Oleh: Melfa Yetti Fathur Rohman, Mahasiswi Jurnalistik UNIS Tangerang
TANGERANGNEWS.com-Kampung Urang Baraya merupakan kampung tematik yang terletak di Pabuaran Tumpeng, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Kampung ini terus berupaya membentuk lingkungan yang harmonis dengan mengutamakan kebersamaan antar warganya.
Pada awalnya Kampung Urang Baraya hanyalah kampung biasa yang mayoritas penduduknya adalah pendatang dari pada pribumi.
Dengan tercampurnya masyarakat yang heterogen, membuatnya warganya cenderung berperilaku individualis.
Melihat kesenjangan tersebut, beberapa penggiat sekitar mencetuskan ide untuk menjadikan lingkungannya dengan suasana yang harmonis, serta mencoba untuk mengubah stigma individualis yang berada di tengah masyarakat.
Karena bahasa ibu warga setempat adalah Bahasa Sunda, lahirlah kata “Urang Baraya” sebagai nama kampung yang dipilih yang mempunyai arti “Kita bersama”.
“Saya dan teman-teman pengennya antara depan-belakang, pojok ke pojok tuh saling mengenal,” ujar Aris, ketua RW setempat, Minggu (24/1/2021).
Kampung yang terbentuk pada bulan April tahun 2017 ini memiliki berbagai fasilitas yang bisa digunakan, seperti adanya KWT (Kelompok Wanita Tani), bank sampah, arena bermain anak, posyandu, pembudidayaan ikan lele dan nila, budidaya magot, mikroenzim atau mikro organisme lokal.
Untuk KWT sendiri ada di RT01 dan 02, sedangkan rumah bibitnya berada di RT04. Setiap KWT terdiri atas beragam tanaman dan tumbuhan, seperti terong, tomat, jagung, kacang dan sebagainya.
Awal terbentuknya KWT ini merupakan inisiatif warga yang menginginkan perkebunan di tengah perkampungan.
“Kita setiap hari datang ke sini (KWT) ada kegiatan atau engga ada kita tetap kesini,” ujar Ibu Heni, Pengurus KWT RT02.
Sedangkan untuk program bank sampah dilakukan penimbangan setiap satu minggu sekali. Tetapi saat ini sedang dihentikan, mengingat KotabTangerang masih menjadi zona merah dalam penyebaran virus Corona.
“Cuma karena lagu zona merah, ditambah ada isolasi pasien Covid di hotel sini akhirnya didiskusikan sama LH untuk dihentikan sementara,” imbuh Aris.
Posyandu yang seharusnya rutin dijalankan juga terkena dampak dan terbatas ruang geraknya.
“Untuk bulan Desember tidak ada penimbangan, Oktober – November masih namun dibatasi. Serta pembagian obat cacing dilakukan door to door,” ungkap Ibu Soimah.
Selain fasilitas yang sudah disebutkan, Urang Baraya juga mempunyai beberapa kegiatan yaitu UMKM yang memperkenalkan produk olahan makanan hasil KWT tiap RT.
Ada komunitas pecinta alam untuk masyarakat yang senang dengan kehidupan alam, serta komunitas Barudak Urang Baraya yang berfokus dalam mengedukasi anak-anak mengenai semangat kerja bakti, sosialiasi bank sampah dan kegiatan seru lainnya.
Kampung Urang Baraya juga memiliki segudang prestasi gemilang, yaitu memperoleh juara dua kampung hijau se-Kota Tangerang pada tahun 2017, lalu juara satu lomba mural Se-Kota Tangerang di tahun 2018 dan juara dua lomba short movie Se-Kota Tangerang.
Selain itu juga juara 4 dalam lomba Ketahanan Pangan pada bulan Desember tahun lalu.
Tetapi setelah melakukan evaluasi dari lomba-lomba tersebut, menurut Aris, masyarakat hanya termotivasi pada kejuaraan, bukan mengubah orientasi agar menjadikan lingkungan tersebut sesuai seperti yang diinginkan.
“Saya mau mengubah mindset temen – temen untuk tidak fokus pada lomba–lomba. Perlombaan itu malah membuat sekat–sekat,” balasnya.
Aris juga mengatakan Kampung Urang Baraya menjadi lebih baik setelah mengedepankan semangat kebersamaan dalam membuat lingkungan yang harmonis, nyaman serta tidak ada lagi sekat–sekat antar warganya.
Rencana yang ingin diwujudkan oleh Kampung Urang Baraya yang pertama adalah memperkuat ketahanan pangan masyarakat dan UMKM.
"Untuk yang lebih luas lagi adalah terus berupaya untuk menjadikan Kampung Urang Baraya sebagai kampung destinasi wisata di Kota Tangerang," jelasnya. (RAZ/RAC)