Connect With Us

Pengelolaan Sampah Terpadu di Mustika Tigaraksa

Bambang Surambang | Sabtu, 23 Mei 2015 | 13:00

Pengelolaan sampah terpadu ini berhasil mengurangi sampah sampai 54 persen. (Sumber : www.sanitasi.or.id / TangerangNews)

Perumahan Mustika Tigaraksa terletak di Kabupaten Tangerang. Sebagai sebuah perumahan, rumah-rumah tertata dengan rapi. Penduduknya sebagian besar berpenghasilan menengah. Namun dalam urusan sampah, belum tertata dengan baik sampai ada pengelolaan sampah terpadu. Bayangkan bagaimana sampah yang ada di perumahan yang dihuni oleh 1687 kepala keluarga (KK) itu.

Pada awalnya sampah dikumpulkan oleh petugas developer (RT/RW) dan kemudian dibawa ke tempat pembuangan sementara (TPS). Sayangnya frekuensi pengangkutannya tidak memadai sehingga  muncul masalah estetika seperti bau dan lalat yang sangat mengganggu  terutama di sekitar TPS yang tersebar di lingkungan komplek perumahan. Inilah yang kemudian menimbulkan konflik sosial dan komplain warga terhadap pengembang (developer).

Akhirnya, dibuatlah kerja sama pengelolaan sampah ini dengan sebuah LSM bernama BEST. Tujuan pengelolaan sampah tersebut adalah membantu mengurangi volume sampah  yang dibuang ke TPA (7,2 m3/hari) serta memanfaatkan sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi material daur ulang.

Strategi pelaksanaan kegiatan ini adalah menerapkan pola penanganan sampah yang berwawasan lingkungan melalui  koordinasi dengan pihak developer dan masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan yang mengarah pada pola cost recovery dengan pendekatan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya.

Kerja Bareng

Proses pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu skala kawasan di Perumahan Mustika Tigaraksa melalui beberapa tahapan proses, yaitu pertemuan dengan masyarakat untuk menentukan kebutuhan pelayanan persampahan dan hasilnya dikonsultasikan dengan pihak developer untuk mendapatkan lahan tempat pengolahan sampah.

Pertemuan lain yang dilakukan adalah pertemuan dengan warga calon pelanggan untuk menentukan iuran pengelolaan sampah. Sebelumnya setiap kepala keluarga membayar iuran sebesar Rp 1.000. Dari pertemuan itu disepakati bahwa iuran warga adalah Rp 4.000/kk. Sementara pihak pengembang menyediakan lahan untuk pengolahan sampah seluar 400 m2. Hasil kesepakatan tersebut dituangkan dalam kontrak antara BEST dengan developer dan masyarakat pelanggan. Kontrak yang ada digunakan untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pengelolaan sampah di kawasan itu dilaksanakan oleh BEST dengan melibatkan tenaga masyarakat setempat (5 orang) dengan dukungan dana awal dari BORDA dan pihak developer.

Hasil

Pengelolaan sampah terpadu ini berhasil mengurangi sampah sampai 54 persen. Sampah itu diubah menjadi kompos  dan  bahan-bahan daur ulang sehingga residu sampah hanya tinggal 46 persen. Secara keseluruhan pengelolaan sampah yang dilakukan cukup memadai dan secara perlahan sudah mengarah pada prinsip pendanaan cost recovery (operasi dan pemeliharaan saja). Namun keberlanjutan pengelolaan masih terkendala oleh pemasaran kompos yang belum memadai.

Kerja sama warga dan LSM ini pun mampu meningkatkan kualitas cakupan pelayanan bagi 1.687 KK dengan frekuensi pelayanan 2 kali seminggu. Dampak lainnya adalah perbaikan kondisi lingkungan. Dan pengolahan terpadu ini bisa dicontoh oleh masyarakat secara individual karena menggunakan teknologi sederhana.

Pembelajaran yang didapatkan dari pengelolaan sampah skala kawasan ini adalah upaya pengelolaan persampahan berbasis masyarakat secara langsung dapat membantu pemerintah daerah mengatasi masalah keterbatasan angkutan dan masalah TPA.  Selain itu pilihan teknologi komposting telah sesuai dengan komposisi dan karakteristik sampah di Indonesia yang memiliki kandungan organik tinggi (70 –80 persen), kadar air tinggi (60 persen) dan nilai kalor rendah (< 1300 k.cal/kg); serta bertambahnya komplek-komplek perumahan baru perlu diantisipasi dengan model pengelolaan sampah serupa.

 

AYO! TANGERANG CERDAS
Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Minggu, 20 Juli 2025 | 11:19

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.

BANTEN
1.931 Warga Banten Jadi Pekerja Migran, Masuk 10 Besar Terbanyak se-Indonesia

1.931 Warga Banten Jadi Pekerja Migran, Masuk 10 Besar Terbanyak se-Indonesia

Rabu, 17 September 2025 | 13:28

Banten tercatat sebagai salah satu provinsi penyumbang pekerja migran terbanyak di Indonesia pada tahun 2025.

BISNIS
Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Ide Bisnis Kuliner UMKM Laris Manis di Musim Hujan

Senin, 15 September 2025 | 16:06

Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill