Connect With Us

3 Selegram Cantik Ini Jadi Relawan Demokrasi Tangsel

Yudi Adiyatna | Selasa, 22 Januari 2019 | 20:04

Tiga wanita cantik yang jadi relawan demokrasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan. (TangerangNews/2018 / Yudi Adiyatna)

 

TANGERANGNEWS.com-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan mengukuhkan 55 orang relawan demokrasi yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat, Selasa (22/1/2019) di Restoran Sae Pisan, BSD, Serpong. 

Setelah dikukuhkan, 55 Relawan Demokrasi ini pun mendapat bimbingan teknis (bimtek) terkait hal teknis kepemiluan, metode komunikasi dan pemetaan kelompok pemilih. 

Diskusi relawan demokrasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan.

Ketua KPU Tangsel Bambang Dwitoro mengatakan, relawan demokrasi akan bekerja selama tiga bulan kedepan dan bertugas membantu menyukseskan tahapan penyelenggaraan Pemilu 2019.

"Utamanya nanti membantu kita guna meningkatkan tingkat partisipasi pemilih di Tangsel," terang Bambang.

Bambang menyebutkan, kunci menjadi relawan demokrasi adalah kemampuan berkomunikasi. Pasalnya setiap relawan nantinya masing-masing akan ditugaskan bertemu langsung dengan masyarakat yang menjadi sasaran kelompoknya. 

"Ada 10 kelompok sasaran masyarakat, yakni kelompok pemilih pemula, pemilih muda, basis keluarga, pemilih perempuan, pemilih penyandang disabilitas, pemilih berkebutuhan khusus, basis pemilih marginal, basis pemilih keagamaan, basis pemilih komunitas dan basis warga internet (Netizen)," sebut Bambang.

Salah satu relawan demokrasi yang terpilih ialah, Qutrotunnada, perempuan berusia 20 tahun dan berparas cantik ini dipilih sebagai relawan demokrasi untuk kelompok basis warga Internet (Netizen). Pemilik nama akun instagram @qtrtnnda ini diketahui memiliki jumlah follower hingga 16,2 ribu. Nada, demikian ia disapa, menyebut dirinya termotivasi untuk menjadi relawan demokrasi dengan memanfaatkan banyaknya jumlah follower yang dimiliki untuk membantu program KPU. 

"Pertama kita mau, bagaimana sih biar ngajak orang-orang gitu. Kita belajar untuk ngelatih diri sendiri, gimana cara bersosialisasi masyarakat mengenai pemilu," kata Nada.

Perempuan yang masih berstatus sebagai mahasiswa ini, bersama tiga rekannya yakni Ade ayu sari (@ehdeay) dan Laviola Yulinda (@lavhellola) akan bekerja membantu mensosialisasikan setiap kerja kelompok relawan demokrasi lainnya dalam menjalankan tugasnya.

"Rencana kerja kita itu ngikutin ke semua ranah, ngikutin kelompok basis yang ada, lalu kunjungan dan kita bikin dokumentasinya dan bikin vlog gitu. Lalu disosialisasikan di akun kita dan KPU Tangsel," paparnya.(RMI/HRU)

TEKNO
Panduan Lengkap Cara Membaca Candlestick untuk Trader Futures

Panduan Lengkap Cara Membaca Candlestick untuk Trader Futures

Senin, 27 Oktober 2025 | 19:00

Memahami cara membaca candlestick adalah keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap trader, terutama mereka yang terjun ke dalam dunia trading futures.

BISNIS
Jangan Lewatkan Festival Gawai Dayak 2025 di Hampton Square, Ada Tari, Kuliner, dan Pawai Budaya

Jangan Lewatkan Festival Gawai Dayak 2025 di Hampton Square, Ada Tari, Kuliner, dan Pawai Budaya

Minggu, 2 November 2025 | 16:29

Suasana Borneo kini hadir di Gading Serpong. Festival Budaya Gawai Forum Dayak Kalimantan Barat Jakarta (FDKJ) 2025 resmi digelar di Hampton Square Paramount Gading Serpong mulai 31 Oktober hingga 9 November 2025.

MANCANEGARA
Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Khawatir Terpapar Radioaktif Cesium-137, Udang Impor dari Indonesia Ditarik Lagi dari Pasar AS 

Senin, 20 Oktober 2025 | 12:07

Perusahaan makanan laut asal Seattle, Amerika Serikat (AS), Aquastar, melakukan penarikan sukarela (voluntary recall) terhadap sejumlah produk udang beku yang dijual di berbagai toko ritel besar di seluruh negeri.

OPINI
Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Birokrasi Lumpuh di Era VUCA Akibat Ajal Meritokrasi dan Kronisme Lokal

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:05

Sistem birokrasi Indonesia pasca-reformasi dibangun di atas optimisme tinggi terhadap meritokrasi. Konsep ini, yang secara ilmiah berarti sistem yang menempatkan seseorang berdasarkan kemampuan, keahlian, dan kinerja (merit), tertuang dalam UU ASN

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill