Connect With Us

Pegiat Lingkungan Sorot Pembangunan PLTU di Cilegon

Mohamad Romli | Rabu, 24 Juni 2020 | 18:49

Anak-anak bermain di lahan dekat PLTU Suralaya, Cilegon. (Istimewa / Istimewa)

 

TANGERANGNEWS.com-Pegiat lingkungan dari berbagai organisasi menyoroti pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Cilegon, Banten. Proyek itu dinilai akan menambah beban pemcemaran udara di Banten dan Jakarta.

Ada tiga PLTU di Banten yang memasok kebutuhan listrik di Jawa dan Bali. Ketiganya yakni, PLTU Lontar di Tangerang, PLTU Suralaya di Cilegon, dan PLTU Labuan di Pandeglang. Pembangkit listrik itu berdiri di pesisir Banten.

Tiga PLTU itu menggunakan bahan bakar batu bara, pegiat lingkungan menganggap penggunaan bahan bakar batu bara memiliki tingkat pencemaran udara lebih buruk ketimbang bahan bakar lain yang lebih ramah lingkungan.

"Menambah PLTU sama dengan memperparah keadaan lingkungan hidup. Pilihan ini juga mengeyampingkan desakan publik agar negara segera beralih ke energi bersih terbarukan yang adil dan berkelanjutan, melalui transisi yang berkeadilan. Lebih lanjut, artinya mendanai proyek PLTU sama saja 'mensponsori' pengerusakan lingkungan," kata Direktur Eksekutif Walhi Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi dalam keterangan tertulis, Rabu (24/6/2020).

Terbaru, proyek pembangkit listrik akan dibangun di Cilegon, Banten yakni PLTU Jawa 9 & 10. Lokasinya berdekatan dengan PLTU Suralaya. Proyek itu didanai oleh lembaga pendana dari perusahaan listrik Korea Selatan, KEPCO.

Secar bisnis, para pegiat lingkungan menilai proyek itu dinilai akan menambah beban PLN karena harus membeli pasokan listrik. Sementara, PLN beberapa tahun ini terus mengalami kerugian.

"Apa yang akan terjadi jika PLN terkunci dengan kewajiban untuk memenuhi pembayaran kapasitas beban dasar dari IPP tanpa memiliki permintaan yang disyaratkan, sementara PLN tidak memiliki kemampuan untuk menaikkan tarif? Apa yang akan terjadi jika pemerintah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan arus kas PLN, mengingat defisit fiskal kita telah melebar lebih dari dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya," kata Pengamat Energi 

Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), Elrika Hamdi.

Pemerintah diminta mengkaji ulang pembangunan proyek pembangkit listrik tersebut. Pembangunan proyek listrik yang tidak ramah lingkungan dinilai akan mempersempit ruang hidup masyarakat sekitar.

"Proyek ini akan membawa dampak lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat yang teramat besar kedepan," ujarnya.(RMI/HRU)

AYO! TANGERANG CERDAS
Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Banten Jadi Provinsi dengan Mahasiswa Aktif Terbanyak, Tembus 1,6 Juta

Minggu, 20 Juli 2025 | 11:19

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Banten menjadi provinsi dengan jumlah mahasiswa aktif terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 1.687.634 mahasiswa per tahun 2024.

HIBURAN
JNE Jadi Mitra Logistik Resmi Indonesia International Pet Expo 2025 di ICE BSD Tangerang

JNE Jadi Mitra Logistik Resmi Indonesia International Pet Expo 2025 di ICE BSD Tangerang

Senin, 3 November 2025 | 19:13

Pameran hewan peliharaan terbesar di Indonesia, Indonesia International Pet Expo (IIPE) 2025, kembali menggandeng JNE sebagai Official Logistics Partner untuk ketiga kalinya.

TEKNO
Tidak Disangka, 10 Provinsi Ini Masih Gunakan Telepon Kabel, Banten Nomor 4

Tidak Disangka, 10 Provinsi Ini Masih Gunakan Telepon Kabel, Banten Nomor 4

Senin, 3 November 2025 | 19:39

Di tengah era serba digital dan dominasi ponsel pintar, penggunaan telepon kabel ternyata belum sepenuhnya punah di Indonesia.

SPORT
PSSI Pastikan Pelatih Baru Timnas Indonesia Bukan Shin Tae Yong

PSSI Pastikan Pelatih Baru Timnas Indonesia Bukan Shin Tae Yong

Senin, 3 November 2025 | 18:32

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Vivin Cahyani Sungkono menepis isu yang menyebut Shin Tae Yong akan kembali melatih Timnas Indonesia.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill