Connect With Us

Jadi Ikon hingga Diekspor ke Luar Negeri, Ini Jejak Sejarah Topi Bambu Tangerang

Fahrul Dwi Putra | Rabu, 26 Oktober 2022 | 11:22

Sejumlah warga Tangerang saat itu sedang membuat kerajinan tangan berupa topi bambu. (Istimewa / Istimewa)

TANGERANGNEWS.com-Topi bambu hasil karya kerajinan tangan masyarakat Tangerang sempat ikut mewarnadi dunia mode internasional.

Produk kerajinan topi bambu Tangerang ini terkenal mulai dari 1800-an hingga era pascakemerdekaan pada 1955, populer hingga ke luar negeri seperti Asia, Eropa, dan Amerika sebelum akhirnya mulai meredup pada 1960-an.

Awal kemunculan dari topi bambu ini bermula ketika seorang saudagar asal Cina di tanah Jawa pada abad ke-19 yang datang dari Kota Manila, Filipina, untuk melanjutkan ekspansi dagangnya. 

Namun, si saudagar mengurungkan niatnya setelah mengetahui limpah ruahnya  bahan-bahan pembuat topi bambu di Jawa, seperti bambu dan serat pandan.

Akhirnya saudagar tersebut memilih untuk memperkenalkan topi bambu kepada masyarakat lokal. Produksi topi bambu pun berlangsung, para penduduk baik anak-anak maupun orang tua turut ambil bagian dalam produksinya.

Baca juga: Tim Ahli Yakini Makam Mbah Buyut Jenggot di Tangerang Bukan Situs Cagar Budaya

Menurut budayawan dan pemerhati sosial, Udaya Halim, sejak 1955 di Tangerang sudah terdapat pusat kerajinan anyaman topi berbahan bambu yang saat itu ada di Balaraja, Cikupa, Curug, dan Cisoka. 

Selain itu, di kawasan Kota Tangerang yang dulu masih masuk Kabupaten Tangerang, terdapat lima pabrik yang memproduksi topi bambu, yakni pabrik Thio di Jalan Pos (ujung jalan Karawaci atau simpang Jalan Otista), Jalan Baharuddin (sekarang toko Kings), di Jalan Embung Jaya Pasar Anyar, dan dua pabrik di sekitar Benteng Makassar.

Kemasyhuran topi bambu Tangerang pun terbukti dengan seringnya para tentara oninklijke Netherlands Indie Leger (KNIL) memakai produk kerajinan tersebut.

Saking populernya, topi bamboo Tangerang  diekspor hingga ke Perancis dan digunakan untuk mode. Topi tersebut pun melebarkan kepopulerannya sampai ke Eropa dan Amerika Latin. Para pelancong, juga para perwira dan awak kapal uap Perancis yang tiba di Nusantara kerap mengenakan topi bambu tersebut.

Lihat juga: Seperti Keliling Dunia, Ini Wisata di Tangerang dengan Nuansa ala Luar Negeri

Pada masa penjajahan, Pemerintah Hindia-Belanda tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut dengan ikut menggalakkan promosi pada 1910, lalu dilanjut dengan ekspor yang terus meningkat pada 1928 dan 1929.

Ekspor tersebut diantaranya ke Belanda dan Amerika yang sudah dilakukan sejak 1930 sampai 1940. Topi anyaman bambu tersebut dibentuk model boni, vilt, dan padvinder. Lalu, Pada 1955, khusus model vilt diekspor ke Singapura.

Menurut buku Pramoedya Ananta Toer, tertulis topi bambu di Tangerang telah diproduksi sejak 1887. Sebab, Pemerhati dan budayawan Oey Tjin Eng menjelaskan, topi bambu telah menjadi ikon Kabupaten Tangerang sejak 1880-an.

Namun, masa puncak kejayaannya hanya sampai 1955, ketika masuk 1960-an kepopulerannya mulai meredup lantaran perkembangan industri yang kian pesat sehingga persaingan pasar yang makin ketat kerajinan rakyat ini mengalami kemunduran.

BANDARA
Bandara Soetta Uji Ketahanan Siber Lewat Simulasi Serangan Ransomware Jelang Libur Nataru

Bandara Soetta Uji Ketahanan Siber Lewat Simulasi Serangan Ransomware Jelang Libur Nataru

Jumat, 12 Desember 2025 | 17:43

Menjelang periode sibuk Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) Kantor Cabang Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menggelar Cyber Security Exercise 2025.

BISNIS
Jangan Tergiur Harga Murah! Simak Kunci Memilih Wedding Organizer yang Aman

Jangan Tergiur Harga Murah! Simak Kunci Memilih Wedding Organizer yang Aman

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:56

Impian pernikahan sempurna bisa kandas jika salah memilih penyedia jasa, terutama Wedding Organizer (WO) atau vendor paket pernikahan.

SPORT
Shin Tae-yong Sedih Lihat Kondisi Timnas Indonesia Usai Gagal ke Piala Dunia 2026

Shin Tae-yong Sedih Lihat Kondisi Timnas Indonesia Usai Gagal ke Piala Dunia 2026

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:31

Shin Tae-yong mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi timnas Indonesia yang sedang berada dalam periode kurang baik setelah gagal melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.

WISATA
Tingkat Keterisian Hotel di Kabupaten Tangerang Diprediksi Meningkat 52 Persen saat Nataru

Tingkat Keterisian Hotel di Kabupaten Tangerang Diprediksi Meningkat 52 Persen saat Nataru

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:40

Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Diporabudpar) Kabupaten Tangerang, memperkirakan tingkat keterisian hotel di wilayahnya meningkat hingga 52 persen dibandingkan saat hari-hari normal saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill