Connect With Us

Abaikan Keselamatan, Ini Alasan Sopir "Transformers" di Kota Tangerang Kebut-Kebutan

Achmad Irfan Fauzi | Selasa, 7 Mei 2019 | 20:00

Aksi unjuk rasa kekesalan warga terhadap truk tanah "Transformers" yang kerap menyebabkan kecelakaan hingga jatuhnya korban di Pasar Kebon Besar Batuceper. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi)

TANGERANGNEWS.com-Sopir truk tanah atau transformers mengungkapkan alasannya melaju kendaraannya secara kebut-kebutan.

Menurut pengakuan Andi, salah seorang sopir yang berada di halaman Stadion Benteng Tangerang karena kendaarannya ditindak petugas, Selasa (7/5/2019), salah satu pemicu mereka kerap mengabaikan faktor keselamatan berlalu lintas adalah penghasilan.

Seperti diketahui, kendaraan pengangkut tanah yang dikendarainya itu ditindak karena beroperasi di luar jam operasional sebagaimana diatur dalam Perwal No 30/2012.

Kepada TangerangNews, Andi mengaku ia adalah satu diantara sekian sopir  transformers yang melintas di Kota Tangerang yang kerap melaju dengan kecepatan tinggi.

Alasannya, kata dia, untuk mengejar terpenuhinya target kuota (rit) yakni perjalanan bolak-balik mengantar muatan tanah.

"Jadi saya akui kalau saya juga kebut-kebutan itu karena kebutuhan. Karena saya ngejar rit," ujar pria yang telah bekerja sebagai sopir truk tanah sedari enam tahun yang lalu.

Kebut-kebutan itu, kata dia, dipicu karena kebutuhan. Ia ingin, dalam sehari bisa mengantar tanah dari Balaraja hingga Dadap mencapai tiga rit.

Sebab dalam satu ritnya, ia mengantongi upah bersih Rp100 ribu. Angka ini dirasa tidak cukup baginya dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

"Kalau anter tanah Rp100 ribu itu serit (sekali jalan). Nah ini cuma bisa buat makan doang. Makanya karena ngebut, biar dapat dua sampai tiga rit anter tanahnya. Ibaratnya kalau nggak ngebut nggak dapat duit," ungkapnya.

Ia bertutur, belakangan ini hanya bisa mengantar tanah satu rit saja. Menurut dia, itu karena adanya Perwal No 30/2012 yang hanya memperbolehkan truk tanah beroperasi di Kota Tangerang mulai pukul 20.00 WIB hingga 05.00 WIB.

Terlebih petugas tengah gencar mengimplementasikan peraturan itu sehingga waktu aktivitasnya mengantar tanah sangat singkat.

"Saya juga keinginannya boleh jalan di siang hari. Karena memang kalau serit nggak cukup. Apalagi kaya macam dikandangin gini, ya malah tekor," paparnya.

Pria yang mengklaim memiliki SIM B2 ini menambahkan, berkendara secara kebut-kebutan tidak mempedulikan dampaknya yaitu kecelakaan. Sebab, dalam berkendara dengan kecepatan tinggi, ia menyebut ada mekanismenya.

"Ngebut kan ada mekanismenya. Maksudnya kalau di jalanan kita bisa atur kecepatannya, kelihaiannya," tukasnya.(MRI/RGI)

BISNIS
Hadir di Cirendeu Tangsel, ARAH Coffee Perkuat Peran Sebagai Ruang Komunitas

Hadir di Cirendeu Tangsel, ARAH Coffee Perkuat Peran Sebagai Ruang Komunitas

Senin, 28 Juli 2025 | 10:59

ARAH Coffee, brand kopi lokal yang dikenal dengan komitmennya dalam membangun ruang bagi komunitas, resmi membuka gerai terbarunya di Cirendeu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu 20 Juli 2025.

KAB. TANGERANG
Ketua RW Tersangka Pemerasan Pemborong di Cikupa Baru Seminggu Menjabat

Ketua RW Tersangka Pemerasan Pemborong di Cikupa Baru Seminggu Menjabat

Jumat, 1 Agustus 2025 | 11:29

HS, 51, oknum Ketua RW yang ditangkap Polresta Tangerang karena kasus dugaan pemerasan pemborong di Citra Raya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang mengaku baru seminggu menjabat.

SPORT
Tinggalkan PSS Sleman, Hokky Caraka Bakal Bergabung ke Persita Tangerang

Tinggalkan PSS Sleman, Hokky Caraka Bakal Bergabung ke Persita Tangerang

Sabtu, 2 Agustus 2025 | 17:33

PSS Sleman harus merelakan kepergian salah satu penyerang andalannya, Hokky Caraka, yang resmi bakal bergabung dengan Persita Tangerang.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill