Sampai Kapan Angkot Si Benteng dan Bus Tayo Digratiskan? Ini Kata Wali Kota
Rabu, 17 September 2025 | 11:00
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggratiskan layanan Bus Tayo dan angkot Si Benteng pada Rabu, 17 September 2025.
TANGERANGNEWS.com- Jelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengklaim belum ada kasus hewan kurban terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di wilayahnya.
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Kepala DKP3 Kota Tangsel Yepi Suherman usai pihaknya melalui tim Puskeswan telah berkeliling ke tiap peternakan di wilayah Tangsel guna memastikan kondisi kesehatan hewan-hewan kurban.
“Iya, belum. Kita dari tim Puskeswan kan hampir setiap hari keliling ke tempat perternak hewan dan kontrol penjual sapi-sapi kurban. Belum ada indikasi penyakit tersebut,” katanya dikutip dari antaranews.com pada Senin, 5 Juni 2023.
Lebih lanjut, Yepi memaparkan ciri-ciri dari hewan yang terindikasi menderita penyakit LSD, yakni ditandai dengan munculnya cukup banyak benjolan di permukaan dagingnya.
“Biasanya dari kulit badannya ada benjolan seperti ‘buduk’ atau kutil di permukaan dagingnya,” jelasna.
Yepi mengimbau agar para pemilik lapak ternak hewan kurban agar segera melapor ke DKP3 untuk dilakukan pemeriksaan sebelum mendistribusikan hewan-hewan tersebut ke berbagai tempat penjualan.
Hal ini guna menghindari terjangkitnya hewan kurban dari penyakit-penyakit tertentu. Selain itu, pemilik lapak akan memperoleh Sertifikat Kesehatan Hewan (SKH) dan tempatnya ditempelkan stiker sebagai tanda bahwa hewan-hewan yang dijual sudah terbebas dari penyakit.
“Sebaiknya sebelum mengirim hewan kurban. Terutama daerah banyak wabahnya, harus ada SKH dulu supaya menjamin agar yang mereka bawa tidak teridentifikasi penyakit tersebut. Nanti kalau sudah diperiksa dipasang stiker dilapak-lapaknya,” pungkasnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menggratiskan layanan Bus Tayo dan angkot Si Benteng pada Rabu, 17 September 2025.
Musim hujan seringkali membuat orang malas keluar rumah. Kondisi ini justru bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis kuliner, terutama untuk makanan yang identik dengan suasana hangat dan kenyamanan.
Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.