Connect With Us

Medan Elektromagnetik di Bumi

Rangga Agung Zuliansyah | Selasa, 6 Agustus 2024 | 22:47

Rizky Amelia. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

Oleh: Rizky Amelia, Science Communicator.

 

TANGERANGNEWS.com-Rasa ingin tahu dan takjub pertama kali muncul dalam diri saya ketika melihat dan memegang sebuah kompas penunjuk arah. Benda kecil itu, dengan jarumnya yang selalu menunjuk ke utara, seakan-akan menyimpan rahasia besar tentang semesta.

Saya sering duduk di teras rumah sambil memutar-mutar kompas milik ayah dan membayangkan bagaimana bumi kita bekerja sampai bisa membuat jarum kompas setia pada sesuatu yang tak terlihat, yaitu arah utara. Baru kemudian saya sadar, ketika guru fisika menerangkan bahwa kompas bekerja dengan memanfaatkan gaya elektromagnetik.

Kita tahu bahwa salah satu gaya fundamental yang paling kuat di alam semesta ini adalah gaya elektromagnetik itu sendiri. Bahkan, dalam paragraf pertama dari teori relativitas khusus, Einstein menganggap adanya medan elektromagnetik sebagai dasar bagi "theory of everything," kunci untuk membuka tabir alam semesta.

Ketika pertama kali mengenal teori medan di SMA, saya dibuat pusing oleh persamaan matematis seperti bilangan, vektor, dan tensor yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh kondisi pada suatu titik dalam ruangan terhadap materi atau medan lain.

Ternyata, gaya elektromagnetik ini bukan hanya menjaga atom tetap bersama, tetapi juga memungkinkan manusia berkomunikasi melalui gelombang radio, menikmati cahaya matahari, dan menggunakan berbagai teknologi modern.

Tahukah kalian bahwa gaya elektromagnetik ini juga mempengaruhi navigasi hewan? Burung, misalnya, diketahui memiliki kemampuan merasakan medan magnet bumi dan menggunakannya untuk navigasi selama migrasi. Ikan hiu dan beberapa spesies penyu juga memanfaatkan medan elektromagnetik untuk menemukan jalur migrasi mereka.

Bayangkan jika matahari mengalami ledakan besar pada permukaannya atau yang lebih dikenal dengan istilah badai matahari, ia akan mengirimkan partikel bermuatan menuju bumi. Partikel tersebut akan berinteraksi dengan atmosfer, sehingga bisa menyebabkan gangguan pada medan elektromagnetik bumi.

Namun, gaya elektromagnetik juga bisa menyebabkan berbagai efek tak terduga. Salah satu penelitian menarik yang menggabungkan rasa ingin tahu saya tentang fenomena elektromagnetik adalah penelitian yang dilakukan oleh Hannes Alfven, penerima Nobel Fisika tahun 1970 atas karyanya di bidang magnetohidrodinamika.

Dalam penelitiannya, Alfven menempatkan tikus dalam tabung silinder dengan medan elektromagnetik berfrekuensi rendah. Hasilnya mengejutkan: tikus-tikus tersebut menunjukkan perilaku kanibal yang berbeda dibandingkan dengan tikus dalam tabung dengan medan elektromagnetik normal. Fenomena ini menunjukkan betapa besar pengaruh medan elektromagnetik terhadap makhluk hidup.

Berimajinasi tentang kondisi ini di Indonesia, yang terletak di wilayah khatulistiwa dengan medan elektromagnetik terendah di bumi, beberapa teori menyatakan bahwa frekuensi medan elektromagnetik rendah ini bisa mempengaruhi kemampuan berpikir manusia. Meskipun belum ada bukti ilmiah kuat untuk mendukung klaim ini sepenuhnya, hal ini membuka diskusi menarik tentang bagaimana lingkungan elektromagnetik mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

Harapannya, ada peneliti dari Indonesia yang melakukan riset mendalam akan hal ini. Saya membayangkan nasib warga negara kita, apakah akan bernasib seperti tikus kanibal pada penelitian Hannes Alfven tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita jarang memikirkan tentang gaya elektromagnetik dan pengaruhnya. Namun, dari kompas kecil hingga penelitian ilmiah yang kompleks, gaya ini terus menjadi salah satu kekuatan fundamental yang membentuk semesta kita. Mungkin sudah saatnya kita melihat lebih dalam dan mengeksplorasi bagaimana gaya ini mempengaruhi kita dan dunia di sekitar kita.

WISATA
Rayakan Libur Natal Rasa Musim Dingin, Tangcity Mall Hadirkan Wahana Bermain Salju yang Seru

Rayakan Libur Natal Rasa Musim Dingin, Tangcity Mall Hadirkan Wahana Bermain Salju yang Seru

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:02

Menyambut momen spesial Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Tangcity Mall meluncurkan rangkaian hiburan keluarga bertajuk “Frosty Snowy Frenznimal” yang berlangsung mulai 5 Desember hingga 4 Januari 2026.

BANTEN
Berpotensi Kelola Rp42 triliun, Andra Soni Dorong Pemda Pindahkan RKUD ke Bank Banten

Berpotensi Kelola Rp42 triliun, Andra Soni Dorong Pemda Pindahkan RKUD ke Bank Banten

Jumat, 19 Desember 2025 | 14:40

​Gubernur Banten Andra Soni mendorong seluruh pemerintah daerah (pemda) kabupaten dan kota di Provinsi Banten untuk menempatkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) di Bank Banten.

TANGSEL
Soroti Krisis Sampah Tangsel, Menteri PU Sebut Harus Berubah Total ke Sistem PSEL

Soroti Krisis Sampah Tangsel, Menteri PU Sebut Harus Berubah Total ke Sistem PSEL

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:57

Pemerintah Pusat menyoroti krisis sampah yang melanda Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Kementerian Pekerjaan Umum (PU) blak-blakan menyebut kondisi TPA Cipeucang saat ini sudah tidak lagi mampu menampung volume sampah harian.

KOTA TANGERANG
Transaksi Ekspor Kota Tangerang Tembus Rp55 Triliun pada 2025, Alas Kaki hingga Tekstil Jadi Primadona

Transaksi Ekspor Kota Tangerang Tembus Rp55 Triliun pada 2025, Alas Kaki hingga Tekstil Jadi Primadona

Kamis, 18 Desember 2025 | 18:20

Sepanjang tahun 2025, Kota Tangerang membukukan lonjakan angka transaksi ekspor hingga mencapai 3,6 miliar USD atau setara lebih dari Rp 55 triliun (kurs sekitar Rp 15.500/USD).

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill