Connect With Us

Duka Anak Negeri dilahan Bisnis

Jurnalis Warga | Senin, 9 November 2015 | 12:44

Ida Nurhayati (Istimewa / Tangerangnews)

Sebagai anak negeri saya hanya bisa menangis, melihat keadaan negeri ini semakin di ambang kehancuran. Banyak rakyat pribumi yang tidak bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan semakin kesini saya melihat pilihan ikut menjadi mafia atau sebagai anak negeri yang mempunyai ketulusan untuk menjaga ibu pertiwi.

Negara ini di sulap menjadi lahan bisnis dan rakyat hanya sebagai penonton yg disuguhi sirkus para elite negeri ini, menahan lapar sambil tepuk tangan.

Sangat terasa ketika mana pemimpin dilahirkan dari media dan mana pemimpin yang sudah fight untuk negeri ini.

Setiap hari, kami hanya deberi tontonan perdebatan, keputusan-keputusan yang tidak menenangkan dan hak-hak rakyat semakin dibatasi. Sulitnya lapangan pekerjaan membuat kehidupan rakyat semakin menderita, mengorbankan anak-anaknya sampai putus sekolah karena tidak ada biaya.

 

Sekarang banyak orang yang memilih jalan sesat melakukan tindakan kriminal sampai nyawa dan dirinya menjadi ancaman, dengan dalil ekonomi yang membuatnya seperti itu.

Demi kelangsungan hidup keluarga dan anak nya agar tetap bertahan hidup, saya yakin hatinya menderita dan jiwa nya menangis tak ingin semua itu terjadi,  tetapi keadaanlah yang membuat nya nekat melakukan itu semua.

Ini tanah kami, kami lahir disini, kenapa kami seperti ketakutan di negri sendiri??.

Pemimpin itu seperti kasih ibu yang selalu menenangkan dan kasih kabar baik buat anak-anaknya,  meskipun berbeda karakter bukan  berarti harus diadu domba, bagaimana sang ibu itu bisa merangkul anak-anak nya agar tenang, damai dan menjaga persaudaraan meskipun banyak perbedaan.
Indonesia dilahirkan sebagai negara besar suku, agama, dan bahasa menjadikan kita berkarakter!

Saya juga mengutip arti sastra Jawa  * Apa ada kebenaran tanpa kesalahan sebelumnya, takut berbuat salah akan membuatmu tak pernah menjumpai kebenaran, sebab salah dan benar itu termasuk jodohmu pula.
Jiwa-jiwa pengorbanan rapuh hilang senyap dan sembunyi dibalik gaduhnya negeri ini, Pemimpin untuk rakyat bukan boneka yang untuk menyenangkan sang ratu dan golongannya.

Di Indonesia tidak kekurangan orang pintar dan orang yg berteori, tapi negeri ini membutuhkan orang yang bisa mengobati luka, Indonesia yang tidak hanya berbicara.


Tantangan generasi Indonesia saat ini bukan lagi mengangkat senjata untuk mengusir penjajah, tapi bagaimana menjaga keutuhan NKRI, menghadapi persaingan global dan ekonomi di era globalisasi tanpa meninggalkan karakter negara Indonesia.

Indonesia dibangun dari berbagai suku,budaya, dan agama, tanpa itu belum disebut Indonesia.

 "Mengahadapi realita kenyataan di negeri ini yang saling tuduh,saling fitnah dan saling melempar tanggung jawab, tidak akan menyelesaikan solusi."

Dan pemimpin yang baik adalah berani mengambil resiko dan tanggungjawab untuk menyelesaikan masalah dan konflik tanpa harus menjual drama kepentingan atau pencitraan.


Semakin sedih dijaman sekarang harga nyawa pejuang dihargai tak mahal dari nasi bungkus, banyak pejuang yang mempertahankan tanah lahirnya dibunuh perlahan.


" Rakyat bukan sekedar objek, bukan juga sekedar perlengkapan dari komponen negeri"


Rakyat sekarang dituntut mengerti pemimpin,rakyat yg melayani pemimpin bukan pemimpin yg mengerti rakyat. Jangan butuh kami saat mencari kekuasaan semata, menjual nama kami saat butuh dan setelah itu kami ditinggal saat duduk dikursi empuk kekuasaan, memilih itu mudah tetapi bertanggung jawab atas pilihan itu yg tidak semua orang bisa melakukannya!!

Pada siapa kami mengadu? Agar membukakan jalan untuk anak" Indonesia mengejar mimpi dan mewujudkan cita" kami??


Generasi muda bukan ancaman generasi muda butuh ruang berlari, berteriak, belajar ditanah lapang yang luas untuk mengekspresikan jati diri.

Perbedaan pendapat bukan untuk melemahkan tapi sebagai pelengkap untuk memberikan kekuatan.

 Kami berdoa memgharapkan keajaiban Tuhan yang Maha Esa, agar negara Indonesia menjadi negara yang penuh kasih, toleransi dan berpegang teguh dan saling menguatkan untuk mewujudkan mimpi sang generasi-generasi muda tidak dipungkiri bahwa 5/10 thun lagi generasi muda yang akan menjadi datang akan menjadi pemimpin dinegeri ini.

Oleh : Ida Nurhayati

Sekretaris Umum HMI Komisariat Tigaraksa Tangerang

KOTA TANGERANG
Kabel Menjuntai di Jalan Teuku Umar Kota Tangerang, Pengendara Khawatir Terjerat

Kabel Menjuntai di Jalan Teuku Umar Kota Tangerang, Pengendara Khawatir Terjerat

Sabtu, 27 April 2024 | 17:04

Sejumlah warga resah dengan kabel menjuntai dan tiang listrik miring di Jalan Teuku Umar, Kelurahan Bojong Jaya, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Sabtu 27 April 2024.

AYO! TANGERANG CERDAS
Buruan Daftar, Lulusan Institut Teknologi PLN Berkesempatan Langsung Kerja di Perusahaan

Buruan Daftar, Lulusan Institut Teknologi PLN Berkesempatan Langsung Kerja di Perusahaan

Jumat, 26 April 2024 | 10:48

Institut Teknologi PLN (ITPLN) menjadi salah satu perguruan tinggi incaran banyak mahasiswa untuk mengembangkan karirnya di masa depan.

TEKNO
Kerap Rugikan Konsumen, Pelaku Usaha RT/RW Net Diimbau Ikuti Aturan Kemenkominfo

Kerap Rugikan Konsumen, Pelaku Usaha RT/RW Net Diimbau Ikuti Aturan Kemenkominfo

Kamis, 25 April 2024 | 14:20

Baru-baru ini kembali mencuat maraknya praktik ilegal RT/RW Net. Sebab, praktik ilegal ini tak hanya merugikan penyelenggara jasa telekomunikasi, juga berdampak negatif bagi konsumen di Indonesia.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill