TANGERANGNEWS.com- Rambut rontok kerap dianggap sepele, padahal jika dibiarkan terus-menerus bisa menjadi gejala dari alopecia androgenetika, yakni salah satu jenis kebotakan yang paling umum terjadi pada pria maupun wanita.
Kondisi ini dipicu oleh kombinasi faktor hormonal dan genetik yang menyebabkan folikel rambut mengecil secara progresif hingga berhenti menumbuhkan rambut baru.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Bethsaida Hospital Serang dr. Aulia Rahman Sp.DV, mengimbau agar masyarakat tak menunda pemeriksaan ketika rambut mulai menipis.
“Banyak pasien datang setelah rambut sudah sangat menipis, padahal jika ditangani lebih awal, kondisi ini bisa dikendalikan dan rambut dapat tumbuh kembali dengan lebih optimal,” ujarnya.
Secara statistik, kondisi ini cukup umum terjadi. Sekitar 50 persen pria mengalami kebotakan pada usia 50 tahun, dan meningkat menjadi 80 persen pada usia 80 tahun. Sementara insidensi alopecia androgenetika juga ditemukan pada sekitar 20 persen pria dan 5–6 persen wanita.
Rambut sendiri tumbuh melalui tiga fase: anagen (pertumbuhan), catagen (transisi), dan telogen (rontok). Rontok 50–100 helai rambut per hari masih dianggap normal. Namun, jika jumlah rambut yang rontok lebih banyak dari yang tumbuh, maka terjadi penipisan rambut.
“Pada kasus Alopecia Androgenetika, folikel rambut mengecil secara bertahap hingga tidak mampu lagi menumbuhkan rambut sehat,” jelas dr. Aulia.
Pola kerontokan pun berbeda antara pria dan wanita. Pada pria, rambut biasanya mulai rontok dari bagian depan hingga ke atas kepala, hingga berkembang menjadi kebotakan menyeluruh.
Sementara pada wanita, rambut menipis secara merata di bagian tengah kepala tanpa mengubah garis rambut depan, sehingga kulit kepala tampak lebih jelas.
Selain faktor genetik dan hormon, sejumlah kondisi lain juga bisa memperburuk kebotakan, seperti kelainan endokrin, penyakit jantung, gangguan urologi seperti pembesaran prostat jinak, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Untuk penanganannya, Bethsaida Hospital Serang menyediakan layanan menyeluruh melalui Klinik Kulit dan Kelamin. Terapi yang ditawarkan meliputi pengobatan topikal dan oral seperti minoxidil dan finasteride, terapi PRP (Platelet Rich Plasma), microneedling, terapi laser, hingga konseling perawatan rambut dan gaya hidup.
“Tujuannya bukan hanya mengobati kerontokan, tapi juga mencegah kerusakan folikel rambut secara permanen. Karena kalau sudah rusak total, rambut sulit kembali tumbuh,” ungkap dr. Aulia.
Direktur Bethsaida Hospital Serang dr. Tirtamulya menambahkan, Klinik Kulit dan Kelamin di Bethsaida Hospital Serang selalu mengutamakan pelayanan dengan fasilitas lengkap dan tenaga medis berpengalaman.
“Kami menghadirkan layanan kulit dan kelamin yang komprehensif, mulai dari diagnosa, terapi modern seperti PRP, hingga konsultasi perawatan kulit dan rambut. Semua dilakukan dengan pendekatan medis berbasis bukti,” pungkasnya.