TANGERANG-Momen-momen menjelang bulang puasa kerap dimanfaatkan pedagang nakal untuk mencari keuntungan. Salah satunya mengoplos daging sapi dengan daging babi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (DIsperindagkop) Kota Tangerang menggelar inspeksi mendadak di pasar tradisional dan modern di Ciledug, Senin (27/7).
Hal tersebut diungkapkan Staff Pelaksana Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tangerang Rengga Wiriantho. Menurutnya, sidak ini dilakukan sebagai tindak lanjut merebaknya kasus daging oplosan di luar daerah.
“Di beberapa daerah terjadi seperti itu. Daging babi ini kerap dioplos dengan dicampurkan ke tetelan sapi. Hal ini tidak dapat diketahui secara kasat mata. Apalagi daging babi sangat mirip dengan daging sapi,” ungkapnya.
Rengga menjelaskan, untuk mengetahui perbedaan daging tersebut, pihaknya harus melakukan uji laboratorium di Bambu Apus Jakarta Timur. Pihaknya sendiri telah melakukan uji sampel yang diambil dari beebrapa pasar di Kota Tangerang sejak bulan April lalu. “Dari hasil uji lab tersebut hasilnya nihil, bukan oplosan. Nanti bulan puasa ini akan kita uji lab lagi daging sapi dari 4 pasar di Kota Tangerang,” tuturnya.
Selain sidak daging sapi oplosan, Disperindagkop juga memantau harga bahan pokok dan produk kadaluarsa. Kepala Disperindagkop Kota Tangerang M Nur mengatakan, menjelang bulan puasa, pengusaha nakal di pasar modern juga kerap menyalurkan barang kadaluarsa. hal tersebut menurutnya dapat merugikan para pembeli.
“Hal ini juga kita waspadai. Kita kan koordinasi dengan badan POM dan Dinas Kesehatan terkait izin edar produk indikasi sudah kadaluarsa,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan kepada para pedagang. Pasalnya, selama ini pedagang jiga tidak tahu apakah barang yang dijualny alayak konsumsi. “Para pedagang yang hanya menerima kiriman barang dari distributor biasanya juga tidak tau produknya. Jadi kita kan lakukan pembinaan agar barang yang dijualnya memenuhi aturan dan ada izin edar dari dinas terkait,” ungkap Nur.
Terkait harga sembako, kata Nur, sampai saat ini kenaikan harga masih normal. Seperti telur ayam kampong yang semula Rp 15 ribu per kilogram menjadi Rp 17 ribu per kilogram. Sedangkan daging sapi seharga Rp 65 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 63 ribu.
“Kenaikan ini dipicu karena permintaan masyarakat yang cukup tinggi, sementara stok agak sulit. Namun para pedagang sebemunya usdah menaikan stok barang hingga 15-20 persen dari kebutuhn sehari-hari. Jadi masih aman sampai lebaran,” tuturnya.(RAZ)