Connect With Us

Manager Pabrik Tekstil di Tangerang Diduga Gelapkan Uang Rp14 Miliar

Rangga Agung Zuliansyah | Jumat, 11 Desember 2020 | 18:24

Suasana persidangan terdakwa Hasniati, Manager Finance PT Hand Sum Tex yang diduga telah korupsi ditempatnya bekerja di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kamis (10/12/2020). (Istimewa / Istimewa)

 

TANGERANGNEWS.com-Hasniati, Manager Finance PT Hand Sum Tex diduga gelapkan uang perusahaan sebesar Rp14 miliar. Dia pun menjadi terdakwa dan menjalani persidangan perdananya di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Kamis (10/12/2020).

 

Dalam dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Adib Fachri, terdakwa mempunyai kewenangan menerima bukti tagihan dari kreditur. Kemudian melaporkannya lewat email untuk  dilakukan pembayaran oleh perusahaan melalui tranfer bank kepada kreditur.

 

Namun, terlapor malah melakukan penggelapan uang perusahaan dibidang tekstil tersebut sejak tahun 2009 sampai 08 Oktober 2019. Modusnya, dengan cara membuat laporan tagihan fiktif dari perusahaan fiktif.

 

"PT Hand Sum Tex telah mentranfer ke rekening Bank OCBC NISP, BCA, dan CIMB Niaga atas nama Jusup (suami terlapor), William (adik terlapor), Anto (adik terlapor), Simon Tamzil (teman suami terlapor) dan Hengky Amos Hengkesa (teman suami terlapor) yang seluruhnya berjumlah Rp14.556.584. 980," ujar Adib.

 

Uang hasil penggelapan tersebut oleh Hasniati diduga dibelikan ruko, rumah, mobil dan di Investasikan melalui Asuransi Genereli dan investasi lainnya.

 

Aksinya baru diketahui perusahaan pada sekitar 9 Oktober 2019, setelah dilakukan audit internal serta melakukan klarifikasi langsung terhadap Hasniati dan beberapa pihak terkait.

 

“Terlapor pun mengakuinya, lalu meminta maaf kepada saksi Hung Ying Che selaku direktur perusahaan," kata Adib.

 

Setelah itu, Hasniati telah diundang datang ke kantor penasehat hukum perusahaan. Kemudian menyerahkan tiga buah Sertifikat Hak Milik ruko dan rumah atas nama Jusup (suami terlapor) serta uang Rp250 juta. 

"Pelapor menelfon terlapor meminta agar mengembalikan uang sisa hasil dugaan penggelapan itu. Namun, terlapor selalu mengaku tidak punya apa-apa lagi selain rumah tinggal, mobil serta uang Rp100 juta untuk sehari-hari," jelasnya.

 

Karean Haniati tida mempunyai itikad baik untuk mengembalikan uang hasil penggelapan, akhirnya kuasa hukum perusahaan melaporkannya ke Polres Metro Tangerang Kota. 

Hasniati didakwa Pasal 374 KUHP Jo Pasal 64 Pasal 2 ayat (1) tentang penggelapan dan pemberatan dengan ancaman penjara selama 5 tahun. Sidang pun ditunda dan dilanjutkan pada Selasa, 22 Desember 2020 besok lantaran terlapor meminta eksepsi. 

 

Kuasa Hukum PT Hand Sum Tex Anwar berharap JPU bisa melanjutkan dakwaan apabila ada eksepsi dari terdakwa. Pihaknya pun akan terus memonitor jalannya persidangan hingga selesai. 

 

"Saya pikir ini sesuai dengan hukum lah. Kita harapkan, sanksinya pun sesuai yang kita harapkan. Ini kan baru pembacaan dakwaan, ya nanti kita lihat sidang-sidang berikutnya," ujarnya.

 

Sementara itu, Muhammad Solihin, Kuasa Hukum Hasniati pihaknya akan mengajukan bandingan dalam perkara ini.

TANGSEL
Ancam Satpam Pakai Sajam Usai Kepergok Curi Besi, Pria Ini Ditangkap di Serpong

Ancam Satpam Pakai Sajam Usai Kepergok Curi Besi, Pria Ini Ditangkap di Serpong

Jumat, 16 Mei 2025 | 23:38

Polres Tangerang Selatan (Tangsel) telah berhasil menangkap pelaku kasus ancaman kekerasan dan membawa senjata tajam tanpa izin yang terjadi di wilayah hukum Polres Tangsel.

SPORT
Persita Tahan Imbang Persib dengan Skor 2-2 di Laga Kandang Terakhir Musim Ini

Persita Tahan Imbang Persib dengan Skor 2-2 di Laga Kandang Terakhir Musim Ini

Jumat, 16 Mei 2025 | 23:05

Pendekar Cisadane bermain imbang 2-2 dengan Maung Bandung di pekan ke-33 BRI Liga 1 2024/25 di Stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang, Jumat 16 Mei 2025, sore.

AYO! TANGERANG CERDAS
Waktunya Fleksibel, Segini Biaya Kuliah di Universitas Terbuka 

Waktunya Fleksibel, Segini Biaya Kuliah di Universitas Terbuka 

Rabu, 14 Mei 2025 | 12:21

Bagi siswa kelas 12 yang berencana kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) namun ingin waktu belajar yang fleksibel, Universitas Terbuka (UT) bisa menjadi pilihan ideal.

OPINI
Manipulasi Angka Kemiskinan BPS Indonesia vs Data Bank Dunia

Manipulasi Angka Kemiskinan BPS Indonesia vs Data Bank Dunia

Selasa, 13 Mei 2025 | 14:28

Inilah dampak dari sistem kapitalisme dalam pengelolaan ekonomi. Indikator kemiskinan dibuat serendah mungkin agar negara bisa mengklaim berhasil menurunkan angka kemiskinan. Padahal faktanya, kemiskinan tidak benar-benar berkurang

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill