalam kubu-kubu yang sulit disatukan.

WISATA
Rekomendasi Tempat Nongkrong Aestetik hingga yang Merakyat di Tangerang

Rekomendasi Tempat Nongkrong Aestetik hingga yang Merakyat di Tangerang

Minggu, 20 Juli 2025 | 14:58

Ini beberapa tempat nongkrong di Tangerang bikin menarik untuk dibahas. Nongkrong atau hangout jadi salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh generasi muda saat ini dan untuk menghabisakn waktu bersama orang-orang terdekat lho!

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill