TANGERANGNEWS.com-Diabetes Melitus (DM) kronis seringkali dianggap remeh, padahal kondisi gula darah tinggi (hiperglikemia) dalam jangka panjang adalah pemicu kerusakan masif pada organ vital.
Salah satu komplikasi paling serius dan ditakuti adalah Kaki Diabetes (Diabetic Foot), yang dapat berakhir dengan tindakan amputasi jika tidak ditangani secara tepat dan intensif.
dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD, MSc, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD, menegaskan bahwa mengenali penyebab dan deteksi dini merupakan cara terbaik untuk mencegah fatalitas ini.
Menurut dr. Jimmy, Kaki Diabetes adalah istilah umum yang mencakup segala bentuk kelainan pada kaki, mulai dari infeksi, luka terbuka (ulkus), hingga perubahan bentuk, yang merupakan konsekuensi langsung dari diabetes yang tidak terkontrol.
"Kondisi ini dipicu oleh kerusakan jangka panjang pada dua sistem utama di kaki yakni saraf dan pembuluh darah," katanya, Kamis 6 November 2025.
Kerusakan Ganda yang Menyebabkan Luka Tak Terasa
dr. Jimmy menjelaskan bahwa komplikasi pada kaki terjadi karena kombinasi dari dua masalah mendasar. Pertama adalah Neuropati Perifer, yaitu kerusakan saraf yang menyebabkan penderita diabetes kehilangan sensasi nyeri, panas, atau dingin pada kaki.
"Kerusakan ini sangat berbahaya karena luka kecil seperti lecet akibat sepatu sempit atau tusukan benda tajam seringkali tidak terasa, dan penderita baru menyadari adanya masalah ketika luka tersebut sudah terlanjur membesar dan terinfeksi parah," terang dr. Jimmy.
Masalah kedua adalah Penyakit Vaskular Perifer, di mana terjadi kerusakan atau penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi untuk menyembuhkan luka menjadi berkurang.
"Karena suplai yang minim, luka menjadi sangat sulit sembuh, memicu kematian jaringan (nekrosis), dan rentan diserang infeksi yang menyebar dengan cepat," tambah dr. Jimmy.
Selain itu, tingginya kadar gula darah juga secara langsung mengganggu fungsi sel darah putih, sehingga melemahkan sistem imun tubuh dan kemampuan alami melawan bakteri.
"Kombinasi dari mati rasa, sirkulasi buruk, dan imun yang lemah inilah yang membuat luka sekecil apapun pada kaki penderita diabetes dapat berkembang menjadi kondisi fatal," ujar dr. Jimmy.
Strategi Penanganan Kaki Diabetes
dr. Jimmy Tandradynata menegaskan bahwa penanganan Kaki Diabetes harus dilakukan secara intensif dan disiplin, seringkali melibatkan tim dokter spesialis.
Tujuan utama perawatan bukan hanya menghilangkan infeksi melalui pemberian antibiotik, tetapi juga memastikan luka dapat sembuh secara total untuk menghindari amputasi.
Salah satu prinsip utama yang ditekankan adalah pengendalian kadar gula darah. "Luka tidak akan sembuh jika kadar gula darah pasien tetap tinggi. Pengelolaan obat, diet, dan gaya hidup harus dikontrol secara ketat," pesannya.
Selain itu, perawatan luka harian dengan cairan steril, penghilangan jaringan mati (debridement) oleh dokter, dan langkah krusial mengurangi tekanan (offloading) pada area luka menggunakan sepatu khusus atau alat bantu juga wajib dilakukan hingga luka benar-benar pulih.
Pencegahan Kaki Diabetes
Untuk mencegah komplikasi yang mengerikan ini, dr. Jimmy menyarankan penderita diabetes untuk menjadikan pemeriksaan kaki sebagai rutinitas harian yang tidak boleh terlewatkan.
Penderita wajib menggunakan cermin untuk memeriksa seluruh bagian kaki dan sela jari setiap hari guna mencari adanya lecet, luka, kemerahan, atau bengkak.
"Selain itu, kebersihan kaki harus dijaga dengan mencuci kaki menggunakan sabun lembut, dan yang terpenting adalah selalu menggunakan alas kaki yang tertutup dan nyaman, bahkan di dalam rumah, serta menghindari bertelanjang kaki sama sekali," papar dr. Jimmy.
Ia menggarisbawahi pentingnya segera berkonsultasi jika penderita diabetes menemukan luka atau lecet yang tidak menunjukkan perbaikan dalam waktu 24–48 jam, atau jika muncul tanda-tanda infeksi seperti demam, bengkak yang meluas, nyeri hebat, atau keluarnya nanah, karena ini bisa menjadi penentu antara kesembuhan atau amputasi.
Diabetes Connection Care Eka Hospital BSD
Eka Hospital BSD menghadirkan layanan unggulan Diabetes Connection Care (DCC), sebagai pusat penanganan diabetes yang terpadu dan komprehensif.
Layanan ini menawarkan pendekatan multidisiplin yang berfokus pada pencegahan hingga penanganan menyeluruh bagi pasien diabetes.
Martha Indah Wahyuni, Manager Center of Excellence Diabetes Connection Care Eka Hospital, menegaskan bahwa DCC hadir untuk memberikan solusi penanganan diabetes yang berbeda dan lebih lengkap.
"Kami adalah pusat diabetes terpadu. Secara komprehensif, kami sebagai tim membantu untuk mendampingi dan menangani pasien diabetes, mulai dari bagaimana pencegahannya sampai dengan penanganannya," ujarnya.
Yang membedakan DCC dengan pusat diabetes lainnya adalah sifatnya yang komprehensif dan terpadu. Penanganan di DCC melibatkan pemeriksaan menyeluruh (atas sampai bawah) untuk mendeteksi dan mencegah komplikasi diabetes.
Beberapa layanan dan pemeriksaan utama yang dilakukan di DCC meliputi:
1. Skrining Awal Menyeluruh
Pengecekan mata, gula darah sewaktu, dan pemeriksaan HbA1C (gambaran gula darah 3 bulan ke belakang).
2. Pemeriksaan Kaki Diabetes
Pengecekan aliran darah pada kaki sangat penting untuk mencegah komplikasi atau mendeteksi penyakit lain yang mungkin timbul akibat sumbatan.
3. Penanganan Jantung
Tim dokter di DCC meliputi spesialis jantung (Kardia) yang juga menangani kondisi diabetes, mengingat komplikasi diabetes seringkali berdampak pada kardiovaskular.
4. Perawatan Luka Diabetes Khusus
DCC memiliki dokter yang ahli, seperti Dokter Jimmy, Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam), yang berfokus pada penanganan dan perawatan luka diabetes (kaki diabetes) yang membutuhkan perhatian khusus.
"Fasilitas di DCC dilengkapi ruangan khusus dan klaster tersendiri untuk pemeriksaan serta tindakan, termasuk pembersihan luka, sehingga pada saat penanganan pasien diabetes itu bisa dilakukan secara cepat," jelas Martha.