Connect With Us

Warga Cina Benteng Kepingin Ketemu Wahidin Halim

| Jumat, 15 Oktober 2010 | 17:47

Bentrok antara warga dengan Satpol PP. (tangerangnews / rangga)


TANGERANGNEWS-Warga Cina Benteng yang tergabung dalam Forum Masyarkat Kampung Benteng (FMKB), hari ini, mendatangi DPRD Kota Tangerang untuk melakukan audiensi terkait tindaklanjut masalah penggusuran ratusan rumah warga di Kelurahan Mekar Sari dan Tangga Asem dan Kokun, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
 
Dalam audiensinya, mereka mengajukan konsep penataan ulang rumah warga. Dimana sebelumnya 20 penggusuran oleh Pemerintah Kota Tangerang terhadap bangunan yang berdiri 20 meter dari dari bibir sungai, dikurangi menjadi 10 meter.
 
“Dalam Perdanya, 20 meter dari bibir sungai akan digusur. Kalau itu terjadi maka sebanyak 350 kepala keluarga (KK) akan tergusur. Sedangkan kalau dirubah menjadi 10 meter, yang tergusur cuma 55 KK saja. Dan ke -55 KK ini akan kita relokasi ke lahan bekas kandang babi dan pabrik,” ungkap Ketua FMKB Edi Lim, Jumat (14/10).
 
Dijelaskannya, dari 10 meter batas tersebut, sepanjang 2 meter dari bibir sungai akan dijadikan tempat penghijauan tanam produktif, 2 meter selanjutnya dijadikan jogging track, lalu 50 centimeter dari joging track dibangun saluran air dan 3,5 meter selanjutnya dijadikan taman.
 
“Ini solusi tengahnya, supaya tidak banyak masyarakat digusur dan tidak melanggar aturan juga. Nantinya, kita juga akan berpartisipasi membantu program Pemerintah Kota Tangerang melakukan penghijauan dan  pemerliharaan lingkungan dengan swadaya dari masyarakat,” jelas Edi.
 
Edi menambahkan, jika konsep ini disetujui DPRD, maka penataan akan dilakukan oleh pemerintah pusat dengan anggaran APBN. “Kita sudah memperlihatkan konsep ini ke pemerintah pusat, mereka setiju akan menanggung biaya penataannya. Tapi kalau tidak, kita akan limpahkan kepada DPR RI saja,” ungkapnya.
 
Selain itu, Edi juga meminta agar DPRD memfasilitasi agar warga cina benteng bisa bertemu dengan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim untuk melakukan audiensi. “Kita sulit bertemu dengan wali kota, untuk itu dewan diharapkan bias memfasilitasi,” katanya.
 
Ketua Komisi I DPRD Kota Tangerang Gatot Purwanto mengatakan, konsep tersebut tetap melanggar perda yang ada. Menurutnya, penataan baru bisa dilaksanakan jika UU diatasnya dirubah dulu oleh DPR RI.
 
“Dalam perda sudah jelas aturannya 20 meter dari bibir sungai tidak boleh ada bangunan. Jika itu kita langgar, maka kita bisa dijerat hukum. Perda juga tidak bisa kita rubah, karena itu merujuk kepad UU yang lebih tinggi yang dirancang oleh DPR RI. Untuk itu saya minta supaya pihak FKMB minta dulu kepada DPR RI untuk merubah UU tersebut, baru kita bisa mengikuti,” tandasnya.(rangga)
 
 

BANTEN
Penyaluran Program Sekolah Gratis Banten Tahap II Ditargetkan Rampung Akhir September 2025

Penyaluran Program Sekolah Gratis Banten Tahap II Ditargetkan Rampung Akhir September 2025

Selasa, 16 September 2025 | 19:07

Gubernur Banten Andra Soni memastikan percepatan penyaluran Program Sekolah Gratis untuk tahap kedua yang ditarget akan rampung pada akhir September 2025.

AYO! TANGERANG CERDAS
Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Minggu, 20 Juli 2025 | 11:19

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.

KOTA TANGERANG
Hari Perhubungan Nasional, Naik Bus Tayo dan Si Benteng di Tangerang Gratis

Hari Perhubungan Nasional, Naik Bus Tayo dan Si Benteng di Tangerang Gratis

Selasa, 16 September 2025 | 18:36

Ada kabar gembira untuk seluruh masyarakat, dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harbunas).

OPINI
Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Selasa, 16 September 2025 | 15:19

Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill