Connect With Us

DPRD Dorong Sukseskan Program Keluarga Sejahtera Terkait Stunting Anak di Kota Tangerang

Achmad Irfan Fauzi | Jumat, 10 Desember 2021 | 13:43

Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo. (@TangerangNews / Achmad Irfan Fauzi )

TANGERANGNEWS.com-DPRD Kota Tangerang mendorong para kader kesehatan untuk menyukseskan program keluarga sejahtera untuk menuntaskan permasalahan stunting atau kurang gizi kronis pada anak.

Ketua DPRD Kota Tangerang Gatot Wibowo mendorong para kader untuk menyukseskan program tentang keluarga sejahtera. "Khususnya mampu mengurangi kaitan angka stunting," jelasnya, Jumat 10 Desember 2021.

Gatot menyebut, angka stunting di Kota Tangerang mencapai 16 persen dan merupakan terendah kedua di Banten setelah Tangsel. "Kita sih mendorong kegiatan ini digalakkan, dan sosialisasinya jangan hanya ke sini. Tapi  turunan langsungnya ke wilayah RT/RW. Dan memberikan pemahaman khususnya kepada ibu-ibu agar persoalan gizi buruk ini menjadi concern," ujarnya.

Anggota Komisi I DPRD Kota Tangerang, Andri Septian Permana mengatakan, Pemerintah Kota Tangerang bertekad untuk  mengurangi angka stunting dengan membentuk tim dari berbagai OPD untuk menangani stunting.

Menurutnya, peran Pemkot Tangerang sudah sangat besar untuk mengatasi stunting ini, yakni sudah membuat tim yang diinisiasi oleh Badan Perencanaan Daerah dan perencanaannya sudah matang di enam OPD teknis. “Jadi, tidak hanya Dinas Kesehatan dan DP3AP2KB saja melainkan juga ada Dinas Perkim, Dinas Sosial, dan Satpol PP dilibatkan,” ujarnya.

Ketika disinggung apa hubungan pencegahan stunting dengan Dinas Perkim, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kota  Tangerang ini menyebut, stunting tidak hanya masalah gizi melainkan terkait sanitasi, lingkungan di mana garda terdepannya ada di Dinas Perkim.

"Akhirnya lingkungan yang baik dan bersih dengan sanitasi terjaga akan menunjang kesuksesan penanganan stunting di Kota Tangerang," jelasnya.

Andri berharap, masyarakat turut serta mendukung apa yang menjadi kebijakan wali kota Tangerang, karena stunting bukan hanya masalah statistik saja melainkan masa depan Kota Tangerang juga.

Sementara itu, Plt Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN, I Made Yudhistira Dwipayama mengatakan, tidak semua orang yang pendek itu berarti stunting. Stunting memilki kriteria-kriteria khusus dan tidak hanya diukur dari tinggi badan.

“Indikator untuk melihat apakah anak stunting atau tidak itu dimulai sejak lahir. Diukur panjang  badannya, berat badannya, karena dalam Kartu Menuju Sehat ada standarnya. Jadi, kalau anak  ini di bawah dua deviasi berarti berisiko stunting. Tapi, bisa jadi karena orang tuanya memang  dalam kategori pendek,” ungkapnya.

Selain itu, ia menyebut bahwa pola asuh mendominasi penyebab stunting dibanding faktor  ekonomi. "Ekonomi memang mempengaruhi, tapi ketika pola asuh kita tidak memahami  tentang gizi di situ masalah," ucapnya.

Made melanjutkan, hal yang perlu diingat adalah gizi tidak selalu sama dengan mahal. "Makanya banyak yang  tanya apakah gizi itu mahal? Jawabnya tidak selalu, apakah anak-anak orang kaya itu pasti tidak  akan kena stunting? Belum tentu,” tuturnya. 

Menurutnya, ada anak yang dari keluarga mapan, tapi tetap stunting karena pola asuh yang  ketika ibu hamil tidak mengonsumsi makanan yang  bergizi yang direkomendasikan.

BKKBN, lanjut dia, terus berusaha mengurangi angka stunting dengan sosialisasi pencegahan-pencegahan stunting kepada orang tua. Salah satunya, dengan mengedukasi pasangan-pasangan yang akan menikah. 

Ia menyebutkan bahwa fokus BKKBN ada empat. Pertama, calon pengantin diberikan edukasi bagaimana  mencegahnya. Apakah ibunya ada sakit tertentu, kalau ada maka disarankan untuk tidak hamil dulu hingga sembuh. 

Kedua, ibu hamil akan diberikan informasi bagaimana pola makan yang sehat untuk bayi. Ketiga, ibu pasca-melahirkan, dan keempat anak usia 0-2 tahun.

KAB. TANGERANG
Korban Kekerasan Seksual di Kabupaten Tangerang Kerap Dikucilkan, Pemkab Fokus Bangun Rumah Aman

Korban Kekerasan Seksual di Kabupaten Tangerang Kerap Dikucilkan, Pemkab Fokus Bangun Rumah Aman

Selasa, 16 September 2025 | 20:07

Di tengah perjuangan untuk pulih dari trauma, para korban tindak pidana kekerasan seksual (TPKS) di Kabupaten Tangerang sering kali menghadapi tantangan berat lainnya yakni pengucilan dan perlakuan tidak adil dari lingkungan sekitar

OPINI
Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Selasa, 16 September 2025 | 15:19

Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.

BANDARA
Tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta Diskon Rp17 Ribu Sampai 30 September, Ini Rinciannya

Tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta Diskon Rp17 Ribu Sampai 30 September, Ini Rinciannya

Minggu, 14 September 2025 | 21:11

Dalam rangka ulang tahun Commuterline yang ke-17, KAI Commuter memberikan diskon sampai Rp17.000 untuk semua relasi perjalanan menuju maupun dari Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.

HIBURAN
Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Atraksi Motor Maut Pacu Adrenalin Pengunjung

Selasa, 16 September 2025 | 18:19

Mal Ciputra Tangerang membuat gebrakan baru dengan menghadirkan atraksi motor ekstrem "Globe of Death" yang siap memacu adrenalin para pengunjung.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill