Connect With Us

Bos Tambang Pasir Tangerang Menangis di depan Hakim

Rangga Agung Zuliansyah | Kamis, 3 Desember 2015 | 19:56

Sunata diterlihat tergopoh-gopoh saat sidang di PN Tangerang. (Rangga A Zuliansyah / Tangerangnews)

 

TANGERANG-Bos tambang galian pasir terbesar di Tangerang, Sunata Bin Arhasan,85, menangis saat menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kota Tangerang, Kamis (3/12). Sunata digugat anak-anaknya dan mantan istrinya Soehati lantaran diduga memalsukan keterangan dalam akta autentik tanah. 

Dalam sidang kali ini, kakek yang memiliki istri lebih dari empat itu menyampaikan duplik melalui kuasa hukumnya kepada majelis hakim.

Sunata yang mengenakan baju kokok putih, celana panjang hitam dan peci putih, menghadiri sidang dalam keadaan kurang sehat. Dia terlihat mengenakan obat koyo yang ditempel di keningnya.

 Saat hendak duduk di kursi sidang sebagai terdakwa, Sunata harus menggunakan tongkat hingga dipapah oleh jaksa, kuasa hukum serta istri ketiganya, Hj Ucu. 

Saat sidang, Ketua Majelis Hakim Lebanus sempat menanyakan dimana keberadaan anak-anak Sunata.

 Pasalnya tidak ada satupun dari mereka yang menemani Sunata, kecuali Hj Ucu. “Anak-anaknya kemana nih?” tanyanya.

Hakim pun memberikan nasihat kepada Sunata untuk rajin beribadah dan berdoa mengingat umurnya yang sudah tua.

Dia juga meminta kepada Kuasa Hukum untuk membawa terdakwa berobat. “Rajin berdoa ya, supaya diberi sehat, panjang umur. Sudah tua harusnya menikmati hidup ya, malah ada persoalan seperti ini,” katanya. 

Mendengar nasihat Hakim, Sunata pun menangis karena masalah yang dia hadapi. Hakim meminta gar terdakwa berhenti menangis. “Sudah jangan nangis, hidup memang banyak tantangan,” kata Lebanus.

 

Kuasa Hukum Sunata, Erwin Hidayat mengatakan, inti dalam dupliknya merasa keberatan dengan tuntutan Jaksa kepada kliennya yang menuntut 7 bulan hukuam penjara karena melanggar pasal 266 KUHP karena memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta autentik.

 

“Intinya kita minta keadilan, minta terdakwa dibebasakan. Ini sebenarnya masalah keluarga, yang sudah ada perdamaian, namun diingkari oleh pelapor. Paling tidak terdakwa sudah menyerahkan tanah yang menjadi hak almarhum istri pertamanya dan anak-anaknya,” katanya.

 

Menurutnya Hakim harus melihat kondisi Sunata yang sudah lemah karena usia dan kondisi kesehatannya. “Dia sakit parah, tapi memaksakan hadir sidang untuk menyerahkan surat dupliknya sendiri,” katanya.

 

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Furqon Rohiat mengatakan bahwa terdakwa sudah menyampaikan duplik, tinggal hakim menilai dari bukti-bukti yang ada dan memutuskannya pada sidang putusan minggu depan. “Kami berharap hakim mengabulkan tuntutan,” jelasnya.

 

TOKOH
Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Kabar Duka, Ketua KONI Banten Edi Ariadi Meninggal Dunia di RS Siloam Karawaci

Senin, 8 September 2025 | 08:52

Kabar duka datang dari keluarga besar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten. Ketua Umum KONI Banten, Edi Ariadi, yang juga mantan Wali Kota Cilegon periode 2016-2021, meninggal dunia pada Senin, 8 September 2025, pagi.

WISATA
10 Rekomendasi Kuliner Pesisir Timur Indonesia yang Wajib Dicoba di FKS 2025

10 Rekomendasi Kuliner Pesisir Timur Indonesia yang Wajib Dicoba di FKS 2025

Selasa, 16 September 2025 | 19:15

Festival Kuliner Serpong (FKS) 2025 kembali hadir memanjakan lidah para penggemar kuliner yang berlangsung di Area Parkir Selatan Summarecon Mall Serpong (SMS) Tangerang, selama 28 Agustus hingga 28 September 2025.

OPINI
Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Pendidikan Tinggi: Tangga Sosial yang Tak Terjangkau Semua Orang

Selasa, 16 September 2025 | 15:19

Pendidikan tinggi kerap disebut sebagai tangga mobilitas sosial—jalan bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk mendaki ke strata sosial yang lebih tinggi. Namun kenyataan di lapangan sering kali tidak seindah slogan.

TEKNO
Tangkal Buzzer, Pemerintah Kaji Usulan Satu Orang Satu Akun Medsos 

Tangkal Buzzer, Pemerintah Kaji Usulan Satu Orang Satu Akun Medsos 

Selasa, 16 September 2025 | 13:10

Pemerintah melalui Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria memberikan tanggapan terkait wacana pembatasan penggunaan akun media sosial menjadi satu orang satu akun.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill