TANGERANGNEWS.com-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) berkomitmen kuat untuk mencapai status Bebas AIDS pada tahun 2030.
Strategi utama yang digencarkan adalah skrining aktif dan penghapusan stigma, menjadikan Kota Tangerang sebagai daerah yang ramah bagi Orang dengan HIV (ODHIV).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang dr. Yumelda Ismawir mengungkapkan bahwa layanan pemeriksaan kini sangat mudah diakses dan bersifat rahasia penuh.
"Untuk memeriksakan diri secara sukarela dan rahasia, dapat dilakukan di puskesmas secara gratis dengan Voluntary Counseling and Testing (VCT)," ungkapnya, Rabu 22 Oktober 2025.
Layanan Skrining dan Pengobatan Tersebar Luas
Pemkot Tangerang telah menyebar jaring layanan skrining dan pengobatan secara luas, menjamin tidak ada lagi alasan bagi warga untuk tidak memeriksakan diri.
Pelayanan pengobatan dan perawatan kini tersedia di 39 puskesmas, satu klinik swasta, dan 13 rumah sakit.
Bahkan, Pemkot telah menyediakan layanan pemeriksaan lanjut (viral load) di 15 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan pemeriksaan CD4 di Labkesda Kota Tangerang.
"Layanan ini menjadi pilihan yang mudah dijangkau dan tersebar di Kota Tangerang. Seluruh rumah sakit juga memiliki pelayanan pemeriksaan mandiri," tambahnya.
Kolaborasi Komunitas dan Dukungan Psikososial ODHIV
dr. Yumelda juga menekankan penanganan di Kota Tangerang tidak berhenti pada obat-obatan. Pendampingan ODHIV sangat diutamakan untuk memastikan disiplin konsumsi obat dan dukungan mental.
"Layanan pendampingan di faskes juga tersedia konseling dan dukungan psikososial," jelasnya.
Pemkot bahkan berkolaborasi erat dengan komunitas dan yayasan yang bergerak di bidang ini, seperti Yayasan Citra Andaru Bersama dan Jaringan Indonesia Positif, untuk memberikan dukungan langsung dan memastikan proses pengobatan berjalan optimal.
Pesan Kunci: Hentikan Stigma dan Perundungan!
Di akhir pernyataannya, dr. Yumelda menyampaikan imbauan paling krusial kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang, hentikan stigma negatif dan perundungan terhadap ODHIV.
Ia juga mengajak masyarakat yang merasa memiliki perilaku berisiko untuk segera mengunjungi fasyankes terdekat untuk tes dini.
"Tolong, mari kita hentikan stigma negatif serta perundungan bagi ODHIV. Mudah-mudahan, dengan kolaborasi bersama dari tes dini, pengobatan disiplin, hingga dukungan komunitas, kita benar-benar dapat mencapai Bebas AIDS 2030," tutup dr. Yumelda penuh harap.