Connect With Us

Imlek Ternyata Cuma Ada di Indonesia, Begini Asal Usulnya  

Fahrul Dwi Putra | Selasa, 28 Januari 2025 | 07:28

Pernak pernik Imlek di Pasar Lama, Kota Tangerang, Rabu 7 Februari 2024. (@TangerangNews / Rangga Agung Zuliansyah)

TANGERANGNEWS.com- Banyak orang mengenal perayaan Tahun Baru China dengan sebutan Imlek. Namun, tahukah kamu bahwa istilah Imlek sebenarnya hanya digunakan di Indonesia? Di negara asalnya, China, perayaan ini memiliki nama yang berbeda.  

Perbedaan ini dipengaruhi oleh sejarah dan kebijakan politik di Indonesia, yakni pada era Orde Baru. Pada masa itu, segala hal yang berkaitan dengan budaya China sempat dilarang di ruang publik, tak terkecuali perayaan Tahun Baru China.  

Dilansir dari CNBC Indonesia, di China perayaan ini dikenal dengan nama Sin Cia, yang berasal dari bahasa Mandarin. Namun, di Indonesia, istilah tersebut digantikan dengan kata Imlek, yang diambil dari dialek Hokkien. Kata "Imlek" (阴历, dibaca im-le̍k) terdiri dari dua suku kata: im yang berarti ‘bulan’ dan lek yang berarti ‘penanggalan’. Secara harfiah, Imlek berarti "kalender bulan".  

  Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, kebebasan masyarakat Tionghoa untuk mengekspresikan budayanya sangat dibatasi. Tahun 1967, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China. 

Aturan ini melarang segala hal yang berbau China, mulai dari penggunaan bahasa Mandarin, musik, hingga perayaan Tahun Baru China di ruang publik. Pelarangan ini erat kaitannya dengan kebijakan anti-komunis Orde Baru. 

Soeharto menganggap segala bentuk ekspresi budaya Tionghoa berpotensi mengancam ideologi Pancasila, terutama karena China saat itu dikenal sebagai negara komunis. Akibatnya, masyarakat Tionghoa di Indonesia harus merayakan Tahun Baru China secara diam-diam, tanpa ada pengakuan resmi dari negara, apalagi hari libur nasional.  

  Setelah runtuhnya Orde Baru, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa mulai dikurangi. Di masa awal reformasi, Presiden B.J. Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengambil langkah bersejarah dengan mencabut berbagai kebijakan diskriminatif yang diterapkan pada era Soeharto.  

Gus Dur bahkan secara resmi menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. 

Sejak saat itu, perayaan Imlek kembali bisa dilakukan secara terbuka, lengkap dengan berbagai tradisi seperti barongsai, angpau, dan hiasan merah yang menghiasi pusat-pusat perbelanjaan.  

Namun, meskipun larangan resmi telah dicabut, sisa-sisa diskriminasi terhadap masyarakat Tionghoa tidak serta-merta hilang. Sejarah panjang pembatasan budaya ini meninggalkan dampak yang masih terasa hingga sekarang.  

TANGSEL
Pembangunan Gedung Serba Guna di Serpong Berlanjut Meski Sudah Disegel, Ini Penjelasan Satpol PP Tangsel

Pembangunan Gedung Serba Guna di Serpong Berlanjut Meski Sudah Disegel, Ini Penjelasan Satpol PP Tangsel

Jumat, 1 Agustus 2025 | 13:37

Satpol PP Kota Tangerang Selatan membantah adanya pembiaran pada proyek pembangunan Gedung Serba Guna (GSG) milik Yayasan Shekinah Glory di kawasan BSD Sektor 12-1, yang terus berjalan meski telah disegel, 01 Agustus 2025.

BISNIS
Hadir di Cirendeu Tangsel, ARAH Coffee Perkuat Peran Sebagai Ruang Komunitas

Hadir di Cirendeu Tangsel, ARAH Coffee Perkuat Peran Sebagai Ruang Komunitas

Senin, 28 Juli 2025 | 10:59

ARAH Coffee, brand kopi lokal yang dikenal dengan komitmennya dalam membangun ruang bagi komunitas, resmi membuka gerai terbarunya di Cirendeu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu 20 Juli 2025.

BANDARA
Mulai 1 Agustus, Citilink dan Batik Air Alihkan Sejumlah Rute dari Bandara Halim ke Soekarno-Hatta

Mulai 1 Agustus, Citilink dan Batik Air Alihkan Sejumlah Rute dari Bandara Halim ke Soekarno-Hatta

Selasa, 29 Juli 2025 | 19:19

Bandara Internasional Soekarno-Hatta menyatakan kesiapannya dalam menyambut perpindahan sejumlah rute penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, mulai tanggal 1 Agustus 2025.

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill