Connect With Us

Menjadi Muslim yang Peduli Bukan Hanya Empati

Rangga Agung Zuliansyah | Minggu, 3 Agustus 2025 | 21:47

Ummu Ainyssa, Muslimah Penggiat Literasi. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

Oleh: Ummu Ainyssa, Muslimah Penggiat Literasi

 

TANGERANGNEWS.com-"Negeri sendiri saja banyak masalah, ngapain sih mikirin masalah negara lain?". Begitulah kiranya komentar yang sering terdengar di masyarakat. Terlebih saat kita menyerukan kepedulian dan menawarkan solusi bagi permasalahan negara lain, seperti konflik yang terus terjadi di Palestina misalnya. Sekilas memang bagus komentar itu, seolah menampakkan betapa pedulinya kita terhadap negeri sendiri, tempat lahir kita. Sehingga kita berpikir harus fokus untuk memajukan negeri ini dengan sekuat tenaga.

Sayangnya, sebagai seorang muslim yang tinggal di negeri mayoritas muslim tentu standar perbuatan kita bukan hanya kecintaan pada sebuah negeri. Akan tetapi standar perbuatan kita tidak terlepas dari hukum syarak dan juga mengikuti keteladanan baginda Rasulullah saw.. Sementara Rasulullah saw. tidak pernah mengajarkan kecintaan hanya pada negeri sendiri. 

Realitasnya Rasulullah saw. menyebarkan risalah Islam sebagai bentuk kasih sayang beliau terhadap umatnya, agar selamat dunia maupun akhirat. Beliau tidak berhenti hanya menyebarkan Islam di tempat beliau lahir saja, akan tetapi beliau menyebarkan ke wilayah sekitarnya. Yang kemudian amanah besar tersebut dilanjutkan oleh para khulafaur rasyidin, dan generasi seterusnya. Hingga akhirnya Islam bisa kita kenal hingga saat ini.

Semua beliau lakukan sebagai bentuk peduli kepada semua umatnya. Bukan hanya peduli dengan masyarakat di tempat tinggalnya saja. Sungguh beliau tidak rela umatnya di berbagai penjuru dunia hidup dalam kezaliman dan ketidakberkahan. Jangankan jutaan kaum muslim yang tertindas, satu muslimah saja dilecehkan beliau langsung mengirimkan pasukan untuk membelanya.

Rasulullah saw. sendiri pun pernah menyampaikan dalam sebuah hadis bahwa kaum muslimin satu dan yang lainnya adalah saudara. Beliau juga mempertegas persaudaraan tersebut bagaikan satu tubuh, yang mana jika ada satu bagian saja yang sakit, maka bagian yang lain ikut merasakan sakitnya juga. 

Maka jika saat ini masih ada kelompok-kelompok yang tidak ada bosannya menyeru kepedulian terhadap kebrutalan yang dilakukan Zionis Israel terhadap Palestina, bukan karena tidak peduli dengan masalah di negeri sendiri. Akan tetapi karena ingin mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah sebagai panutannya. Mereka juga peduli dengan kaum muslim di mana pun berada.

Saudaraku, lihatlah, makin hari kebrutalan Zionis makin membabi buta. Di saat kekuatan fisik dan kegigihan para mujahidin tak bisa dikalahkan, mereka mengalihkan strategi dengan membuat kelaparan. Ya, kelaparan dijadikan senjata untuk genosida warga Gaza. 

Sejak awal Maret 2025 lalu, pintu Rafah dan Kerem Shalom ditutup total. Sehingga truk-truk pengangkut bantuan dari berbagai negara pun terhenti di perbatasan. 

Seberapa pun banyaknya bantuan logistik yang datang, pada akhirnya hanya menumpuk di gudang-gudang pangan. Mereka rakyat Gaza hanya bisa bertahan, menahan perihnya perut mereka. Bukan hanya itu, mereka juga harus menyaksikan satu per satu, saudara mereka wafat karena tak kuat menahan lapar. Mereka menghadap Sang Pencipta dalam bentuk tinggal tulang.

Saudaraku, tidakkah kita miris dengan keadaan mereka? Mereka saudara kita seiman. Mereka yang akan membersamai kita ketika kelak Rasulullah bertanya, di mana umatku? Pada saat itu kita mengaku bahwa kita adalah umatnya. Lantas bagaimana jika kemudian Rasulullah bertanya, jika kalian benar umatku, lantas kenapa kalian tidak saling membantu? Sementara kalian mampu membantu.

Kemudian kita berdalih bahwa kita tidak tinggal diam. Kita telah banyak membantu, berulang kali kita menggalang dana, kita telah mengirimkan bantuan logistik, obat-obatan, maupun tenaga medis. Memang benar, semua itu sangatlah bermanfaat bagi mereka. Namun, itu bukanlah satu-satunya solusi buat mereka. Melainkan hanya salah satu solusi.

