TANGERANG-Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji menilai, saat ini masyarakat masih banyak yang belum paham mekanisme pembuataan dan manfaat kartu
multiguna.
Hal itu terlihat dari kasus meninggalnya salah satu warga miskin Linda Wahyuningsih, 21, warga Jalan Panglima Polim Gang Kumpisinin No.146 RT 06/ 02, Kelurahan Poris Plawad Utara, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang karena menderita infeksi rahim.
“Pemahaman kartu multiguna ini belum sampai ke masyarakat. Mereka tidak mengerti cara menggunakannya, sehingga banyak dari mereka yang masih harus membayar jika berobat di rumah sakit,” katanya, Kamis (16/5).
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan Pemerintah Kota Tangerang belum melakukan sosialisasi secara maksimal. Wali Kota Tangerang Wahidin Halim, kata dia, juga mengakui masih ada kekurangan dalam sosialisasi.
“Yang kita lihat, sosialisasi ini baru sebatas lewat spanduk-spanduk saja, tidak langsung kepada masyarakat. Untuk itu kita himbau agar Pemkot menerjunkan tim untuk langsung mensosialisasikan kartu multiguna sampai masyarakat paham,” katanya.
Saeroji menjelaskan, kartu multi guna yang diatur dalam Peraturan Wali Kota ini masih terdapat kelemahan, yakni tidak menjelaskan mengenai pelayanan dan tidak ada saksi bagi rumah sakit yang menolak pasien kartu multiguna. “Dalam Perwal cuma dijelaskan mengenai mekanisme pengunaan kartu muliguna. Namun sanki tegasnya tidak ada, jadi penolakan rumah sakit terhadap pasien kartu multi guna masih sering terjadi,” ungkapnya. (DRA)