Connect With Us

Ini Pemandangan Lokalisasi Dadap Tangerang

Denny Bagus Irawan | Kamis, 3 Maret 2016 | 02:00

Sejumlah wanita pekerja seks Dadap, Kosambi, Tangerang tengah berjejer menggoda para pria agar datang ke dalam 'Cafe'-nya. (Dira Derby / TangerangNews.com)

 


TANGERANG
- Wajah buram penduduk Kabupaten Tangerang di wilayah pesisir setidaknya terlihat dari salah satu perkampungan ini.  Menjelang malam, para wanita pekerja seks mulai berjejer di tepian jalan yang lokasinya persis dekat pergudangan itu.

 

Suara tawa dan canda menggoda terdengar mengajak para lelaki hidung belang yang melintasi pemukiman yang letak rumahnya tak beraturan tersebut. Satu persatu setiap orang yang melintasi jalan tersebut diminta untuk mendatangi rumah berukuran kecil yang mereka ubah seakan ingin disebut sebagai café.

 

Pantauan TangerangNews.com saat mendatangi lokalisasi tersebut pada Rabu (2/3) sekitar pukul 19.00 WIB, ‘café’ tersebut berjejer baik di sisi kanan dan kiri.  

 

Lokalisasi ini berjarak sekitar 5 kilometer dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan terlebih dulu setelah melintasi bandara akan melewati sebuah pusat perbelanjaan Grand Dadap City.  Setelah itu barulah bertemu dengan jembatan yang berdekatan dengan pos polisi.

 

Pada bagian depan, tak begitu tampak warung remang-remang tersebut.  Namun, begitu sudah masuk ke perkampungan, akan tampak dan merasakan ‘keanehan’ tersebut.

 

Mulai dari yang muda sampai yang tua, para wanita ini berjejer.  Cukup sulit membedakan mana wanita pekerja seks dan wanita yang merupakan warga setempat.

 

Ketika akan memarkirkan kendaraan di dekat warung, tiba-tiba tiga orang wanita dengan kisaran usia sekitar belasan tahun yang ada di warung kopi tersebut langsung memberitahu bahwa mereka bukan lah wanita pekerja seks.

“Jangan salah ya, gue bukan jablay. Tuh disebelah yang berderet, gue mah jualan kopi aja,” ujar wanita kecil tersebut seraya tertawa.

Terlihat berbagai rumah dicat dengan warna terang, seperti warna hijau dan biru muda. Setiap pintu rumah tersebut dibuka dan dituliskan dengan alat tulis seadanya ‘Café’.

 Pada bagian depan terlihat pemandangan kursi plastik yang telah diduduki oleh para wanita pekerja seks dengan berpakaian seksi.  Ada yang fokus tetap menggoda pria yang lewat baik yang naik motor, mobil dan pejalan kaki, ada pula yang sibuk makan-makanan yang lewat seraya ngobrol, bahkan ada yang sekedar terlihat lusuh main ponsel, seraya menghisap rokok.

Ya, dengan lebar jalan di sana sekitar lima meter, tampak banyak badan jalan yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima maupun pedagang gerobak.

 

Tak jauh dari sana, ada juga pos keamanan bertuliskan "Pos RW 03 Kelurahan Dadap , Kecamatan Kosambi" yang diduduki oleh beberapa pria berseragam hansip lengkap dengan atributnya seperti handy talky. Bahkan ada juga organisasi massa kepemudaan yang konon katanya baru hadir di lokalisasi.


"Hei abang, sini atuh aa, sini kokoh," goda salah satu perempuan.

BANTEN
Andra Soni Lantik 23 Pejabat, Jamaluddin Jadi Kepala Dindikbud Banten

Andra Soni Lantik 23 Pejabat, Jamaluddin Jadi Kepala Dindikbud Banten

Senin, 3 November 2025 | 15:51

Sebanyak, 23 pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Provinsi secara resmi dilantik oleh Gubernur Banten, Andra Soni, Gedung Negara Provinsi Banten, Senin 3 November 2025.

OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

MANCANEGARA
Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Senin, 20 Oktober 2025 | 12:07

Perusahaan makanan laut asal Seattle, Amerika Serikat (AS), Aquastar, melakukan penarikan sukarela (voluntary recall) terhadap sejumlah produk udang beku yang dijual di berbagai toko ritel besar di seluruh negeri.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill