TANGERANG-Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, M Zaki Mubarak mengatakan, bahwa banyak keberhasilan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim dalam berbagai program pembangunan, kecuali dalam mengentaskan kemiskinan.
"Saya mencari data tentang Wahidin Halim, yang saya temukan prestasi dan keberhasilan. Investasi meningkat, PAD naik diiringi APBD, Indeks Pembanguan Manusia (IPM) skala nasional yang didalamnya ada 14 indikator bagus semua. Kecuali satu indikator, mengentas kemiskinan kurang berhasil," katanya, saat menjadi panelis Diskusi Pilkada yang diselenggarakan Pokja Wartawan Harian Tangerang di STMIk Raharja, Cikokol, Sabtu (6/4) lalu.
Menurut Zaki, berdasarkan laporan Badan Pusat STatistik (BPS) tahun 2012, data keluarga miskin meningkat 5 %. Angka ini konsisten dengan data tahun 2011 yang juga lima persen.
"Hal ini seperti memberi karpet merah buat pendatang, tapi penduduknya sendiri bobrok. Transportasi kota tidak diimbangi dengan transportasi masyarakat. Banyak perusahaan tapi lapangan kerja yang tersedia hanya level rendah seperti buruh pabrik. Keberhasilan Wahidin lebih pada membangun Kota tapi kurang pada membangun masyarakatnya," terangnya.
Zaki juga mengatakan, masalah ini biasa terjadi di daerah-daerah penyangga Ibu Kota, tidak hanya di Kota Tangerang. Kota yang petumbuhan di tiap kecamatan bagus, tapi ada titik-titik yang masih termajinalkan.
"Seperti Mahasiswa UIN yang berasal dari Tangerang. Mereka susah sekali mendapat beasiswa UIN. Tapi kalau yang punya KTP Jakarta sudah pasti dapat. Karena di Tangetang beasiswanya dialokasikan hanya sampai SMU. Kalo begitu ubah saja pakai KTP Jakarta," tukasnya.
Terkait Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang 2013, menurut Zaki, banyak orang baru yang mencalonkan diri karena masa jabatan Wali Kota sudah habis dan tidak bisa mencalonkan lagi. Hal ini menurutnya sangat berpotensi konflik.
"Beda kalau Wahidin baru menjabat lima tahun, kalau dia mencalonkan lagi pasti 100 persen menang, dan biasanya adem ayem saja. Dan bapak-bapak ini (para calon Wali Kota Tangerang) pasti akan berebut jadi wakil wali kota. Tapi kali ini pertarungannya beda dan menjadi tugas KPU membuat peta-peta konfik untuk mengantisipasinya," ujarnya.
Zaki juga menjelaskan, KPU mengestimasi tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta meningkat 70 persen. Namun, menurutnya itu tidak benar karena berdasarkan surveinya, di pinggiran DKI Jakarta partisiapasi pemilih hanya 50 persen dan itu hanya masyarakat kalangan menengah dan kebawah.
"Kalangan menengah atas tidak tertarik ikut Pilkada , hari Sabtu dan Minggu mereka biasanya pergi. Di Kota Tangerang, kalangan menengah keatas cukup banyak, jumlahnya mungkin ratusan ribu. Mereka hanya berbisinis di Kota Tangerang, tapi pikiran mereka ke Jakarta. Orang-orang ini yang berpotensi melarikan diri waktu pencoblosan," tukasnya.
Untuk itu, kata dia, KPU Kota Tangerang harus menggarap kelas menengah keatas agar tingkat partisipasi Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang 2013 bagus.
Sementara Sekda Kota Tangerang Harry Mulya Zein membantah pendapat Zaki Mubarak terkait kemiskinan yang meningkat.
Menurutnya, sudah empat tahun Pemkot Tangerang mendapat dana bantuan insentif daerah dari Pemerintah Pusat yang salah satu syaratnya adalah bisa menekan angka kemiskinan dan pengangguran.
"Itu dinilai tim objektif oleh Kementerian Keuangan. Artinya, saat ini jumlah keluarga miskin cenderung menurun. Dana insentif itu tidak dibagi ke daerah lain, hanya yang berprestasi sebesar Rp 31 miliar sampai Rp 21 miliar," tukasnya.(RAZ)