Betapa banyak bahan makanan yang dikirim ke Gaza, tapi pada akhirnya harus mengikuti aturan pendistribusiannya. Bantuan yang nyata-nyata dikirim atas nama mereka, tak semudah itu mereka dapatkan. Justru mereka dijadikan target genocide by starvation. Bukan hanya saat lapar, saat mengantre bahan makanan pun mereka tak luput dari serangan. 

Bantuan yang datang ke sana terasa bukan bantuan gratisan. Akan tetapi bantuan yang kadang kalanya harus dibayar dengan nyawa.

Mereka harus siap jika sebuah drone tiba-tiba menembaki mereka saat sedang dalam kerumunan menunggu jatah bantuan. Warga Gaza menangis, ke sana kemari mencari bantuan makanan untuk memyambung nyawa. Namun, nyatanya mereka justru malah meregang nyawa. Hampir setiap hari penembakan terhadap warga yang mencari bantuan terjadi. 

Saudaraku, Zionis Israel tidak akan pernah rela warga Gaza tinggal dengan tenang di sana. Mereka akan melakukan apapun untuk membersihkan Kota Gaza dan menguasainya. Zionis semakin percaya diri dengan dukungan negara-negara sekutunya.

Mereka semakin kuat karena bersatu dan saling membantu.

Bagaimana dengan kaum muslimin? Mampukah menandingi kekuatan mereka? Tidak! Kaum muslim tidak akan pernah lebih kuat dari mereka selama kaum muslim masih terlena dalam sekat nasionalisme. Kita tidak bisa berharap kuat selama kita masih tercerai berai. Satu lidi tidak akan pernah bisa membersihkan sampah. Namun, seikat lidi pasti mampu membabat habis semua sampah. Saatnya kita bekerja keras menyeru untuk menyatukan lidi-lidi itu.

Wahai para pemimpin negeri muslim, kalian semua bukanlah orang yang bodoh. Tapi kalian semua orang-orang cerdas. Kalian bukanlah para pemimpin yang lemah. Namun, kalian adalah pemimpin yang terkuat. Hanya saja, kekuatan kalian saat ini masih tersandera oleh kepentingan politik. Kalian masih takut tidak bisa berdiri tegak jika melepaskan cengkeraman para penjajah. Kalian tidak percaya diri bahwa sejatinya kalian sudah bisa untuk berlari.

Percayalah pada janji Allah Swt., “Kuntum Khairu Ummah”. 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ

 ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ

 ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

 

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Q.S. Ali-Imran: 110)

Kita kaum muslimin adalah umat terbaik. Kita adalah umat terkuat saat bersatu. Hapus sekat nasionalisme, stop hanya peduli dengan negeri sendiri. Mereka kaum muslim di mana pun adalah saudara kita. Penderitaan yang dialami muslim Palestina, Uyghur, Suriah, Kashmir, dan lain-lain adalah penderitaan kita juga. 

Mereka akan terus terjajah, tertindas, terzalimi selama tidak ada kekuatan adidaya yang bisa membebaskan mereka. Kekuatan itu hanya dimiliki oleh para pemimpin besar negeri-negeri muslim. Maka sudah saatnya kita wujudkan kembali persatuan seluruh kaum muslimin menjadi sebuah negara adidaya yang ditakuti para penjajah. Negara Islam inilah yang kelak akan mengusir musuh-musuh Islam, mengusir Zionis Israel dari tanah para nabi. Jadilah muslim yang peduli, bukan hanya sekadar empati.

WISATA
Rekomendasi Tempat Nongkrong Aestetik hingga yang Merakyat di Tangerang

Rekomendasi Tempat Nongkrong Aestetik hingga yang Merakyat di Tangerang

Minggu, 20 Juli 2025 | 14:58

Ini beberapa tempat nongkrong di Tangerang bikin menarik untuk dibahas. Nongkrong atau hangout jadi salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh generasi muda saat ini dan untuk menghabisakn waktu bersama orang-orang terdekat lho!

KAB. TANGERANG
Wabup Intan Dukung Pembangunan Sodong Village Tigaraksa 

Wabup Intan Dukung Pembangunan Sodong Village Tigaraksa 

Minggu, 3 Agustus 2025 | 17:04

Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah menyatakan dukungan penuh terhadap pembangunan di Perumahan Sodong Village (Sovil), Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

TEKNO
Bos OpenAI Wanti-wanti Masyarakat Jangan Curhat Hal Pribadi ke ChatGPT

Bos OpenAI Wanti-wanti Masyarakat Jangan Curhat Hal Pribadi ke ChatGPT

Jumat, 1 Agustus 2025 | 07:29

CEO OpenAI Sam Altman memperingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan membagikan informasi pribadi kepada chatbot ChatGPT.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill