Kordinator Amperats Agil Nopembryanto mengatakan, hasil Quick Count yang dilakukan lembaga survey dirasa kurang tepat dan tergesa-gesa dalam penyampaian dan menimbulkan kebingungan dalam masyarakat. Ini sudah sangat menjelaskan akan adanya subjektivitas dari lembaga survey yang tengah melakukan penghitungan cepat dan mengindikasikan adanya pesan politik dari pasangan calon.

"Padahal rakyat yang memilih jumlah sama, suara yang sah dan suara tidak sah juga sama tapi mengapa dengan hasil yang berbeda,"katanya, hari ini.

Ia menambahakan, dengan penghitungan secara cepat akan menimbulkan terjadinya rawan konflik horizontal antar sesama pendukung pasangan calon.

Untuk itu, sambung Agil, kami mahasiswa mendesak KPU selaku lembaga penyelengara untuk tetap menunjung tinggi netralitas, transparan dan propesional dalam melakukan rekapitulasi hasil pemungutan dan KPU tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak terprovokasi oleh suatu hal apapun baik itu dari pasangan calon masing-masing. (dedi)