TANGERANGNEWS.com-Rencana penyesuaian tarif ojek online (ojol) hingga 15% direspons beragam komentar oleh pengemudi maupun konsumennya sendiri. Sebagian menyetujui wacana ini, namun tidak sedikit yang merasa terbebani.
Salah satunya Anwar, pengemudi ojol di Kota Tangerang. Ia khawatir kebijakan itu justru akan membuat jumlah order berkurang, dan pendapatan untuk keluarganya makin melilit.
"Enggak setuju sih, karena pasti customer nyari yang lebih murah. Khawatirnya orderannya menurun, apalagi kan saingannya makin banyak ditambah aplikasi Shopee juga promonya gila-gilaan," ujar Anwar, Jumat 4 Juli 2025.
Anwar meminta kepada pemerintah pusat mengkaji matang-matang sebelum menaikan harga tarif ojol dan mencari solusi dampaknya nanti.
"Iya, sebelum naikin harga tolong dipikir dulu dampaknya apa nanti. Apakah orderan banyak atau berkurang, ada mungkin solusi lain, menurut saya lebih baik potongan tarif ke aplikator," ungkapnya.
Berbeda dengan Anwar, pengemudi ojol bernama Chandra dari Komunitas Veteran BSD justru setuju dengan penyesuaian tarif tersebut.
Jika tarif ojol naik, maka pengeluarannya juga ikut naik. Kenaikan ini mendapatkan dukungan dari rekan komunitasnya.
"Tapi kalau untuk dari sisi driver-nya itu mungkin akan lebih menguntungkan mereka dalam mencari nafkah, mencari keuntungan tapi apakah semua driver pada setuju kalau saya sih setuju saja," ujarnya.
Chandra menambahkan, terkait harga tarif ojol naik 15 persen itu belum valid, masih menjadi isu yang berkembang.
"Kayaknya belum valid bang, itu masih dikaji lagi. Menurut saya butuh waktu yang cukup naikin harga ini, apakah orderan bakal ramai atau sepi," katanya.
Sementara pengemudi ojol lain, Okta juga mendukung rencana kenaikan tarif. Menurut mereka, saat ini hampir semua kebutuhan sudah mengalami kenaikan harga.
"Aku kan kayak mikir kalau ke mana-mana emang mahal ya. Jadi udah enggak apa-apa kalau naik, driver juga butuh pemasukan untuk kebutuhan keluarganya," ungkapnya.