Connect With Us

Insiden Pecah Kaca di Kantor Wali Kota, Publik Soroti Etika Pejabat Tangsel

Yudi Adiyatna | Senin, 28 Agustus 2017 | 09:00

Tampak serpihan kaca yang rusak sedang di perbaiki oleh tukang, di Balaikota Tangerang Selatan, Jumat (25/8/2017). (@TangerangNews2017 / Yudi Adiyatna)

TANGERANGNEWS.com-Peristiwa dugaan pengerusakan kaca pintu otomatis yang dilakukan oleh salah seorang mantan lurah yang terjadi di kantor Wali Kota Tangsel, Jumat (25/8/2017) kemarin mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Sebagian pihak justru menilai, hal tersebut merupakan bagian dari kekecewaan masyarakat sebagai bentuk buruknya etika pejabat publik yang ingin ditemui oleh masyarakatnya.

Seperti diutarakan Kordinator TRUTH, Suhendar kepada TangerangNews.com Minggu (27/8/2017).  Dirinya menganggap peristiwa tersebut jangan hanya dilihat dari saat ini. Tapi harus dilihat secara utuh, ada apa dan mengapa bisa terjadi demikian?

"Yang ingin ditemui kan kepala daerah, yaitu wakil wali kota, sebagai pejabat public. Maka sudah sangat pantas dan benar warga ingin bertemu. Yang menjadi persoalan adalah ketika  wakil wali kota sebagai pejabat publik justru menghindar dengan serangkaian prosedur dan birokratis, seperti membangun jarak dengan masyarakatnya," ungkap Suhendar

Dosen di Fakultas Hukum Universitas Pamulang ini pun menilai  hakikat jabatan publik adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk menerima dengan senang hati, bukan sebaliknya. BACA JUGA : Perusak Pintu Kantor Wali Kota Tangsel Diduga Mantan Lurah

"Jika tidak mau menerima warga, apalagi sampai geram melihat warganya menyampaikan aspirasi maka jangan salahkan  warganya bila menyalurkan dan mengekspresikan dengan bahasanya sendiri. Sehingga terjadilah hal-hal yang kita tidak diinginkan," ungkap Suhendar.

Sementara itu Ketua Komisi 1 DPRD Tangsel Bidang Hukum dan Pemerintahan Ahmad Syawqi menilai terjadinya insiden di kantor orang nomor satu di Tangsel tersebut sebagai sebuah bentuk  kurang  optimalnya komunikasi antara rakyat dan pemimpinnya.

" Harusnya hal-hal kayak gitu enggak terjadi jika  komunikasi  antara warga dan Kepala daerahnya dapat terbangun dengan baik, bukan hanya saat Pilkada saja, " ungkap Syawqi.

Politisi Partai Gerindra ini pun mengimbau agar kedepannya seluruh pejabat publik dan pelayan masyarakat yang ada di Tangsel harus lebih baik lagi berkomunikasi dan menerima berbagai macam keluhan masyarakat . BACA JUGA : Kesal enggak bisa bertemu Airin, warga Rusak Pintu Balai Kota Tangsel

"Saya berharap kedepannya para pejabat publik di Tangsel harus lebih siap menerima berbagai macam keluhan dan  latar belakang warganya. Jika mereka tidak siap ya tidak usah jadi pejabat public," tegas Syawqi.(DBI)

KAB. TANGERANG
Balita di Tangerang Dibakar Pacar Ibunya Hanya karena Hubungan Tidak Direstui

Balita di Tangerang Dibakar Pacar Ibunya Hanya karena Hubungan Tidak Direstui

Kamis, 1 Mei 2025 | 22:08

Polisi mengungkap motif Heri Budiman, 38, membunuh dan membakar balita usia 5 tahun inisial MA di kontrakan wilayah Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

PROPERTI
Property Expo di Supermal Karawaci, Paramount Petals Tawarkan Cashback Puluhan Juta

Property Expo di Supermal Karawaci, Paramount Petals Tawarkan Cashback Puluhan Juta

Rabu, 30 April 2025 | 16:21

Paramount Petals mengundang masyarakat untuk hadir dalam event Property Expo 2025 yang berlangsung pada 29 April hingga 11 Mei 2025 di Center Atrium lantai LG Supermal Karawaci Tangerang.

TANGSEL
Dibangun Akhir Tahun, PSEL di TPA Cipeucang Bakal Ubah 1.000 Ton Sampah Jadi Listrik 15,7 Megawatt

Dibangun Akhir Tahun, PSEL di TPA Cipeucang Bakal Ubah 1.000 Ton Sampah Jadi Listrik 15,7 Megawatt

Kamis, 1 Mei 2025 | 22:28

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) bersiap menghadirkan fasilitas pengolahan sampah modern, yang mampu mengolah hingga 1.000 ton sampah per hari dan mengubahnya menjadi energi listrik.

NASIONAL
Lulusan 10 Jurusan Kuliah Ini Sulit Cari Kerja, Kenapa Bisa?

Lulusan 10 Jurusan Kuliah Ini Sulit Cari Kerja, Kenapa Bisa?

Kamis, 1 Mei 2025 | 12:16

Tak sedikit mahasiswa yang baru sadar setelah lulus, bahwa jurusan kuliah yang dipilih ternyata tidak memberikan peluang kerja yang besar. Padahal, biaya kuliah bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Lalu kenapa bisa begitu?

""Kekuatan dan perkembangan datang hanya dari usaha dan perjuangan yang terus menerus""

Napoleon Hill