TANGERANGNEWS.com- Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi diprediksi terjadi mulai 1 Juli 2025, menyusul tren kenaikan harga minyak mentah dunia sepanjang Juni 2025.
Diketahui, rata-rata harga minyak Brent tercatat naik 9,06 persen dari Mei ke Juni 2025, mencapai US$69,80 per barel. Bahkan sempat menembus US$78,85 per barel pada 19 Juni 2025, tertinggi sejak Januari.
Hal serupa juga terjadi pada harga WTI yang naik ke US$67,7 per barel di bulan Juni, didorong ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel, termasuk ancaman penutupan Selat Hormuz.
Namun, adanya gencatan senjata sementara antara kedua negara menjelang akhir Juni membuat harga kembali menurun.
Harga sempat menyentuh di atas US$80, kemudian turun ke kisaran US$67 setelah pengumuman gencatan senjata oleh Presiden AS Donald Trump.
Meski demikian, suplai global diprediksi meningkat menyusul rencana OPEC+ yang akan menambah produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari untuk bulan Juli dan Agustus. Kenaikan produksi ini berpotensi menghambat lonjakan harga minyak dunia secara lebih luas dilansir dari CNBC Indonesia, Senin 30 Juni 2025.
Dari sisi domestik, rupiah menunjukkan penguatan signifikan selama Juni. Nilai tukar rupiah menguat dari rata-rata Rp16.412 per dolar AS di bulan Mei menjadi Rp16.285 pada Juni 2025.
Pada akhir bulan, rupiah bahkan menguat ke Rp16.225 per dolar AS. Stabilitas ini ditopang oleh kebijakan Bank Indonesia yang menahan suku bunga di 5,5 persen, serta sentimen positif global akibat koreksi terhadap ekspektasi inflasi di Amerika Serikat dan lemahnya indeks dolar.
Menurut formula harga BBM dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019, perhitungan harga eceran BBM menggunakan rerata harga publikasi MOPS selama dua bulan terakhir dan nilai tukar rupiah.
Jika merujuk pada data, rata-rata harga minyak Brent selama Mei–Juni 2025 sebesar US$66,90/barel, naik dari rata-rata April–Mei 2025 sebesar US$65,23. Harga minyak WTI pun menunjukkan arah yang sama, naik menjadi US$64,33/barel dari US$61,96 pada periode dua bulan sebelumnya.
Di tengah tren minyak dunia yang meningkat dan rupiah yang menguat, arah penyesuaian harga BBM non-subsidi pada 1 Juli 2025 masih berada dalam ruang kemungkinan.
Jika pemerintah mempertimbangkan kenaikan harga minyak mentah, maka penyesuaian harga bisa saja terjadi. Namun, kekuatan rupiah yang membaik dapat membuat pemerintah mempertahankan harga saat ini, terlebih setelah dua kali penurunan harga dalam dua bulan terakhir.